Menuju konten utama

Bendera Merah Iran Dikibarkan Pelayat Soleimani, Simbol Pembalasan

Bendera merah dikibarkan di atas masjid Qom, Iran usai kematian Soleimani.

Bendera Merah Iran Dikibarkan Pelayat Soleimani, Simbol Pembalasan
Pendukung Mujahedeen-e-Khalq, atau MEK, kelompok pengasingan Iran, memegang tanda dan bendera selama unjuk rasa mendukung serangan udara AS di Irak yang menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani, di Lafayette Park di seberang Gedung Putih, Minggu, 5 Januari 2020, di Washington. (Foto AP/Alex Brandon)

tirto.id - Bendera merah dikibarkan di atas atap masjid di Kota Qom pada Sabtu (4/1/2020) waktu setempat, menyusul tewasnya Jenderal Qassem Soleimani. Dikutip The Times of India, bendera merah Iran ini berarti panggilan untuk melakukan pembalasan terhadap kematian Soleimani yang tewas karena serangan Amerika Serikat di Badgdad.

Lokasi pengibaran bendera merah berada di Masjid Jamkaran, salah satu masjid besar di pusat kota Qom, Iran. Pengibaran bendera merah ini disiarkan live si stasiun-stasiun televisi. Bendera merah dalam tradisi Syiah melambangkan darah yang tumpah secara tidak adil dan menandakan pembalasan atas orang yang terbunuh.

Bendera merah itu, konon dikibarkan di tempat suci Imam Hussain di Karbala setelah kematiannya dalam Pertempuran Karbala (680 M) dan belum diturunkan sampai sekarang sejalan dengan tradisi Syiah. Bendera itu, menurut tradisi, hanya akan diturunkan begitu kematian Imam Hussain dibalas.

Di Baghdad, ribuan pelayat Soleimani, sebagian besar pria berseragam militer hitam, membawa bendera Irak dan bendera milisi yang didukung Iran. Mereka juga berduka untuk Abu Mahdi al-Muhandis, seorang komandan senior milisi Irak yang terbunuh dalam serangan yang sama.

Para pelayat, banyak dari mereka menangis, meneriakkan, "No, No, America," dan "Matilah Amerika, matilah Israel." Mohammed Fadl, seorang pelayat yang berpakaian hitam, mengatakan, pemakaman itu merupakan ekspresi kesetiaan kepada para pemimpin yang terbunuh.

"Itu adalah serangan yang menyakitkan, tetapi itu tidak akan mengguncang kami," katanya, seperti dikutip AP News.

Helikopter melayang di atas para pelayat selama prosesi pemakaman, yang dihadiri oleh Abdul-Mahdi dan para pemimpin milisi yang didukung Iran. Ketika para pelayat sampai di kota suci Karbala, para pelayat mengibarkan bendera merah yang berhubungan dengan pertumpahan darah dan pembalasan dendam.

Militan yang terbunuh akan dimakamkan di Najaf, sementara jenazah Soleimani akan dibawa ke Iran. Prosesi pemakaman lainnya akan diadakan untuk Soleimani di Iran pada hari Minggu dan Senin, sebelum jenazahnya dimakamkan di kampung halamannya di Kerman.

AS telah memerintahkan semua warga negara untuk meninggalkan Irak dan untuk sementara waktu menutup kedutaannya di Baghdad, tempat milisi yang didukung Iran dan pendukung mereka melakukan protes keras selama dua hari. Inggris dan Perancis telah memperingatkan warganya untuk menghindari dan dengan tegas membatasi perjalanan ke Irak.

Ketegangan antara AS dan Iran terus meningkat sejak keputusan Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dan mengembalikan sanksi yang telah menghancurkan ekonomi Iran.

Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo berbicara dengan para pemimpin dunia termasuk Presiden Irak Barham Salih, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Pangeran Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, dari Uni Emirat Arab.

"Saya menegaskan kembali AS tetap berkomitmen untuk melakukan eskalasi," twit Pompeo.

Di Teheran, Presiden Iran Hassan Rouhani mengunjungi rumah Soleimani untuk menyatakan belasungkawa.

"Amerika tidak menyadari betapa besar kesalahan yang mereka buat," kata Rouhani.

Saat ancaman balas dendam terhadap AS muncul, jalan-jalan utama di Iran dipenuhi dengan papan iklan dan foto Soleimani, yang dilihat sebagai ikon nasional dan pahlawan.

Baca juga artikel terkait KONFLIK IRAN AS atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH