Menuju konten utama

Berapa Usia Tepat Bagi Anak Belajar Mengenal Huruf dan Angka?

Orang tua bisa saja mengenalkan angka dan huruf kepada anak-anak, asalkan harus diberikan saat waktu yang tepat.

Berapa Usia Tepat Bagi Anak Belajar Mengenal Huruf dan Angka?
Ilustrasi PAUD. foto/istockphoto

tirto.id - Pendidikan termasuk salah satu kebutuhan sekaligus hak yang harus diberikan negara untuk warganya. Pemerintah juga telah sejak lama menjalankan program wajib belajar selama 12 tahun.

Namun, saat ini anak-anak di Indonesia sudah banyak yang mengikuti pendidikan prasekolah atau yang biasa dikenal sebagai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

PAUD juga telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang isinya adalah pendidikan akan dimulai sejak usia dini.

Dalam Undang-undang tersebut, (khususnya bab I, pasal 1, butir 14) menyatakan pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.

Hal itu dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak-anak di jenjang PAUD ini bukan hanya sekadar melatih kemampuan sosial, tapi juga diselipkan pembelajaran akademik seperti membaca dan menulis.

Tapi berapakah usia yang tepat bagi anak-anak untuk dapat mengenal huruf dan angka?

Orang tua bisa saja mengenalkan angka dan huruf kepada anak-anak, asalkan harus diberikan saat waktu yang tepat. Berikut usia anak yang tepat untuk mempelajari angka dan huruf seperti dilansir dari laman IDAI.

1. Usia 2-4 tahun

Anak-anak yang mengikuti PAUD adalah mereka yang berusia 2 sampai 4 tahun. Dalam usia prasekolah itu, anak-anak masih mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya. Sebab, perkembangan bahasa akan berkaitan dengan perkembangan kemampuan membaca di kemudian hari.

Pada usia ini, orang tua ditekankan agar sesering mungkin membacakan cerita di depan anak agar menumbuhkan minta baca untuk memperluas kosakata. Kosakata itu akan membuat anak mengenal huruf.

Pada usia ini, anak mulai mempelajari keterampilan motorik halus dasar untuk belajar menulis (pre-writing skills). Dalam hal ini, anak belajar menarik garis, menggambar lingkaran, dan menghubungkan titik-titik. Mewarnai juga menunjang perkembangan keterampilan ini.

2. Usia 4-5 tahun: Dasar baca-tulis

Pada usia 4 sampai 5 tahun anak mulai memasuki masa taman kanak-kanak. Masa inilah menjadi masa yang baik untuk memperkenalkan anak pada dasar-dasar baca-tulis (pre-reading skills): pengenalan huruf dan angka, mendengarkan sajak berima, mencocokkan kata-kata dengan bunyi awal atau akhir yang sama (misalnya buku dan bulan, tarik dan naik).

Bila anak sudah dapat mengeja suku kata (b-a, ba), tidak lama kemudian ia akan dapat membaca kata-kata sederhana (ibu, sapi, babi). Pada usia ini, baik juga untuk memperkenalkan anak pada bagian-bagian buku: sampul depan, judul, pengarang, sampul belakang.

Anak mungkin mulai tertarik untuk menulis beberapa huruf dan angka. Ia makin nyaman menggunakan alat tulis. Untuk menunjang keterampilan ini, anak dapat diberikan permainan mencari jalan atau menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf dan angka.

3. Usia 6-7 tahun: Belajar membaca dan menulis

Bekal yang dibawa saat taman kanak-kanak akan membantu mereka di masa pertama di bangku sekolah dasar. Sebab, anak-anak akan diajarkan banyak membaca saat tahun pertama di SD.

Saat itu anak mulai mengenal kata tanpa mengeja dan mengerti makna sebagian besar kata dan kalimat yang dibacanya.

Pada pertengahan tahun pertama, ia dapat membaca sendiri buku-buku sederhana. Pada usia ini, sediakan bahan bacaan yang bervariasi untuk anak, seperti buku atau majalah. Manfaatkan perpustakaan sekolah semaksimal mungkin.

Pada usia ini anak sudah mahir memegang pensil atau pena. Pada akhir masa ini, anak sudah mahir menulis, dengan tulisan yang dapat dibaca.

4. Usia 7-8 tahun: Belajar membaca tingkat lanjut

Pada tahun kedua di bangku SD, anak akan dikasi lebih banyak lagi materi membaca tanpa menghafalkan bahkan mengurutkan abjad lagi. Dengan membaca, anak memperluas kosakata dan pengetahuannya tentang dunia di sekitarnya.

Pada masa ini, anak sudah dapat membaca keras-keras dengan ekspresi dan sudah memiliki preferensi buku atau cerita yang disenanginya. Bila membaca cerita, anak sudah dapat mengidentifikasi tokoh, setting, dan peristiwa-peristiwa di dalamnya. Pada akhir masa ini, biasanya anak sudah dapat membaca sendiri dengan lancar tanpa panduan apa pun.

5. Usia 8 tahun ke atas

Pada usia 8 tahun, anak sudah mahir mempergunakan keterampilan membacanya untuk belajar, baik di dalam maupun di luar sekolah. Pada usia remaja, anak sudah mengerti sepenuhnya apa yang dibacanya. Jenis bacaannya pun bervariasi, mulai dari fiksi hingga nonfiksi.

Mengenalkan Angka pada Anak

Berbeda dengan jenjang usia anak dalam mengenal huruf hingga dapat membaca dengan sempurna, mengenalkan anak dengan angka juga memiliki kualifikasi jenjang usia emas tersendiri yaitu:

1. Usia prasekolah (2-3 tahun)

Pada usia prasekolah saat PAUD, orang tua bisa mengenalkan angka mulai dari 1 sampai 9 kepada anak. Caranya bisa dilakukan dengan memperkenalkan gambar sekaligus mengajak anak untuk menuliskannya.

Namun, dalam beberapa kasus, ada beberapa anak yang sudah mulai dapat menulis angka, hal itu bergantung pada kemampuan motorik halusnya.

Apabila motoriknya baik, maka anak juga sudah dapat menghitung benda, terutama jika jumlah benda tidak lebih dari lima.

Anak usia prasekolah dapat diajarkan untuk mengenali dan meneruskan pola atau deret sederhana. Contoh: jeruk - pisang - jeruk - pisang.

Setelah beberapa lama, anak dapat mengenali dan meneruskan deret yang lebih kompleks. Contoh: apel - jeruk - pisang - apel - jeruk - pisang jeruk - jeruk - pisang - jeruk - jeruk - pisang.

Selain itu, anak usia prasekolah juga dapat mulai belajar mengelompokkan benda menjadi dua atau tiga kelompok berdasarkan warna, bentuk, ukuran, atau sifat lain yang dapat dikenalinya. Contohnya, anak dapat diajak mengelompokkan balok menjadi dua kelompok, merah dan biru.

2. Usia taman kanak-kanak (4-5 tahun)

Pada usia ini, anak sudah dapat mengenali angka 1 hingga 20. Anak juga sudah memahami konsep jumlah yang ditunjukkan oleh masing-masing angka dan dapat menghitung benda dengan benar apabila jumlah benda masih di angka 20 atau kurang dari itu.

Di usia ini pula, beberapa anak sudah mulai dapat menghitung loncat baik (1, 3, 5, 7 atau 10, 20, 30, 40).

Anak usia taman kanak-kanak dapat mengenali dan meneruskan deret yang makin kompleks (misal: merah - merah - biru - kuning - merah - merah - biru - kuning). Mereka juga sudah bisa membuat deret sendiri dan meneruskannya.

Selain itu, anak juga dapat mengelompokkan benda menjadi tiga kelompok atau lebih berdasarkan sifatnya, contohnya: balok merah besar, balok merah kecil, balok biru besar, balok biru kecil.

3. Usia sekolah dasar (6-10 tahun)

Selain diajarkan banyak membaca untuk memperkaya kosakata pada tahun pertama masa SD, mereka juga akan diperkenalkan dengan penjumlahan dan pengurangan dengan satu digit.

Tahun kedua, anak mulai dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan dengan dua digit atau lebih, dan pada tahun ketiga dan keempat adalah saatnya anak mulai mempelajari perkalian dan pembagian.

Pada usia sebelas tahun ke atas barulah anak dapat mengerti sepenuhnya mengenai pecahan, desimal, persentase, dan geometri.

Baca juga artikel terkait PAUD atau tulisan lainnya dari Cornelia Agata Wiji Setianingrum

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cornelia Agata Wiji Setianingrum
Penulis: Cornelia Agata Wiji Setianingrum
Editor: Alexander Haryanto