Menuju konten utama
Riset Kesehatan

Benarkah Obat Darah Tinggi Bisa Memperlambat Penuaan?

Benarkah obat darah tinggi bisa memperlambat penuaan dan tidak menimbulkan efek negatif?

Benarkah Obat Darah Tinggi Bisa Memperlambat Penuaan?
Ilustrasi Darah Tinggi. foto/istockphoto

tirto.id - Sejak jaman dahulu, manusia telah berusaha mencari cara agar bisa tetap awet muda dan panjang umur.

Beragam ramuan untuk menunda penuaan diciptakan, akan tetapi yang benar-benar ampuh dan dapat membuat wajah dan kondisi tubuh tetap muda, masih belum ditemukan.

Termasuk sebuah riset yang digelar oleh beberapa peneliti baru-baru ini, juga mengklaim bahwa obat tekanan darah tinggi yang bernama rilmenidine dapat membantu memperpanjang usia dan menunda proses penuaan.

Obat Darah Tinggi Rilmenidine Tidak Menimbulkan Efek Negatif

Merujuk laman News-Medical, riset yang telah diterbitkan di Aging CellTrusted Source itu menemukan pada hewan sampel penelitian yang diobati dengan rilmenidine mengalami kondisi yang membaik, lebih panjang umur dan memperlihatkan efek pembatasan kalori.

Pada hewan cacing gelang C. Elegans yang dimediasi oleh reseptor I1-imidazolin nish-1, memperlihatkan kondisi umur panjang yang potensial serta rentang kesehatan yang baik.

Senada dengan hal di atas, Medical News Today juga melansir hasil temuan ilmuwan di University of Liverpool di Inggris yang bekerja sama dengan Institute of Translational Medicine di Swiss, dan Harvard Medical School di AS.

Studi yang mereka lakukan menyebut bahwa rilmenidine, obat yang biasa digunakan untuk pasien hipertensi, berpotensi dalam manfaat memperpanjang usia.

Penulis korespondensi dalam studi tersebut, Dr. Joao Pedro Magalhaes memaparkan, peneliti melakukan analisis komputasi untuk identifikasi obat-obatan yang mampu meniru pembatasan kalori.

Pembatasan kalori sendiri adalah cara untuk mengurangi jumlah kalori yang diserap tanpa terjadi malnutrisi pada tubuh.

Pembatasan kalori merupakan metode yang diyakini paling ampuh untuk memperpanjang usia serta menunda penuaan.

Akan tetapi metode ini memiliki efek samping, sehingga ilmuwan berusaha mengidentifikasi senyawa lain yang mampu memberikan manfaat yang sama.

“Metode komputasi digunakan untuk identifikasi obat yang dapat memberikan tanda molekul yang sama dengan manfaat pembatasan kalori, agar dapat dikaji sebagai alternatif menunda penuaan,” jelas Magalhaes.

Alternatif lain yang disebut mampu memberi efek penunda penuaan adalah allantoin, namun rilmenidine tetap jadi prioritas dalam penelitian.

Rilmenidine memiliki kelebihan yakni dapat diminum secara oral, efek samping sedikit dan jarang menimbulkan efek negatif.

Cacing gelang sebagai hewan percobaan

Sebagai hewan percobaan dalam studi yang digelar oleh tim Dr. Magalhaes, digunakan cacing gelang Caenorhabditis elegans yang siklus usia hidupnya hanya beberapa pekan saja.

Usai studi, cacing yang diberi pengobatan rilmenidine usianya menjadi lebih panjang sekira 20%, dan kondisi kesehatannya lebih baik 20%. Artinya, pengobatan rilmenidine meningkatkan kualitas usia dan kesehatan cacing gelang.

Apakah bisa digunakan pada manusia?

Obat rilmenidine sendiri telah digunakan sebagai obat hipertensi, termasuk pada lansia karena dapat dikonsumsi oral dan efek sampingnya minim.

Ini memungkinkan bagi obat tersebut diaplikasikan kembali untuk masalah klinis lain.

Akan tetapi, masih akan dilakukan studi lebih lanjut terkait efektifitasnya dalam konteks dipakai pada masalah kesehatan lain. Menurut Dr. Magalhaes ia tak ingin dokter lain menggunakan obat tersebut dalam intervensi anti-penuaan.

Walau berpotensi sebagai obat anti penuaan, namun hingga kini belum ada obat resep anti-aging yang diberikan pada pasien.

Dari sisi peraturan pemberian obat pun hingga kini belum jelas apakah obat bisa diresepkan sebagai anti penuaan.

Baca juga artikel terkait OBAT DARAH TINGGI atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno