Menuju konten utama

Beranikah Prabowo Tepati Janji Pulangkan Rizieq Shihab dari Saudi?

Prabowo Subianto dinilai sulit untuk mengupayakan janji memenuhi kepulangan pentolan FPI Rizieq Shihab dari Arab Saudi terkait lobi ke menteri lain dan Presiden Jokowi.

Beranikah Prabowo Tepati Janji Pulangkan Rizieq Shihab dari Saudi?
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) mengikuti rapat bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/11/2019). Tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Prabowo Subianto sempat melontarkan janji akan menjemput pentolan FPI Rizieq Shihab dari Arab Saudi jika menang gelaran Pilpres 2019. Bahkan ia menyebut akan mengirimkan pesawat untuk menjemput Rizieq.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat bersilaturahmi dengan pimpinan Ponpes Mamba'ul Ulum Raden Kiai Haji Mohammad Tohir Zain di Ponpes Mamba'ul Ulum, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Selasa (26/2/2019).

Prabowo menyebut janji memulangkan Rizieq sesuai dengan perkataannya di Ijtima Ulama II.

"Dalam Ijtima II, saya sudah mengatakan begitu saya menang, saya akan mengembalikan Rizieq Shihab kembali. Saya akan kirim pesawat saya sendiri untuk menjemput beliau. Beliau difitnah dan dizalimi," tegas Prabowo dalam keterangan tertulis Prabowo-Sandi Media Center, Rabu (27/2/2019).

Janji Prabowo ini berpotensi membelenggu gerak dan langkahnya. Apalagi usai dirinya masuk ke dalam pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo melempem bila disinggung soal janjinya untuk memulangkan Rizieq.

Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) itu baru-baru ini mengklaim dicekal Pemerintah Arab Saudi sehingga tak bisa kembali ke Indonesia. Ia menyebut pencekalan itu atas permintaan Pemerintah Indonesia.

Klaim Rizieq Dicekal Pemerintah RI

Lewat sebuah video yang diunggah di kanal YouTube milik FPI, Front TV, Rizieq menunjukkan dua lembar surat yang disebut sebagai bukti pencegahan ke luar Arab Saudi dan penangkalan kembali ke Indonesia.

"Saya dicekal di sini bukan karena saya melakukan pelanggaran keimigrasian, bukan saya melakukan pelanggaran pidana atau perdata, bukan karena saya melakukan suatu kejahatan di Saudi ini atau satu kesalahan, tidak," ujar Rizieq dalam video yang diunggah Jumat (8/11/2019) kemarin.

Namun, Rizieq tak menunjukkan secara jelas tulisan yang ada dalam kertas sehingga tak bisa dipastikan apakah itu surat pencegahan atau penangkalan.

Rizieq juga mengklaim Pemerintah Arab Saudi bersedia melepaskan status cekal selama ada jaminan keamanan terhadap dirinya dari Pemerintah Indonesia.

"Sementara saya berusaha meyakinkan bahwa saya bisa pulang kapan saja dan insyallah tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Tapi mereka perlu ada jaminan itu datang dari pemerintah Indonesia," kata dia.

Rizieq mengaku ditangkal kembali ke Indonesia karena alasan politik. Pemerintah Indonesia menginginkan dirinya berada di luar negeri selama gelaran Pilpres 2019.

"Jadi Pemerintah Indonesia enggak usah berpura-pura tidak mengetahui tentang cekal ini," ujar Rizieq.

"Bagi mereka [Pemerintah Indonesia] saya merupakan ancaman. Itu menurut penilaian mereka. Sehingga mereka mengganggu dan mengusik hak asasi saya," imbuhnya.

Prabowo akan Bahas Soal Rizieq ke Jokowi

Prabowo sampai saat ini tak mau bicara soal upaya pemulangan Rizieq ini. Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik, Sosial Ekonomi dan Hubungan Antarlembaga Dahnil Anzar Simanjuntak yang menanggapi hal ini sebagai juru bicara Menhan.

Dahnil menyebut Prabowo akan melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri, Badan Intelijen Negara, dan Presiden Joko Widodo secara khusus untuk membahas hal tersebut.

Prabowo juga baru ingin melihat perspektif dari pihak pemerintah terkait hal-hal yang berkaitan dengan Rizieq. Dia juga akan melakukan pembicaraan secara khusus dengan Pemerintah Arab Saudi.

"Tadi Pak Menhan sampaikan beliau akan pelajari dan beliau juga akan berdiskusi dengan Pak Presiden Jokowi," kata Dahnil di Gedung Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019).

Prabowo masih mencari berbagai alasan untuk menutupi perwujudan janji itu. Padahal, posisi Prabowo sebagai Menhan strategis untuk mengupayakan kepulangan Rizieq ke Tanah Air. Lobi-lobi harus dilakukan Prabowo ke menteri-menteri lainnya, bahkan harus merayu Jokowi.

"Mustinya dia bisa walaupun memang butuh lobi-lobi yang kuat ke menteri lainnya, kalau gak bisa ya malu ke Rizieq ya dia," kata pendiri lembaga Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) Hendri Satrio kepada reporter Tirto, Rabu (13/11/2019).

Kendala untuk bisa memulangkan Rizieq akan dihadapi Prabowo. Ia harus meyakinkan Jokowi bahwa kepulangan Rizieq tak akan mengganggu kenyamanan pemerintah. Rizieq memang selama ini dikenal sebagai sosok yang selalu kontra dengan pemerintahan.

"Kalau dia pulang, bisa enggak Prabowo ngamanin Rizieq nih, agar enggak ganggu pemerintah," kata Hendri.

Kendala Lobi Menteri & Jokowi

Dosen komunikasi politik Universitas Airlangga, Suko Widodo menilai sulit bagi Prabowo untuk bisa memulangkan Rizieq dalam waktu singkat. Tak hanya lobi-lobi menteri dan Jokowi, Prabowo juga harus meyakinkan para pendukung Jokowi yang sejak lama tak suka dengan Rizieq Shihab dan kelompoknya.

"Bagaimana pun kelompok yang support Pak Jokowi masih belum bisa terima. Karena masih menganggap sikap Rizieq berseberangan. Ini kendalanya," ucap Suko.

Untuk itulah, perlu adanya jaminan dari Prabowo agar Rizieq tak vokal mengganggu Jokowi dan pemerintahannya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah melihat Prabowo juga dalam kondisi yang serba sulit, terlebih saat ini berada di bawah kendali Presiden. Namun, hal ini tidak menunjukkan Prabowo berkuasa, justru sebaliknya Prabowo kehilangan independensi perjuangannya.

"Tetapi apakah Rizieq Shihab bersedia tunduk dengan pemerintah, salah satunya tidak lagi menjadi warga kritis atas kebijakan dan eksistensi pemerintahan Jokowi, jika itu bisa diyakinkan Prabowo, mungkin tidak ada hambatan," kata Dedi.

Baca juga artikel terkait KEPULANGAN RIZIEQ SHIHAB atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri