Menuju konten utama

Benarkah Mengonsumsi Makanan Organik Mengurangi Risiko Kanker?

Apakah sayur dan buah organik bisa mengurangi risiko kanker?

Benarkah Mengonsumsi Makanan Organik Mengurangi Risiko Kanker?
Ilustrasi makanan sehat. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Makanan organik disebut-sebut mampu mengurangi risiko kanker. Namun, apabila dilihat lebih dalam dan detail, tidak ada kaitan antara makanan organik dan risiko kanker.

Berbicara tentang makanan sehat, pestisida pada sayuran dan buah biasanya menjadi pertimbangan orang untuk memilih makanan organik.

Sebuah penelitian JAMA Internal Medicine melibatkan 68 ribu sukarelawan Perancis sejak 2009 dan mereka diwawancarai tentang apa yang mereka konsumsi, dan seberapa sering mereka mengonsumsi makanan organik dan anorganik.

Pada 2016, mereka yang sering mengonsumsi makanan organik, termasuk daging, sayur, buah, dan produk susu memiliki risiko 25 persen lebih rendah terkena kanker. Penelitian ini menyimpulkan, “lebih sering konsumsi makanan organik memiliki kaitan dengan menurunnya risiko kanker.”

“Meskipun penemuan ini sudah dikonfirmasi,” tulis penelitian tersebut, “konsumsi makanan organik secara umum dapat menjadi tindakan pencegahan terhadap kanker.”

Namun, jika dilihat lebih detail dalam penelitian tersebut terdapat beberapa hal yang diabaikan. Melansir Healthline, penelitian tersebut menimbulkan beberapa keraguan karena peneliti tidak mengecek kadar pestisida dalam tubuh partisipan, baik dari urine maupun ekskresi lainnya.

Penelitian juga menyebutkan, bahan kuisioner yang dipakai belum tervalidasi sehingga sulit melihat apa sebenarnya yang mereka ukur.

Dr. Timothy Byun, onkologis di Pusat pencegahan dan Perawatan Kanker Rumah Sakit St. Joseph, California menyatakan penelitian itu memuat sampel penelitian yang besar, tapi terbatas pada kuisioner (yang tidak valid).

“Tidak ada tes urine atau tes darah yang benar-benar mengukur kadar pestisida seseorang dan kaitannya dengan konsumsi makanan organik,” katanya seperti dikutip Healthline.

Byun menambahkan, tidak jelas kaitan antara makanan organik dan pencegahan kanker.

Makanan Organik

Makanan organik adalah makanan yang tidak diupayakan atau dikembangkan oleh manusia. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, hutan dan ladang semakin menyempit sehingga manusia mulai mengusahakan budidaya tanaman organik.

Tanaman organik ini diklaim tidak menggunakan pestisida berbahan kimia, tapi masih menggunakan pupuk atau pestisida alami. Makanan organik dan anorganik tidak memiliki perbedaan rasa, hanya label harga yang berbeda; makanan organik dijual lebih mahal.

Pestisida untuk makanan biasanya tidak berbahaya dan dalam penggunaan yang tepat dapat menjaga tanaman itu sendiri. Menghindari makanan anorganik tidak serta merta menghindarkan orang dari kandungan kimia berbahaya. Tanaman umumnya menghasilkan ‘pestisida’ mereka sendiri dalam rangka bertahan hidup.

Sebaliknya, pada 2014, sebuah penelitian yang dilakukan selama 10 tahun menunjukkan 500 ribu perempuan Inggris yang mengonsumsi makanan organik memiliki risiko yang sama terkena kanker daripada mereka yang tidak pernah makan makanan organik.

Apa yang Mengurangi Risiko Kanker?

American Institute of Cancer Research (AIRC) mengulas sebuah penelitian yang mengatakan, perempuan yang mengonsumsi 5,5 porsi sajian buah dan sayur setiap hari memiliki risiko 11 persen lebih rendah terkena kanker payudara daripada mereka yang mengonsumsi 2,5 porsi sajian sayur dan buah.

Porsi sajian didadasarkan pada secangkir sayur dedaunan mentah, 1,5 cangkir sayur matang, atau 1,5 cangkir potongan buah/buah yang diolah.

Berkaitan dengan tumor, konsumsi buah dan sayur berkorelasi dengan ER-negatif tumor. ER-negatif tumor adalah sel kanker yang tumbuh bersamaan dengan hormone estrogen pada perempuan, yang memerlukan penanganan lebih sulit daripada tumor pada umumnya.

Yang lebih menarik, risiko kanker berkurang setelah konsumsi rutin buah dan sayur paling tidak 8 sampai 10 tahun. Inilah mengapa beberapa studi diangkat antara kaitan makanan dnegan kanker terkadang tidak berguna dan mengada-ada.

Belum ada bukti yang cukup kuat untuk membuktikan konsumsi makanan organik dapat mengurangi kanker. Quick dan Dirty Tips menyatakan saat ini, cara terbaik mencegah kanker adalah mengonsumsi sayur dan buah secara teratur, baik organik maupun anorganik.

Mengurangi konsumsi daging merah dan makanan cepat saji sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko kanker. Diet mediterania, yaitu diet dengan mengonsumsi sayur dan buah mentah masih menjadi sarana terbaik menuju hidup sehat.

Selain itu, ada banyak lainnya untuk membeli makanan organik, seperti mengurangi pemakaian pestisida sintetis bagi lingkungan, dan paparan bahan kimia bagi petani, juga mendukung petani organik.

Hanya saja, jangan mengurangi konsumsi buah dan sayur karena takut dengan kandungan pestisida, karena hal tersebut tidak terbukti merusak kandungan gizi dalam buah dan sayur, terlebih menyebabkan kanker.

Sayur dan buah tetap menjadi jalan terbaik untuk hidup lebih sehat dan aktif, baik organik maupun anorganik.

Infografik SC Makanan Organik

Infografik SC Makanan Organik. tirto.id/Rangga

Baca juga artikel terkait KANKER atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra