Menuju konten utama

BI Catat Januari-Maret 2020 Ada Nett Outflow Rp145,1 T

Keluarnya aliran modal diklaim BI tidak terkait dengan situasi domestik Indonesia terutama dalam penanganan Corona.

BI Catat Januari-Maret 2020 Ada Nett Outflow Rp145,1 T
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (26/3/2020). ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp.

tirto.id - Bank Indonesia mencatat selama Januari-Maret 2020 atau year to date, aliran modal yang keluar mencapai Rp145,1 triliun dalam hitungan nett outflow . Aliran modal yang keluar itu terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp131,1 triliun dan saham senilai Rp9,9 triliun.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan, total aliran modal yang keluar sebenarnya masih lebih besar lagi.

Ia mencatat usai Corona merebak pada 20 Januari 2020-30 Maret 2020 ada outflow senilai Rp167,9 triliun. Terdiri atas Rp153,4 triliun SBN dan saham senilai Rp13,4 triliun. Nett outflow kemudian menjadi lebih kecil karena BI mencatat ada inflow sampai sampai 19 Januari 2020.

“20 Januari merebak virus ada outflow yang lebih besar. Totalnya Rp167,9 triliun,” ucap Perry dalam siaran live di akun Youtube Bank Indonesia, Selasa (31/3/2020).

Perry juga bilang banyaknya aliran modal yang keluar selama periode Corona disebabkan karena kepanikan investor global. Ia memastikan keluarnya aliran modal itu tidak terkait dengan situasi domestik Indonesia terutama dalam penanganan Corona.

Meski menghadapi banyak aliran modal yang keluar, Perry menyatakan BI telah berupaya memitigasi dampaknya pada rupiah. Ia bilang selama Januari-Maret 2020 atau YTD, BI telah membeli SBN sebanyak Rp172,5 triliun.

Sebagian besar dari pembelian SBN ini ditujukan untuk mengantisipasi penjualan atau pelepasan SBN oleh asing.

“Di antaranya Rp166,2 triliun itu adalah pembelian SBN dari pasar sekunder yang memang dilepas oleh investor asing,” ucap Perry.

Selain itu, Perry juga menyampaikan ada kabar positif lainnya. Ia bilang Kemenkeu belum lama ini telah memenangkan pembelian SBN senilai Rp22,2 triliun dari target Rp15 triliun. Ia bilang angka ini menunjukkan kepercayaan investor masih cukup tinggi. Hasil penjualan SBN ini menurutnya bakal signifikan menambah aliran modal masuk atau inflow ke depannya.

“Itu dari target Rp15 triliun padahal Bid-nya Rp35,15 triliun. Kemenkeu memenangkan lelang lebih tinggi dari target Rp15 triliun,” ucap Perry.

Baca juga artikel terkait PENANAMAN MODAL ASING atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali