Menuju konten utama
Update Vaksin Corona

Benarkah Vaksin Covid-19 Dosis Kedua Efek Sampingnya Lebih Intens?

Update vaksin COVID-19: benarkah efek samping pemberian vaksin dosis kedua lebih intens?

Benarkah Vaksin Covid-19 Dosis Kedua Efek Sampingnya Lebih Intens?
Seorang pengendara ojek daring mendapatan suntikan vaksin COVID-19 di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (24/3/2021). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj.

tirto.id - Program vaksinasi COVID-19 telah berjalan di hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Adanya vaksin Covid-19 tentu saja membuat orang-orang gembira, tetapi tak sedikit pula orang yang mungkin merasa khawatir atau gugup saat mendapat suntikan vaksin, karena mengingat tentang efek sampingnya.

Saat ini, fase kedua pemberian dosis dari upaya vaksinasi COVID-19 telah dimulai dan banyak yang telah menerima suntikan dosis kedua.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah melaporkan bahwa efek samping dari dosis kedua vaksin COVID bisa lebih hebat daripada suntikan vaksin pertama.

Mengingat sebagian besar vaksin COVID memerlukan dua dosis untuk terbukti efektif, menurut para ahli, itu karena berbagai alasan.

Sedangkan dosis pertama vaksin COVID memulai proses produksi antibodi dan membangun perlindungan. Dosis kedua bekerja untuk memperkuat perlindungan yang dihasilkan setelah dosis pertama.

Diyakini bahwa dosis kedua vaksin secara substansial memperkuat kekebalan dan meningkatkan tingkat keefektifannya.

Efek Samping Dosis Kedua Vaksin COVID-19 yang Umum Dialami

Hampir semua vaksin COVID-19 menimbulkan efek samping. Walaupun intensitas gejala dapat bervariasi dari orang ke orang, beberapa efek samping yang paling umum dialami adalah seperti demam, menggigil, mual, dan nyeri tubuh.

Dikutip laman Times of India, meskipun efek samping ini mungkin muncul selama satu atau dua hari, dokter percaya bahwa efek samping tersebut tidak berbahaya dan dapat ditangani.

Sesuai CDC, beberapa efek samping paling umum yang dapat dialami pada lengan bekas suntikan adalah kemerahan, bengkak, dan nyeri. Ini bisa disertai mual, demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan lainnya.

Serangkaian efek samping dilaporkan oleh orang-orang yang menerima suntikan vaksin pertama mereka.

Namun, CDC mengklaim bahwa efek samping yang dialami oleh orang-orang setelah dosis vaksin kedua lebih intens daripada yang mereka rasakan setelah suntikan pertama.

Meski demikian, menurut CDC, efek samping ini adalah tanda normal bahwa tubuh Anda sedang membangun perlindungan dan akan hilang dalam beberapa hari.

Tetapi apabila reaksi merugikan tidak dapat dikendalikan dan merasa sangat tidak nyaman serta rasa sakit terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, CDC merekomendasikan Anda untuk menghubungi dokter dan mencari bantuan medis.

Lalu Kapan harus menerima dosis kedua vaksin COVID-19?

Interval antara dosis vaksin COVID-19 mungkin berbeda berdasarkan vaksin yang diterima di setiap negara, seperti vaksin Sinovac, Sinopharm, Oxford-Astrazeneca, Pfizer Inc and BioNTech, dan lainnya.

Di Indonesia contohnya, pemberian vaksin Sinovac untuk dosis pertama dengan dosis kedua diberikan dengan jarak 2 minggu.

Sementara bagi lansia atau komorbid, pemberian vaksin harus diberikan dengan jarak interval yang ditingkatkan, yakni empat minggu atau 28 hari.

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya