Menuju konten utama

BI Bantah Anggapan Terlambat Menaikkan Suku Bunga Acuan

Menaikkan 7DRRR diambil dengan pertimbangan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

BI Bantah Anggapan Terlambat Menaikkan Suku Bunga Acuan
Gubernur BI Agus Martowardojo. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo membantah anggapan bahwa Bank Sentral terlambat dalam menaikkan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR).

Menurut Agus, keputusan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin tersebut muncul setelah melihat perkembangan kondisi global pada Mei 2018.

Agus menyebutkan kondisi global pada bulan ini cenderung berbeda dengan April 2018. Oleh karena itu, sikap menaikkan 7DRRR pun akhirnya diambil dengan pertimbangan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Kami melihat dari faktor eksternal, terutama kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat, tensi perdagangan antara Amerika Serikat dengan Cina, serta Amerika Serikat yang mencabut kesepakatan terkait dengan nuklir,” kata Agus di Jakarta pada Jumat (18/5/2018).

Lebih lanjut, Agus menekankan bahwa BI akan terus memantau perkembangan perekonomian global. Ia mengklaim BI tidak akan ragu untuk mengeluarkan bauran kebijakan yang lebih kuat apabila memang diperlukan.

Agus juga menyampaikan segala kebijakan yang diambil Bank Sentral tetap memperhatikan inflasi maupun meredam gejolak pada stabilitas sistem keuangan. Upaya antisipasi terhadap pergerakan inflasi yang disebabkan depresiasi pun terus dilakukan.

“Kondisi pergerakan nilai tukar itu adalah dinamika yang harus dapat dipahami karena sudah tiga bulan ini kami menyampaikan bahwa likuiditas global sedang ada rebalancing,” ucap Agus.

BI memang akhirnya menaikkan suku bunga acuan setelah menahannya di angka 4,25 persen sejak September 2017. Dengan kenaikan sekitar 0,25 persen itu, maka suku bunga acuan BI per hari ini (18/5/2018) ialah sebesar 4,5 persen.

Tak hanya suku bunga acuan, BI juga turut menaikkan suku bunga deposit facility menjadi 3,75 persen dan suku bunga lending facility menjadi 5,25 persen.

Masih dalam kesempatan yang sama, Agus sempat menegaskan bahwa arah kebijakan moneter BI saat ini ialah netral. Ia mengatakan kebijakan untuk menaikkan suku bunga acuan turut ditopang pelaksanaan operasi moneter yang diarahkan untuk menjaga kecukupan likuiditas, baik di pasar valas maupun pasar uang.

“Sebagai otoritas makroprudensial dan otoritas moneter, BI akan mengambil langkah kalau seandainya kita melihat itu diperlukan untuk stabilitas sistem keuangan,” kata Agus.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora