Menuju konten utama

Berapa Kali Argentina Juara Copa America & Kapan Terakhir Kampiun?

Lolos ke final, Argentina punya kans menambah trofi gelar Copa America. Berapa kali Tim Tango juara dan kapan terakhir kampiun?

Berapa Kali Argentina Juara Copa America & Kapan Terakhir Kampiun?
Sepak Bola - Brasil - 3 Juli 2021 Pemain Argentina Lionel Messi merayakan gol ketiga mereka bersama rekan setim REUTERS/Diego Vara TPX IMAGES OF THE DAY

tirto.id - Argentina berpeluang menambah koleksi trofi Copa America setelah lolos ke final tahun ini. Lantas, berapa kali Tim Tango menjadi juara Copa America dan kapan terakhir kampiun?

Argentina dipastikan lolos ke laga puncak Copa America 2021 setelah mengalahkan Kolombia dengan skor 3-2 melalui babak adu penalti pada Rabu (7/7/2021) lalu. Albiceleste akan bersua juara bertahan Brasil di partai pemungkas yang digelar pada 11 Juli mendatang.

Copa America 2021 merupakan edisi yang ke-47 sejak kali pertama diadakan pada 1916 silam. Di awal pembentukan, kompetisi tersebut bernama Campeonato Sudamericano de Fútbol.

Partisipasi negara Amerika Selatan terhadap sepak bola pun minim pada masa itu. Alhasil, Campeonato Sudamericano akhirnya tetap dilaksanakan dengan jumlah partisipan 4 tim, yakni Uruguay, Argentina, Brasil, dan Chile. Jawara ditentukan berdasarkan peringkat teratas babak grup tunggal.

Argentina yang kala itu merupakan tim sepak bola tertua di Amerika Selatan--asosiasi sepak bola Argentina didirikan pada 1983--tampil cukup impresif. Albiceleste sanggup menyudahi turnamen Internasional pertamanya tersebut dengan titel juara kedua. Juara pertama direngkuh oleh timnas Uruguay.

Dominasi Argentina di kompetisi Internasional Amerika Selatan itu berlanjut hingga 1967. Argentina berhasil menjuarai Campeonato Sudamericano total 12 kali selama kurun tersebut, yang 3 di antaranya diraih secara beruntun, mulai 1945 hingga 1947. Tidak hanya itu, Albiceleste juga berhasil menempati urutan kedua sebanyak 10 kali.

Guillermo Stabile merupakan pelatih timnas Argentina dengan raihan trofi Campeonato Sudamericano terbanyak. Bersama Stabile, Albiceleste sanggup mengemas total 6 gelar juara, yakni pada edisi 1941, 1945, 1946, 1947, 1955, dan 1957.

Namun, peruntungan Albiceleste menurun ketika kompetisi berubah nama menjadi Copa America. Seiring dengan penggantian nama, format kompetisinya juga berubah. Sebelumnya, kompetisi tersebut menggunakan sistem round robin tunggal, lalu berganti dengan fase putaran final.

Di kompetisi perdana Copa America 1975, Argentina tidak bisa berbuat banyak. Bahkan, Albiceleste kala itu tidak bisa lolos dari fase grup.

Namun, Argentina bukan tanpa gelar setelah periode perubahan nama kompetisi menjadi Copa America. Albiceleste mulai memperbaiki performa tim, salah satunya dengan menunjuk Alfio Basile sebagai juru taktik. Hasilnya cukup mengesankan, Albiceleste akhirnya berhasil meraih 2 gelar, yakni pada 1991 dan 1993.

Pada 1991, Copa America yang menggunakan sistem round robin seperti di era sebelum 1967, berhasil dikuasai kembali oleh Argentina. Albiceleste yang kala itu diperkuat oleh Gabriel Batistuta akhirnya keluar sebagai juara usai mampu melangkahi Brasil di tabel klasemen.

Batistuta pun tidak melewatkan titel individu, yakni sebagai top skor di Copa America 1991 dengan catatan 6 gol.

Format Copa America edisi selanjutnya, yakni 1993, berubah lagi menjadi sistem gugur. Meski begitu, Argentina pun tidak lantas hilang arah. Masih di bawah asuhan Alfio Basile, Albiceleste berhasil merengkuh gelar juara setelah menghajar Meksiko 2-1 di partai puncak.

Namun, setelah era keemasan 90-an, Argentina mulai kehilangan tajinya. Di periode 2000-an hingga saat ini, Albiceleste masih puasa gelar, tidak hanya Copa America tetapi juga Piala Dunia.

Padahal, jika dilihat, skuad Argentina diisi oleh para pemain kelas wahid di era 2000-an. Pada Copa America 2004 misalnya, Albiceleste diperkuat oleh para pemain top macam Gabriel Heinze, Javier Zanetti, Javier Mascherano, Esteban Cambiasso, Hernán Crespo, hingga Diego Milito.

Dengan pemain berkualitas seperti itu, permainan Argentina sebenarnya memang tidak buruk-buruk amat pada Copa America yang dihelat di Peru tersebut. Albiceleste sanggup melaju hingga partai puncak, meski akhirnya tumbang di tangan Brasil dengan skor adu penalti 4-2.

Argentina kembali nyaris memenangkan trofi di Copa America 2007. Saat itu, Albiceleste punya anak emas bernama Lionel Messi, yang baru saja memulai debut 2 tahun sebelumnya. Namun sialnya, mereka berjumpa Brasil di partai puncak. Albiceleste pun tak kuasa menahan gempuran Tim Samba, dan akhirnya tumbang lagi dengan skor 3-0.

Di empat edisi selanjutnya, Argentina pun lagi-lagi gagal meraih gelar juara. Pada Copa America edisi 2011--ketika itu Argentina berperan sebagai tuan rumah--Albiceleste bahkan hanya sanggup melaju hingga perempat final.

Selanjutnya, pada 2015, Messi dan kawan-kawan tumbang di final melawan Chile. Saat itu, mereka dipaksa menjalani babak adu penalti. Messi dan kawan-kawan pun tumbang dengan skor 4-2.

Brasil kembali jadi momok bagi Argentina di Copa America 2019. Albiceleste disingkirkan oleh Tim Samba di babak semifinal melalui kekalahan telak 2-0. Tim Samba pun berhasil keluar sebagai jawara di kompetisi tersebut setelah menekuk Peru di partai final dengan kemenangan 3-1.

Kini, Argentina perlu mengasah kemampuan fisik dan mentalnya jelang partai puncak Copa America 2021. Sebab, lawannya tidak lain dan tidak bukan merupakan tim yang sudah 3 kali menggagalkan misinya menjuarai kompetisi, yakni Brasil.

Baca juga artikel terkait COPA AMERICA 2021 atau tulisan lainnya dari Muhammad Fadli Nasrudin Alkof

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Muhammad Fadli Nasrudin Alkof
Penulis: Muhammad Fadli Nasrudin Alkof
Editor: Ibnu Azis