Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah Mogok Pegawai Pertamina Berpengaruh pada Stok Bahan Bakar?

Pihak Pertamina berharap masyarakat tidak melakukan panic buying karena isu yang tersebar.

Benarkah Mogok Pegawai Pertamina Berpengaruh pada Stok Bahan Bakar?
Header Periksa Fakta IFCN. tirto.id/Quita

tirto.id - Menjelang pergantian tahun, media sosial dipenuhi oleh pembicaraan masyarakat yang mengkhawatirkan dampak dari mogok kerja yang akan dilakukan karyawan Pertamina pada 29 Desember 2021 hingga 7 Januari 2022. Salah satu kekhawatiran ini disampaikan oleh akun Facebook Gachon Gac (tautan) pada 24 Desember 2021 lalu yang mengatakan agar pengguna kendaraan untuk mengisi penuh bahan bakar kendaraan mereka, sebab seluruh pom bensin PT Pertamina (Persero) dikabarkan akan melaksanakan mogok masal dari 29 Desember 2021 hingga 7 Januari 2022.

Pemberitahuan rencana mogok kerja itu disampaikan oleh Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) melalui surat dengan Nomor 113/FSPPB/XII/2021-TH bertanggal 17 Desember 2021 yang ditandatangani Presiden FSPPB Arie Gumilar dan Sekretaris Jenderal FSPPB Sutrisno.

Unggahan Facebook Gachon Gac juga menyertakan foto surat dari FSPPB yang ditandatangani Arie Gumilar tersebut. Unggahan ini sendiri telah dibagikan sebanyak 4,2 ribu kali dan mendapat 154 komentar per 28 Desember 2021.

Adapun keputusan untuk mogok kerja ini disebut terkait dengan pemotongan gaji pekerja dan kebijakan agile working yang berdampak pada pengaturan mekanisme pekerja work from home (WFH) atau bekerja dari rumah, meskipun PT Pertamina menegaskan bahwa sejauh ini, tidak ada pemotongan gaji dan konsep agile working masih dalam tahap review, seperti dilansir Kompas.com.

Periksa Fakta Mogok Pegawai Pertamina

Periksa Fakta Benarkah Mogok Pegawai Pertamina Berpengaruh Pada Stok Bahan Bakar. (Screenshot/Facebook/Gachon Gac)

Lalu, benarkah aksi mogok ini akan berdampak pada operasi PT Pertamina dan masyarakat umum, khususnya di stasiun pengisian bahan bakar di kota dan daerah?

Penelusuran Fakta

Tirto melakukan konfirmasi mengenai keputusan mogok pegawai ini kepada Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman. Fajriyah menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) sesuai kebutuhan serta tidak melakukan pembelian secara berlebihan, karena pasokan energi tersedia aman dan mencukupi.

“Terkait pesan yang menyebar luas di masyarakat tentang himbauan isi penuh tangki bensin motor atau mobilnya mulai 29 Desember 2021 s/d 7 Januari 2022, kami berharap masyarakat tidak melakukan panic buying, karena kami yakin seluruh pekerja Pertamina tetap mengedepankan kepentingan umum dan dapat bersama-sama menjaga kondusivitas dan kelancaran operasional," jelas Fajriyah melalui pesan singkat pada Selasa (28/12/2021).

Fajriyah juga menyampaikan, saat ini PT Pertamina memiliki Satgas Natal dan Tahun Baru yang melakukan monitoring 24 jam dan menjalankan kegiatan pengamanan ketersediaan dan distribusi BBM dan LPG, termasuk berkordinasi dengan Pemda dan pihak aparat. Ini juga dijalankan untuk mitigasi pengamanan distribusi terkait dengan aksi serikat pekerja Pertamina.

Terkait stok di daerah, Fajriyah mengatakan Satgas Nataru 2021 telah melakukan pertemuan rutin untuk memastikan kesiapan dan pengamanan distribusi BBM dan LPG. “Pertamina juga memiliki pola distribusi RAE (Reguler, Alternatif dan Emergency) untuk mengantisipasi kondisi emergency. sehingga pertamina tetap memastikan ketersediaan BBM dan LPG di seluruh wilayah,” jelas Fajriyah.

Adapun aksi mogok kerja rencananya akan diikuti pekerja Pertamina Group, anggota Serikat Pekerja Pertamina yang tergabung dalam FSPPB, dan akan dilakukan diseluruh wilayah kerja Pertamina holding dan subholding.

Salah satu alasan rencana mogok adalah soal pemangkasan gaji yang dilakukan manajemen Pertamina, seperti yang disampaikan Kepala Bidang Media FSPPB, Kapten Marcellus Hakeng Jayawibawa. FSPPB mengatakan direksi PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk memotong gaji karyawan di tengah penerapan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah selama pandemi COVID-19.

Hakeng mengatakan surat keputusan itu baru dirilis oleh manajemen. Hal ini menjadi salah satu alasan serikat pekerja akan melakukan aksi mogok kerja pada 29 Desember 2021 hingga 7 Januari 2022.

"Tiba-tiba tanpa komunikasi yang baik kepada pekerja internal, direksi mengeluarkan kebijakan potong gaji kami karena dianggap bekerja dari rumah," ungkap Hakeng seperti ditulis CNNIndonesia, Senin (21/12).

Namun, merunut perkembangan terakhir, Kementerian Ketenagakerjaan mengumumkan bahwa aksi mogok karyawan PT Pertamina yang tadinya akan dimulai Rabu tanggal 29 Desember 2021 ini telah dibatalkan. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jamsos Kemnaker, Indah Anggoro Putri menjelaskan, pihaknya berhasil memediasi kisruh yang terjadi antara direksi dengan FSPPB.

Mediasi itu menghasilkan tiga kesepakatan, di antaranya komunikasi yang lebih baik, penyesuaian gaji per April 2022 setelah tidak adanya kenaikan gaji sejak 2020, dan memberikan kebebasan FSPPB untuk mengekspresikan keinginannya, dengan tetap mengacu kepada Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa aksi mogok pekerja PT Pertamina telah dibatalkan, dan kalaupun tetap berjalan, masyarakat tidak perlu melakukan panic buying BBM dan LPG seperti yang dinarasikan di unggahan Facebook yang beredar.

==============

Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id atau nomor aduan WhatsApp +6287777979487 (tautan). Apabila terdapat sanggahan atau pun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Bisnis
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Farida Susanty