Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah Vaksin Jadi Penyebab Tragedi Halloween di Itaewon?

Investigasi terkait penyebab dan rantai peristiwa tragedi Halloween di Itaewon masih berlanjut.

Benarkah Vaksin Jadi Penyebab Tragedi Halloween di Itaewon?
Header Periksa Fakta IFCN. tirto.id/Quita

tirto.id - Perayaan Halloween di salah satu distrik di Seoul, Korea Selatan Itaewon berakhir pilu. Sehari setelah kejadian, pada Minggu (30/10/2022), tragedi itu diberitakan Reuters telah menewaskan sedikitnya 153 orang yang kebanyakan berusia 20-an. Dari jumlah korban yang meninggal, sebanyak 22 orang merupakan warga asing.

Itaweon saat itu dipadati orang-orang yang terperangkap di kerumunan perayaan Halloween. Orang-orang sekitar serta petugas kesehatan terlihat melakukan resusitasi jantung paru (CPR) pada korban yang tergeletak di jalanan.

Choi Sung-beom, Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan mengatakan kejadian itu pun menyebabkan banyak korban luka-luka. Jumlahnya sebanyak 82 orang, dengan 19 di antaranya mengalami luka serius. Masih dari Reuters, pasca kejadian itu Presiden Yoon Suk-yeol menyatakan masa berkabung nasional dan menetapkan distrik Itaewon—yang populer di Seoul sebagai zona bencana.

Seiring masih bergulirnya informasi terkait perkembangan peristiwa ini, narasi-narasi yang dipertanyakan kebenarannya pun santer digaungkan di jagat maya. Sebuah akun Instagram bernama _teluuur_ (tautan) umpamanya, membagikan wacana bahwa tragedi ini berhubungan dengan vaksinasi COVID-19.

Di sebuah unggahan tangkapan layar berita bertajuk “Festival Halloween di Itaewon Korea Selatan, 146 Orang Tewas Akibat Henti Jantung,” ia menulis komentar yang kira-kira memberi indikasi kalau vaksin AstraZeneca adalah penyebab pembekuan darah yang berujung pada henti jantung tersebut.

Akun itu juga menyertakan tautan artikel dari media CNN Indonesia dan menunjukkan screenshot percakapan daring tentang pengalaman keluarga yang pernah mengalami henti jantung. Pengalaman itu disebut berlangsung sebulan setelah vaksin, dan dikatakan dokter darahnya kental akibat COVID-19.

Periksa Fakta Halloween Itaewon

Periksa Fakta Halloween Itaewon. foto/Hotline periksa fakta tirto

Sampai Selasa (1/11/2022), unggahan yang tersebar telah memperolah 3.027 likes dan 280 komentar.

Namun, benarkah tragedi Itaewon diakibatkan oleh vaksin? Apakah vaksin Astra Zeneca sebabkan pembekuan darah?

Penelusuran Fakta

Tim riset Tirto memulai penelusuran ini dengan mencari sumber berita yang disertakan dalam unggahan. Di sebuah situs berita daring Bonsernews.com, kami mendapati artikel dengan judul serupa tertanggal 30 Oktober 2022. Setelah membaca isinya, artikel tersebut sama sekali tidak menyinggung terkait vaksin sebagai penyebab tragedi di Itaewon.

Berita itu berisi runutan kronologi kejadian, di mana festival ini disebut diselenggarakan pada Sabtu (29/10/2022) pukul 22.20 waktu setempat dan dihadiri lebih dari 100.000 pengunjung. Seperti dikutip dari artikel, massa mencoba memasuki gang sempit dekat hotel Hamilton di Itaewon, sehingga memunculkan desakan dan mengakibatkan henti jantung.

Pada artikel The Guardian yang dipublikasikan pada 31 Oktober 2022, disebut bahwa penyebab kerumunan di gang itu masih belum jelas. Namun seorang saksi di lokasi kejadian mengatakan orang-orang saling berjatuhan “seperti kartu domino,” dan beberapa korban mengalami pendarahan dari hidung dan mulut saat diberikan CPR.

Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo telah menjanjikan investigasi menyeluruh terkait kasus ini. Begitu pula pihak berwenang yang menyatakan akan fokus merekonstruksi rantai peristiwa, dan melihat apakah ada yang seharusnya bertanggung jawab.

"Kami sedang menganalisis CCTV untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan itu," kata kepala penyelidik polisi Nam Gu-jun kepada wartawan, dikutip dari The Guardian. "Kami akan terus memeriksa lebih banyak saksi, termasuk karyawan toko terdekat," katanya.

Seruan untuk akuntabilitas juga muncul dari kalangan pers dan netizen setelah saksi melaporkan jumlah polisi yang relatif kecil di jalan-jalan sehubungan dengan ukuran massa. Padahal ratusan ribu orang dengan kostum Halloween diketahui telah membanjiri jalan-jalan kecil nan berliku di Itaewon untuk mencapai bar dan klub.

Sebelumnya, pada 28 Oktober 2022, distrik tersebut mengumumkan rencananya untuk mengadakan perayaan Halloween di Itaewon. Akan tetapi, masih dari laporan The Guardian, pagelaran yang menarik banyak orang itu tidak memiliki penyelenggara resmi dan protokol pengendalian massa.

Pihak berwenang hanya menetapkan langkah-langkah tindakan pencegahan COVID-19, pemeriksaan keamanan untuk bar dan restoran, pengelolaan sampah, serta kebijakan anti-narkoba.

Polisi mengatakan melalui briefing pada hari Senin bahwa mereka telah mengerahkan 137 petugas ke acara tersebut, jumlah yang secara signifikan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Tetapi laporan lokal mengungkap sebagian besar polisi yang diterjunkan difokuskan pada penggunaan narkoba dan pengarahan lalu lintas, alih-alih pengendalian massa.

Jumlah pengunjung di pesta Hallowen Itaewon kala itu memang tergolong padat lantaran selama 2 tahun terakhir perayaan terhalang oleh pembatasan sosial pandemi, menukil dari lansiran CNN. Sabtu 29 Oktober malam menandai Halloween pertama sejak Korea Selatan mencabut aturan pembatasan, sehingga mendorong antusiasme warga Seoul sekaligus para pengunjung Internasional.

Belum lagi Itaewon memang telah lama lumrah menjadi tempat perayaan Halloween, utamanya karena negara ini menjadi lokasi liburan yang populer di Asia beberapa tahun terakhir. Menurut CNN, beberapa penduduk dari negara lain bahkan rela terbang ke Seoul untuk ikut serta meramaikan

Dari laporan The Guardian maupun CNN, tim riset Tirto tidak menemukan pernyataan terkait vaksin sebagai penyebab tragedi di Itaewon. Selanjutnya, kami mencari tahu keterkaitan vaksin AstraZeneca dengan pembekuan darah, sebagaimana disebutkan akun pengunggah.

Dalam tautan yang disematkan, yaitu artikel CNN Indonesia berjudul “Vaksin AstraZeneca Punya Risiko Pembekuan Darah Lebih Tinggi,” isinya adalah tentang temuan teranyar dari studi yang diterbitkan British Medical Journal (BMJ). Studi yang dimaksud dipublikasikan pada 26 Oktober 2022 dan dapat diakses di sini.

Studi yang didanai European Medicines Agency (EMA) tersebut menyoroti lebih lanjut tentang risiko kondisi pembekuan darah yang sangat langka yang dikenal sebagai trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) pasca vaksinasi COVID-19 dengan Oxford-AstraZeneca, Janssen/Johnson & Johnson, dan Pfizer-BioNTech.

Para peneliti menekankan bahwa sindrom ini sangat jarang, tetapi mengatakan risiko yang diamati ini “harus dipertimbangkan ketika merencanakan kampanye imunisasi lebih lanjut dan pengembangan vaksin di masa depan.”

TTS terjadi ketika seseorang mengalami pembekuan darah serta jumlah trombosit darah yang rendah. Hal ini berbeda dari kondisi pembekuan umum seperti deep vein thrombosis (DVT) atau pembekuan paru-paru (pulmonary embolism).

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap sekitar 10 juta orang dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS), data menunjukkan adanya 30 persen peningkatan risiko trombositopenia setelah dosis pertama Oxford-AstraZeneca dibandingkan dengan Pfizer-BioNTech.

Penting dicatat, ini adalah studi observasional, dan para peneliti mengakui bahwa langkanya kejadian seperti ini dan catatan vaksin yang tidak lengkap mungkin telah mempengaruhi hasilnya. Terlebih lagi, mereka tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa beberapa risiko yang diamati mungkin disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terukur atau pengganggu.

Lebih lanjut, British Heart Foundation atau Organisasi Jantung Inggris (BHF) menyatakan bahwa hingga 24 Agustus 2022, ada 444 laporan adanya kasus orang-orang yang mengalami pembekuan darah langka yang dihubungkan dengan trombositopenia setelah menerima dosis vaksin Oxford/AstraZeneca di Inggris sendiri.

Namun BHF juga menyatakan bahwa pembekuan darah setelah menerima vaksinasi terbilang langka, karena secara konteks, 444 laporan tersebut muncul setelah sebanyak 24,9 juta dosis vaksin pertama dan 24,2 juta dosis vaksin kedua diberikan di UK. Dari 444 orang tersebut, ada 80 orang yang meninggal.

BHF juga menekankan bahwa manfaat dari vaksin Oxford/AstraZeneca masih lebih tinggi dari risikonya.

Senada, Departemen Kesehatan dan Perawatan Lansia Australia juga menyatakan hal yang sama, bahwa pembekuan darah sebagai efek samping vaksin disebut sangat langka, yakni 4-6 orang dari setiap sejuta orang yang menerima vaksin.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, investigasi terkait penyebab dan rantai peristiwa tragedi Halloween di Itaewon masih berlanjut, meski The Guardian salah satunya menemukan bahwa pagelaran yang menarik banyak orang itu tidak memiliki penyelenggara resmi dan protokol pengendalian massa. Tak ada laporan yang menyebut keterkaitan vaksin AstraZeneca dengan kejadian ini.

Sementara mengenai vaksin AstraZeneca sebabkan pembekuan darah, sebuah studi dalam jurnal BMJ menunjukkan 30 persen peningkatan risiko trombositopenia setelah dosis pertama Oxford-AstraZeneca dibandingkan dengan Pfizer-BioNTech. Namun ini adalah studi observasional, dan para peneliti mengakui bahwa langkanya kejadian semacam ini dan catatan vaksin yang tidak lengkap mungkin telah mempengaruhi hasilnya. Terlebih ada kemungkinan faktor-faktor lain yang tidak terukur.

Pembekuan darah sebagai efek samping vaksin AstraZeneca disebut sangat langka, yakni 4-6 orang dari setiap sejuta orang yang menerima vaksin.

Dengan demikian, klaim unggahan yang menyebut vaksin sebagai penyebab kejadian Itaewon bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Fina Nailur Rohmah

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fina Nailur Rohmah
Editor: Farida Susanty