Menuju konten utama

Benarkah Selingkuh Itu Penyakit, Apa Bisa Sembuh & Penjelasannya

Banyak orang mendefinisikan selingkuh bukan hanya sebagai tindakan melainkan juga penyakit, namun apakah benar selingkuh itu penyakit?

Benarkah Selingkuh Itu Penyakit, Apa Bisa Sembuh & Penjelasannya
Ilustrasi selingkuh. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Berselingkuh adalah tindakan pengkhianatan individu kepada pasangannya berupa menjalin hubungan romantis dengan orang lain. Banyak orang mendefinisikan selingkuh bukan hanya sebagai tindakan, melainkan juga penyakit.

Namun, apakah benar selingkuh itu penyakit? Jika benar selingkuh itu penyakit apa bisa sembuh? Tentu dibutuhkan penjelasan medis terkait pernyataan selingkuh adalah penyakit.

Belakangan ini pernyataan tentang selingkuh adalah penyakit ramai menyusul isu perselingkuhan artis Raffi Ahmad dengan karyawannya. Pembicaraan soal kasus ini bahkan sempat menjadi trending di berbagai platform media sosial seperti Twitter, Instagram, dan TikTok.

Perlu diketahui, pendapat yang menyebut selingkuh sebagai penyakit sebenarnya sudah mencuat sejak lama. Hal ini karena di beberapa kasus perselingkuhan dikaitkan dengan perilaku kompulsif pelakunya.

Penjelasan Apakah Selingkuh Penyakit atau Bukan

Ada banyak perdebatan terkait apakah selingkuh itu merupakan penyakit atau bukan. Faktanya, ada kondisi yang disebut dengan compulsive cheating disorder atau gangguan perselingkuhan kompulsif.

Dikutip dari Choosing Therapy, compulsive cheating disorder merupakan istilah tidak resmi untuk menggambarkan perselingkuhan kronis.

Seseorang yang mengalami compulsive cheating disorder terus menerus menunjukkan perilaku berselingkuh setiap kali terlibat hubungan asmara dengan orang lain.

Kendati demikian, meskipun disebut gangguan atau disorder, kondisi compulsive cheating disorder tidak diakui secara resmi dalam buku manual diagnostik untuk gangguan mental DSM-5. Dengan kata lain perselingkuhan bukan gangguan atau penyakit mental.

Beberapa ahli justru mengategorikan selingkuh bukan sebagai penyakit, melainkan gejala yang disebabkan oleh penyakit medis. Dikutip dari Very Well Mind, ada beberapa penyakit yang dipercaya dapat menyebabkan penderitanya selalu memiliki keinginan untuk berselingkuh.

Salah satu jenis penyakit mental itu adalah gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (BPD).

BPD adalah gangguan kepribadian yang menyebabkan penderitanya mengalami serangkaian masalah perilaku, cara berpikir, serta perubahan suasana hati yang serius.

Salah satu ciri khas penderita BPD adalah perilaku impulsif dalam hubungan romantis dengan individu lain. Masih menurut Very Well Mind perilaku impulsif pada BPD terkadang bermanifestasi sebagai keasyikan seksual, paparan seksual dini, hubungan seksual kasual, dan pergaulan bebas.

Oleh karena itu, perilaku impulsif inilah yang menjadi penyebab tidak langsung mengapa BPD berisiko melakukan tindak perselingkuhan tanpa disadari.

Selain itu, penyakit medis lainnya yang dikaitkan menyebabkan penderitanya melakukan perselingkuhan adalah gangguan kepribadian narsistik, gangguan penggunaan zat, hingga gangguan hiperseksual.

Bisakah Perselingkuhan Disembuhkan?

Perselingkuhan sendiri merupakan perilaku yang bisa dicegah dan dihentikan. Namun, upaya ini hanya bisa dilakukan dengan kemauan pelaku selingkuh itu sendiri.

Dikutip dari Marriage ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menyembuhkan perilaku selingkuh:

1. Identifikasi mengapa selingkuh terjadi

Tanyakan kepada diri sendiri, mengapa saya tergoda untuk berbuat curang?” Identifikasikan juga dampak yang dapat dihasilkan dari perselingkuhan dengan menjawab beberapa hal berikut:

  • bagaimana respons pasangan terhadap perselingkuhan yang dilakukan?
  • bagaimana perasaan anak dan keluarga terhadap perselingkuhan yang dilakukan?
  • apakah ada keuntungan sepadan dari perselingkuhan yang dilakukan?

2. Selesaikan masalah

Setelah menyadari alasan mengapa tergoda untuk berselingkuh, segera selesaikan masalah itu.

Misalnya, alasan berselingkuh adalah karena kesepian, sampaikan kepada pasangan bahwa Anda kesepian. Sampaikan apa keinginan Anda maupun pasangan, lalu berkomitmen untuk keputusan itu.

3. Hindari perilaku atau lingkungan yang memicu perselingkuhan

Jauhi segera segala kebiasaan atau lingkungan yang memicu perselingkuhan. Ini bisa dengan menghapus aplikasi kencan di ponsel atau hindari komunitas yang mendorong Anda melakukan perselingkuhan.

4. Minta bantuan profesional

Beberapa kasus perselingkuhan bisa jadi sangat kompleks untuk diselesaikan secara pribadi dengan pasangan. Oleh karena itu, jika perlu mintalah bantuan profesional dengan mengunjungi psikolog atau konselor pernikahan.

Selingkuh Dilakukan Secara Sadar

Meskipun orang dengan penyakit atau gangguan perilaku berisiko melakukan perselingkuhan, nyatanya selingkuh justru banyak terjadi pada orang yang sehat.

Menurut Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto, ada beberapa alasan umum seseorang berselingkuh, termasuk:

  • kecemasan menghadapi masa transisi kehidupan seperti memiliki anak pertama, anak masuk usia remaja, anak telah dewasa meninggalkan rumah, hingga masuk masa pensiun;
  • pelarian dari pernikahan yang tidak membahagiakan;
  • tidak tercapainya harapan dalam pernikahan;
  • perasaan kesepian;
  • kebutuhan seks yang tidak terpenuhi dalam pernikahan;
  • ketidakhadiran pasangan baik secara fisik maupun emosional;
  • terbukanya kesempatan untuk melakukan perselingkuhan seperti mudah bertemu lawan jenis di tempat kerja.

"Selain itu, perselingkuhan sudah sering terjadi dalam keluarga besar sehingga memudarnya nilai-nilai kesetiaan," tambah Kasandra seperti yang dikutip dari Antara.

Ciri-ciri Seseorang Berselingkuh

Tindakan perselingkuhan umumnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Kendati demikian, ciri-ciri pelaku perselingkuhan sebetulnya bisa dikenali lewat tindakannya.

Masiih menurut Kasandra ada beberapa tindakan selingkuh bisa dikenali lewat perilaku tidak biasa yang dilakukan pasangan.

"Biasanya tanda-tanda pasangan selingkuh bisa ditemukan dari naluri, kata hati, dan juga pikiran saat menyadari ada yang salah dengan pasangan kita," kata Kasandra seperti yang dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, Kasandra menyebutkan bahwa pasangan yang selingkuh biasanya melakukan tindakan berkebalikan dengan sikapnya sehari-hari.

"Ini bisa terjadi misalnya saat si dia yang biasanya cuek dan tidak terlalu menunjukkan kasih sayang secara nyata, tiba-tiba jadi orang yang paling romantis di dunia," ungkapnya.

Selain ciri-ciri tersebut ada beberapa tindakan pasangan lainnya yang bisa menjadi tanda bahwa ia berselingkuh, termasuk:

  • Menjelek-jelekkan seseorang secara tiba-tiba. Ini dilakukan untuk menutupi kesalahan dan mengurangi rasa curiga pasangannya.
  • Mengangkat telepon secara sembunyi-sembunyi.
  • Meningkat atau menurunnya hubungan seksual secara tiba-tiba.
  • Pasangan tiba-tiba sibuk sendiri dengan berbagai alasan.

Tentu tidak setiap orang mengembangkan tanda-tanda yang sama saat melakukan perselingkuhan. Kecurigaan terhadap pasangan perlu diselesaikan segera mungkin dengan komunikasi langsung.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora