Menuju konten utama

BI Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 jadi di Bawah 2,3 %

BI menyatakan realisasi pertumbuhan Januar-Maret 2020 itu menunjukkan dampak Corona atau COVID-19 terjadi lebih cepat.

BI Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 jadi di Bawah 2,3 %
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (20/2/2020). ANTARAFOTO/Puspa Perwitasari/ama.

tirto.id - Bank Indonesia merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 usai realisasi kuartal I tahun ini hanya mencapai 2,97 persen.

BI menyatakan realisasi pertumbuhan Januari-Maret 2020 itu menunjukkan dampak Corona atau COVID-19 terjadi lebih cepat. Dampak COVID-19 awalnya diperkirakan baru terasa pada April-Juni 2020.

“Lalu bagaimana ini. Semula (prediksi 2020) 2,3 persen ya tentu akan lebih rendah dari 2,3 dengan realisasi Q1 (kuartal I) yang ternyata lebih rendah,” ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam siaran live di akun Youtube BI, Rabu (6/5/2020).

Perry menyatakan awalnya BI mengharapkan pada kuartal I 2020, Indonesia masih bisa tumbuh 4,4 persen. Itu didukung dengan perkiraan konsumsi masyarakat yang tumbuh 4,4 persen, investasi 2,4 persen sehingga ekonomi bisa terjaga meski ekspor diprediksi bakal terkontraksi 1,6 persen.

Data BPS menunjukkan fakta lain. Konsumsi hanya tumbuh 2,8 persen. Investasi yang diukur dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mentok di angka 1,7 persen. Namun Perry masih puas karena ekspor masih bertengger di angka 0,24 persen lebih baik dari perkiraan BI yang minus.

Perry juga merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi per kuartalnya selama tahun 2020. Awalnya pada 9 April 2020, Perry menyatakan kuartal II 2020 akan ada pertumbuhan 1,1 persen, kuartal III 1,3 persen, dan kuartal IV 2,4 persen.

Perubahannya menjadi kuartal II 0,4 persen, kuartal III 1,2 persen, dan kuartal IV 3,1 persen. Alasan Perry tetap menaruh skema optimis dilatarbelakangi prediksi COVID-19 akan berakhir usai periode April-Mei-Juni 2020. Setelah tiga bulan itu, ia berharap Agustus 2020 sudah selesai.

Pada tahun 2021, ia masih optimistis Indonesia masih bisa tumbuh 6,6 sampai 7,1 persen jika defisit fiskal bisa dijaga 3-4 persen. Lalu pada tahun 2022, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sudah bisa kembali mengikuti tren normal di kisaran 5 persen sehingga bisa mencapai 5,4 persen.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan