Menuju konten utama

Benarkah Posisi (Duduk) Menentukan Prestasi?

Beberapa hari ini viral gambar tas-tas yang dilekatkan pada meja untuk menandai tempat duduk siswa. Beberapa penelitian punya jawaban, apakah tindakan itu ada dasarnya atau tidak.

Benarkah Posisi (Duduk) Menentukan Prestasi?
Ilustrasi pilihan duduk di kelas. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Saya ingat bagaimana dulu pernah menangis sejadi-jadinya sewaktu duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar karena tempat duduk saya direbut. Padahal, untuk mendapatkan posisi duduk di barisan terdepan, saya harus berlari secepat mungkin menuju kelas setelah upacara usai.

Aktivitas berebut tempat duduk ternyata tak hanya terjadi di masa kecil saya. Kelaziman itu masih terus dilakukan hingga sekarang. Bahkan, di hari pertama masuk sekolah kemarin, tersebar foto-foto jenaka para ibu yang beraksi memperebutkan tempat duduk bagi anaknya di kelas.

Sebuah foto memperlihatkan rekam cahaya pada sebuah tas berwarna merah muda yang direkatkan ke meja menggunakan lakban coklat. Foto yang lain menampilkan ide unik orang tua yang memaku tas anaknya di meja. Ada juga gambar yang menangkap basah seorang ibu melompati jendela kelas pada pukul 4 pagi untuk memperjuangkan tempat duduk di barisan depan. Di gambar terakhir, ruang kelas tampak telah terisi tas-tas tak berempu di atas meja.

Fenomena rebutan tempat duduk semacam itu tak berkembang tanpa sebab. Ada anggapan bahwa posisi menentukan prestasi. Para siswa yang duduk di depan cenderung memiliki nilai akademis yang baik, sedangkan siswa di barisan belakang kerap diidentikkan disukai oleh siswa-siswa pembuat onar.

Beberapa penelitian coba mengurai keterkaitan antara posisi duduk siswa dengan tingkat prestasi yang diraih. Misalnya penelitian yang dilakukan Muh. Mansyur Thalib terhadap 60 mahasiswa semester III Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untad.

Penelitian tersebut menyatakan rata-rata skor hasil belajar Statistik Pendidikan mahasiswa yang duduk di posisi depan secara signifikan lebih tinggi sebesar 26,467, sedangkan yang duduk di posisi belakang hanya sebesar 22,500 saja. Hal itu membuktikan bahwa hasil belajar Statistik Pendidikan mahasiswa yang duduk di posisi depan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar mahasiswa yang duduk di posisi belakang.

Kedua, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar Statistik Pendidikan mahasiswa yang duduk di posisi depan dan diberikan tugas kelompok, yakni lebih tinggi, dibanding dengan hasil belajar mahasiswa yang duduk di posisi depan dan diberikan tugas perorangan. Namun, hasil belajar Statistik Pendidikan mahasiswa yang duduk di posisi belakang dan diberikan tugas kelompok tak berbeda dengan hasil belajar mahasiswa yang yang duduk di posisi belakang dengan diberikan tugas perorangan.

Penelitian lain yang memperkuat anggapan posisi menentukan prestasi dipublikasikan pada November 2013 dalam Jurnal SciRes. Moses Waithanji Ngware, dkk meneliti sebanyak 1907 siswa kelas enam sekolah dasar di Kenya dari sekolah unggulan dan sekolah dengan peringkat rendah. Mereka diuji tingkat prestasinya dengan tiga simulasi.

Pada simulasi pertama, penelitian dilakukan dengan mencampurkan siswa dari sekolah unggulan dan sekolah dengan peringkat rendah. Hasilnya, siswa dengan posisi tempat duduk di barisan terdepan memiliki nilai akademik yang lebih tinggi dibanding siswa di barisan lainnya.

Simulasi kedua menempatkan objek penelitian hanya siswa dari sekolah unggulan. Hasilnya, posisi siswa yang duduk di barisan pertama tetap memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding siswa di barisan lainnya.

Terakhir, simulasi dilakukan pada siswa dari sekolah peringkat rendah. Dan hasilnya terlihat berbeda secara signifikan. Para siswa di barisan pertama jelas tetap memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding siswa di barisan lainnya.

Dalam penelitian ini disebutkan kemungkinan penyebab prestasi akademik siswa lebih tinggi ketika duduk di depan. Salah satunya lantaran ruang instruksional guru yang lebih dekat. Maka, para siswa barisan depan ini cenderung lebih sering berinteraksi dengan gurunya. Para guru juga cenderung mengarahkan lebih banyak pertanyaan kepada siswa yang duduk di barisan depan.

Tentu kondisinya lain dengan siswa yang duduk di belakang. Mereka cenderung lebih sering berinteraksi satu sama lain sehingga meminimalkan kesempatan untuk menangkap pelajaran.

Infografik Posisi duduk dan prestasi pelajar

Pintar Itu Sebab atau Akibat?

Chris Hakala, seorang profesor psikologi dan direktur Pusat Pengajaran dan Pembelajaran di Western New England University membenarkan bahwa siswa yang duduk di depan kelas lebih mungkin akrab dengan guru mereka dibandingkan siswa di barisan belakang.

"Di kelas yang besar, siswa yang berada di depan cenderung menjadi siswa yang lebih baik," kata Hakala.

Sayang, meski sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengurai benang merah antara posisi tempat duduk siswa dengan prestasi yang diraihnya. Ia mengatakan data tersebut sulit ditafsirkan apakah penyebabnya faktor prestasi menentukan adalah tempat duduk mereka.

"Tidak jelas, apakah siswa baik [secara prestasi] memang memilih duduk di depan atau, mereka adalah siswa baik yang secara kebetulan lebih suka duduk di depan," katanya.

Tapi yang pasti, ia mengatakan, duduk di barisan depan memang berpengaruh pada hubungan antara siswa dan guru. Hal tersebut berkaitan dengan prestasi akademik yang lebih besar pula. Siswa yang memilih duduk di depan mungkin saja merasa lebih mudah melakukan kontak mata, dan diajak berinteraksi oleh sang guru.

Kalau Anda dulu, termasuk pasukan yang duduk di barisan depan atau belakang?

Baca juga artikel terkait SEKOLAH atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani