Menuju konten utama

Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjong Priok

Beras impor asal Vietnam sebanyak 4.900 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada Kamis (15/16/2022).

Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjong Priok
Pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog di Pelabuhan Indah Kiat Merak, Cilegon, Banten, Kamis (5/4/2018). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

tirto.id - Beras impor asal Vietnam sebanyak 4.900 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada Kamis (15/16/2022). Beras tersebut merupakan rangkaian dari rencana impor beras dilakukan Bulog sebanyak 200.000 ton pada Desember ini.

"Iya sudah datang ini sedang bongkar di pelabuhan," kata Kabag Humas Bulog, Tomi Wijaya saat dikonfirmasi Tirto.id, Jumat (16/12/2022).

Sebelummya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengaku kesulitan untuk mendatangkan impor beras sebanyak 200.000 ton ke dalam negeri. Padahal impor ini dibutuhkan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang semakin menipis.

Dia menyebut saat ini banyak negara-negara produksi beras seperti Thailand, Vietam, India, dan Pakistan membatasi ekspor mereka. Bahkan ada sejumlah negara yang sampai menutup ekpornya, lantaran mereka membutuhkan juga.

"200.000 ton juga sedang dalam upaya. Beberapa negara, bahkan ada satu negara yang sudah iya, tapi gak jadi. Karena dia tidak siap karena waktunya singkat," kata Buwas sapaan akrabnya kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (8/12/2022).

Dia menyebut, dalam rapat koordinasi terbatas (Rakortas) bersama pemerintah sebelumnya telah diputuskan untuk CBP 500.000 ton penyerapannya dari dalam negeri. Sedangkan sisanya 500.000 dari impor.

"Pertama adalah kita harus upayakan yang dalam negeri karena cadangan akhir tanpa supply tanpa penyerapan hanya tinggal 300.000 ton, sangat rawan karena kita ditugaskan untuk 1 juta minimal, kalau 300.000 kekurangnanya 700.000 kan," ujarnya.

Baca juga artikel terkait BERAS IMPOR atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang