Menuju konten utama

BI Kembangkan Fitur Pembayaran QRIS Tanpa Ponsel di Pesantren

Bank Indonesia sedang mengembangkan fitur pembayaran QRIS dengan face recognition yang bisa digunakan di pesantren.

BI Kembangkan Fitur Pembayaran QRIS Tanpa Ponsel di Pesantren
Pembeli membayar dengan metode scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Kafe kawasan Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (13/8/2021). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) akan menyediakan fitur pembayaran Quick Response Indonesia Standard (QRIS) dengan Face Recognition untuk santri dan santriwati di seluruh pesantren. Teknologi ini nantinya bakal memudahkan para santri untuk menunjang kebutuhan finansial.

Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Arief Hartawan mengatakan, selama ini santri dan santriwati tidak diperbolehkan untuk menggunakan handphone. Melalui teknologi ini, para santri hanya perlu memperlihatkan wajahnya, kemudian sistem akan langsung menghubungkan dengan data rekening yang dimiliki santri.

"Jadi yang jualan pengelola toko bisa motret pembeli. Jadi kalau santrinya belanja karena dia tidak bawa handphone tidak bisa scan, jadi dipotret dia. Di foto sudah ada database pesantren ini," ujarnya dalam Taklimat Media, di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7/2022).

Dia mengatakan, rencana penggunaan fitur pembayaran ini sudah masuk dalam tahap uji coba dan BI juga sudah bekerja sama dengan lembaga bank dan nonbank. Meski demikian belum dapat dipastikan kapan penerapannya mulai dilaksanakan.

"Teknologinya lagi dikembangkan dan sedang sandbox dirumuskan teknologinya seperti apa," ujarnya.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta menambahkan, sistem teknologi baru ini menjadi inovasi yang ditawarkan BI. Tujuannya untuk semakin meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

Perluasan QRIS hingga pesantren diyakini bisa mencapai tujuan tersebut mengingat besarnya pangsa pasar di sana. Data Kementerian Agama (Kemenag) per April 2022 menunjukkan ada 2,65 juta santri di seluruh pesantren di Indonesia.

"Jadi itu yang kami sebut sebagai inovasi. Jika Anda tidak bisa membawa gawai maka kami hadirkan face recognition dengan QRIS dan instrumen lain untuk bertransaksi," kata Filianingsih.

Semenjak diimplementasikan pada 1 Januari 2020, QRIS telah berhasil menggaet 12 juta penjual atau merchants tahun lalu. Angka tersebut bahkan sudah bertambah menjadi 19 juta penjual sampai hari ini.

Dari sisi suplai, Filianingsih mengatakan bahwa BI menargetkan untuk mendapatkan kembali tambahan 15 juta pengguna baru tahun ini.

"Tahun ini kami memiliki target untuk mendapatkan 15 juta pengguna baru. Kami juga punya target bersama dengan Kementerian Perdagangan, yakni tambahan 250 lebih pasar tradisional yang akan menggunakan QRIS," ujar dia.

Baca juga artikel terkait QRIS atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri