Menuju konten utama

Berlomba Saling Klaim Jadi Browser Paling Irit

Beberapa perusahaan teknologi membuat layanan browser atau perambah, umumnya dilepas secara cuma-cuma ke konsumen. Meskipun sebagai layanan gratisan, browser terus dikembangkan untuk melayani konsumen termasuk untuk urusan hemat baterai gadget.

Berlomba Saling Klaim Jadi Browser Paling Irit
Ilustrasi. Seorang pengguna smartphone browsing menggunakan browser. Foto/iStock

tirto.id - Sadar atau tak sadar peran perangkat browser atau perambah sangat vital pada gadget untuk membantu pencarian informasi, percakapan dengan teman, mengirim email, dan sebagainya. Di era serba digital, kegiatan berbelanja barang online, membaca berita, dan ber-media sosial juga dilakukan melalui "pintu" perambah.

Perusahaan teknologi seperti Google tak pernah puas menyodorkan layanan yang lebih baik dari sebuah versi perangkat lunak sebelumnya. Google melakukan perbaikan pada perambah Chrome. Chrome 57 ini diklaim lebih irit 25 persen dari sebelumnya, karena menggunakan teknologi baru. Secara sederhana, Chrome bisa mencegah “tab” yang ada di background atau latar belakang menguras baterai laptop.

Sudah menjadi kebiasaan kini saat berselancar di dunia maya, pengguna membuka banyak situsweb melalui deretan tab. Perlu diingat, situsweb sekarang memiliki konten multimedia yang cukup beragam. Selain itu, banyak konten-konten lain dari situsweb yang cukup berat ditampilkan perambah seperti video dan tampilan cantik situsweb memanfaatkan Javascript, Jquery, dan pelbagai program lainnya.

Saat seseorang berselancar di dunia maya dengan membuka banyak tab di perambah, meskipun tab tersebut tidak tampil di layar utama laptop, secara tak sadar tab-tab tersebut masih bekerja di latar belakang. Laman Developer Google menyebut, tab yang bekerja di latar belakang memiliki efek negatif dalam performa suatu perambah.

Lebih jauh lagi akan menghasilkan efek negatif pada komputer secara keseluruhan. Tab yang bekerja di latar belakang, mengkonsumsi energi hingga sepertiga konsumsi energi yang diserap oleh perambah. Artinya dengan memperbaiki konsumsi energi pada proses latar belakang itu maka memperbaiki performa secara signifikan bagi sebuah perambah.

Secara teknis, aksi Chrome menangani tab yang bekerja di latar belakang kini mulai berbeda. Sebagaimana diwartakan Gizmodo, tab yang bekerja di latar belakang diberikan alokasi waktu oleh algoritma Chrome terbaru untuk melakukan proses-proses komputasi selama 10 detik. Chrome akan membatasi tab yang bekerja di latar belakang untuk hanya menggunakan 1 persen inti CPU sebuah komputer.

Dengan batasan proses komputasi tersebut, CPU dan pelbagai komponen komputer terkait akan bekerja lebih ringan. Hal demikian tentu akan mengakibatkan konsumsi energi lebih hemat. Kenyamanan perambah Chrome dengan fitur hemat energi tersebut bisa dirasakan pengguna di pembaruan Chrome versi 57. Mudahnya, pengguna tinggal melakukan update untuk merasakan dampaknya, terutama saat berselancar secara mobile. Upaya memperbaiki layanan perambah yang hemat energi bukan hanya dilakukan oleh Google saja.

Infografik Perambah Terbaik Hemat Baterai

Perang Saling Klaim

Secara umum, perang perambah irit daya merupakan perang yang cukup sengit dilakukan oleh para perusahaan penyedia perambah. Chrome bikinan Google, Edge dan Internet Explore bikinan Microsoft, Opera, Mozilla Firefox, dan Safari dari Apple merupakan perambah-perambah populer di dunia digital yang saling berebut pasar. Guna menarik minat pengguna, strategi irit daya merupakan strategi populer yang sering mereka lakukan.

Apa yang dilakukan Google dengan Chrome yang terbaru, adalah buah dari janji yang pernah mereka ucapkan di September 2016 lalu. Google tertantang untuk memperbaiki Chrome yang boros energi karena banyak perambah lain yang mulai menyerang Chrome dari sisi penggunaan energi.

Microsoft sempat mengklaim di 2016 bahwa perambah buatan mereka, Edge, merupakan perambah paling hemat energi. Untuk membuktikannya, Microsoft melakukan suatu uji coba dengan 2 indikator. Pertama, mereka melakukan uji coba di suatu lab yang terkontrol. Perambah seperti Chrome, Opera, dan Firefox diuji bersama Edge dengan melakukan pekerjaan menjelajah internet sehari-hari secara umum. Hasilnya, Microsoft mengklaim bahwa Edge paling irit baterai dibandingkan yang lain.

Indikator kedua, mereka melakukan streaming video beresolusi HD atau High Definition. Hasilnya, Edge bisa bertahan selama 7 jam dan 22 menit. Sedangkan Chrome hanya mempu bertahan 4 jam dan 19 menit. Selain Edge dari Microsoft, tantangan juga datang dari Opera. Dari situsweb resmi mereka, Opera mengklaim bahwa perambah mereka bisa hidup lebih lama 35 persen jika memanfaatkan fitur penghemat baterai bikinan Opera. Untuk membuktikan klaim, Opera melakukan pengujian pada Juni 2016 lalu, hasilnya, Opera mengklaim sebagai pemenang.

Namun dari sisi pangsa pasar, dalam dunia perambah, Chrome masih sebagai juaranya. Net Market Share mengungkapkan bahwa Chrome menjadi pemimpin pasar. Rinciannya, Chrome versi 56 menjadi pemimpin pangsa pasar dengan 29,31 persen. Perambah bikinan Microsoft, Internet Explore mengambil pasar sebesar 11,51 persen. Kemudian, Chrome versi 55 dengan 10,44 persen, dan Firefox versi 51 dengan 7,13 persen.

Google Chrome disukai lantaran perambah tersebut didukung oleh layanan-layanan Google lainnya. Sundar Pinchai, yang kini menjadi CEO Google, di 2008 menulis di blog resmi Google mengenai kelahiran Chrome. Chrome menurutnya lahir karena Chrome ingin membantu inovasi di dunia internet. Juga, Chrome lahir lantara para pembuatnya percaya pada akses pada informasi bagi setiap orang. Chrome dibuat, secara sederhana, untuk membantu pengguna, mengekstrak manfaat dan informasi dari dunia internet.

Chrome, Edge, Firefox, dan Opera adalah pelbagai perambah yang bisa disematkan di gadget Anda. Para perusahaan teknologi ini boleh saja perang klaim, tapi sebagai konsumen Anda tentu tak akan pernah tahu kebenaran dari klaim-klaim para pembuat browser sebelum benar-benar mengujinya.

Baca juga artikel terkait GOOGLE atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra