Menuju konten utama

BI Prakirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,3 Persen Tahun Ini

Perry sebut meski alami koreksi ke bawah, perbaikan ekonomi domestik diprakirakan tetap berlangsung seiring meningkatnya mobilitas warga.

BI Prakirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,3 Persen Tahun Ini
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Erwin Rijanyo, menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta,Kamis (20/2/2020). ANTARAFOTO/Puspa Perwitasari/ama.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berada pada rentang 4,5 - 5,3 persen. Perkiraan ini lebih rendah dari proyeksi awal sebelumnya yang sebesar 4,7 - 5,5 persen.

“Untuk keseluruhan tahun 2022 BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,5-5,3 persen, sedikit lebih rendah," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2022, Selasa (19/4/2022).

Perry mengatakan, meski alami koreksi ke bawah, perbaikan ekonomi domestik diprakirakan tetap berlangsung seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.

Hingga kuartal I-2022, kata dia, perbaikan ekonomi terus berlanjut didukung oleh peningkatan konsumsi, investasi nonbangunan, dan kinerja ekspor sejalan dengan mobilitas penduduk dan aktivitas ekonomi yang membaik.

"Sejumlah indikator dini pada Maret 2022, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, dan PMI manufaktur juga mengindikasikan terus berlangsungnya pemulihan ekonomi domestik," katanya.

Perry melihat pertumbuhan ekonomi juga ditopang kinerja positif berbagai lapangan usaha, seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta informasi dan komunikasi.

Secara spasial, perbaikan ekonomi juga ditopang terutama oleh akselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa dan Bali Nusra, disertai tetap baiknya kinerja ekonomi Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), Sumatera, dan Kalimantan.

Ke depan, lanjut Perry, perbaikan kinerja ekonomi akan dipengaruhi oleh volume ekspor yang tertahan seiring dengan lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi global dan perdagangan dunia akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina.

"Perbaikan permintaan domestik ke depan juga akan terpengaruh baik karena tertahannya volume ekspor maupun kenaikan harga energi dan pangan global," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI RI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz