Menuju konten utama

Beroperasi Maret 2019, Harga Tiket MRT Jakarta Masih Belum Pasti

"Akan sangat bagus jika saat beroperasi nanti ada integrasi tiket."

Beroperasi Maret 2019, Harga Tiket MRT Jakarta Masih Belum Pasti
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau proyek pembangunan MRT di Depo Lebak Bulus, Jakarta, Minggu (1/7/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyebutkan harga tiket MRT untuk rute Lebak Bulus-Bundaran HI yang direncanakan bakal mulai beroperasi secara komersial pada Maret 2019 masih terus dibahas. Untuk harga yang diajukan PT MRT Jakarta adalah sebesar Rp8.500,00.

“Tapi untuk keputusan dan berapa subsidinya, pemerintah yang akan menetapkan. Angka Rp8.500,00 itu nilai berdasarkan willingness to pay masyarakat,” kata William di kawasan Thamrin, Jakarta pada Kamis (27/9/2018).

Lebih lanjut, William tidak menutup kemungkinan apabila nantinya diterapkan integrasi tiket. Menurut William, skema yang akan diterapkan untuk tiket MRT masih digodok Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“PT MRT Jakarta sudah menyiapkan usulan dan mengusulkannya ke pemerintah, akan sangat bagus jika saat beroperasi nanti ada integrasi tiket. Tapi kalaupun itu belum terjadi pada saatnya, MRT tetap akan bisa beroperasi,” jelas William.

Meski masih beroperasi besok Maret 2019, MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI sudah akan mulai diuji coba pada Desember 2018 mendatang.

Trayek MRT Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 16 kilometer itu merupakan proyek fase pertama yang menelan biaya sekitar Rp16 triliun. Begitu rampung, PT MRT Jakarta telah berencana untuk membangun proyek fase kedua, yakni dengan rute Bundaran HI-Kampung Bandan sepanjang 8,3 kilometer.

Masih dalam kesempatan yang sama, William sempat menyampaikan perkembangan terbaru dari aksi vandalisme yang sempat dilakukan pada gerbong MRT di Depo Lebak Bulus. William mengatakan PT MRT Jakarta terus berkoordinasi dengan kepolisian guna mengusut tuntas kasus tersebut.

“Kami mengutuk keras apa yang dilakukan terhadap pengrusakan fasilitas publik MRT Jakarta yang belum dioperasikan,” ujar William.

Guna mencegah agar kejadian serupa tak terulang lagi, PT MRT Jakarta pun berkomitmen untuk memperketat pengamanan di depo. Salah satunya dengan menambah jumlah CCTV, dari yang awalnya hanya ada 4 buah, menjadi 14 buah.

“Sampai hari ini memang [coret-coretan] belum dihapus karena arahan dari polisi. Bisa dihapus, tapi kami melihatnya sebagai barang bukti untuk penyelidikan kepolisian,” ungkap William.

Baca juga artikel terkait PROYEK MRT atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yulaika Ramadhani