Menuju konten utama

Berhubungan Seks Usai Melahirkan, Kapankah Waktu yang Tepat?

Kapan waktu yang tepat berhubungan seks usai melahirkan?

Berhubungan Seks Usai Melahirkan, Kapankah Waktu yang Tepat?
Ilustrasi Bermesraan saat Hamil. iStockphoto/GettyImages

tirto.id - Berhubungan seks setelah melahirkan tetap bisa dilakukan dengan memperhatikan sejumlah hal, termasuk waktu yang tepat.

Kehamilan dan proses persalinan memang menimbulkan banyak perubahan terhadap tubuh dan kehidupan seks. Meski banyak yang berubah, seks pasca-persalinan sah-sah saja dilakukan. Seks dapat meningkatkan dan mengembalikan keintiman bersama pasangan.

Namun demikian, pasangan tentu harus sedikit bersabar, karena melakukannya harus menunggu waktu yang tepat. Lantas, kapan waktu yang tepat?

Kapan waktu yang tepat berhubungan seks usai melahirkan?

Tidak ada "masa tunggu" yang ditetapkan sebelum seorang wanita dapat berhubungan seks lagi setelah melahirkan. Beberapa profesional perawatan kesehatan merekomendasikan menunggu 4-6 minggu.

Karena selama periode tersebut kemungkinan terjadinya masalah, seperti perdarahan atau infeksi, kecil. Namun, jika ibu mengalami episiotomi atau robekan saat lahir, maka mungkin diberitahu untuk tidak melakukan hubungan intim sampai jahitan pada robekan tersebut benar-benar sembuh, demikian melansir The American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG).

Perubahaan seks setelah melahirkan

Seks setelah melahirkan akan terasa berbeda. Satu studi kecil menemukan bahwa 83 persen wanita mengalami masalah seksual dalam tiga bulan pertama setelah persalinan pertama mereka. Masalah paling umum dengan seks setelah melahirkan meliputi

  • kekeringan vagina
  • jaringan vagina yang tipis
  • hilangnya elastisitas pada jaringan vagina
  • robekan perineum atau episiotomi
  • berdarah
  • rasa sakit
  • Otot "longgar"
  • rasa sakit
  • kelelahan
  • libido rendah

Hormon memainkan peran besar dalam pemulihan dan kembali ke aktivitas seksual normal. Setelah melahirkan, hormon estrogen turun ke tingkat yang sama saat pra-kehamilan. Jika menyusui, kadar estrogen mungkin turun, lebih rendah dibanding sebelum kehamilan.

Estrogen ini berfungsi membantu memasok pelumasan vagina alami. Sehingga kadar hormon estrogen yang rendah akan meningkatkan kemungkinan kekeringan pada vagina. Sementara, vagina yang kering dapat menyebabkan iritasi, bahkan perdarahan, saat berhubungan seks.

Melahirkan secara normal dapat meregangkan otot-otot saluran vagina untuk sementara waktu. Otot-otot ini membutuhkan waktu untuk memulihkan kekuatan dan stabilitasnya. Jika Anda mengalami robekan perineum atau episiotomi selama persalinan normal, Anda mungkin akan menjalani pemulihan yang lebih lama. Berhubungan seks terlalu cepat dapat meningkatkan risiko infeksi.

Persalinan sesar juga dapat memengaruhi sensasi vagina. Masalah hormonal yang sama dapat membuat jaringan vagina kering dan tipis, yang mungkin menyebabkan hubungan seks lebih menyakitkan.

Di samping itu, Anda masih dalam masa penyembuhan dari operasi perut, jadi Anda perlu memastikan luka sayatan telah sembuh dengan benar sebelum melanjutkan hubungan seks, demikian menurut Healthline.

Cara mengatasi

Seperti telah dijelaskan, perubahan hormon mungkin membuat vagina Anda kering, terutama jika Anda menyusui. Hal ini menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks. Untuk meringankan ketidaknyamanan saat berhubungan seks, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan melansir Mayoclinic.

  • Cari posisi dan cara yang membuat Anda nyaman, seperti mengosongkan kandung kemih Anda, mandi air hangat atau mengkonsumsi Pereda nyeri. Jika Anda mengalami rasa terbakar sesudahnya, oleskan es yang dibungkus handuk kecil ke area tersebut.
  • Gunakan pelumas. Ini bisa membantu jika Anda mengalami kekeringan pada vagina.
  • Diskusikan alternatif untuk hubungan seks vaginal, seperti pijat, seks oral atau masturbasi bersama. Beri tahu pasangan Anda apa yang terasa enak - dan apa yang tidak.
  • Luangkan waktu. Sisihkan waktu untuk bercinta saat Anda tidak terlalu lelah atau cemas.
  • Jika seks terus menyakitkan, berkonsultasilah dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang kemungkinan opsi perawatan.

Baca juga artikel terkait SEKS atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yulaika Ramadhani