Menuju konten utama
Studi Corona Terbaru

Benarkah Covid-19 Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi pada Pria?

Covid-19 bisa sebabkan disfungsi ereksi pada pria yang pernah positif virus Corona.

Benarkah Covid-19 Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi pada Pria?
Ilustrasi disfungsi ereksi [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Bisakah COVID-19 menyebabkan disfungsi ereksi? Sebuah tim peneliti telah menemukan jejak virus di jaringan penis mantan pasien yang dinyatakan sudah sembuh dari Corona.

Untuk studi mereka, yang diterbitkan dalam World Journal of Men's Health, para peneliti mengumpulkan jaringan penis dari empat pria yang menjalani operasi prostesis penis untuk disfungsi ereksi (DE).

Dua di antaranya telah terinfeksi COVID-19 sedangkan dua lainnya tidak. Di antara pria yang terinfeksi, satu dirawat di rumah sakit tetapi yang lain hanya mengalami gejala ringan.

Mereka mengumpulkan sampel untuk memeriksa jejak virus COVID-19 dan juga disfungsi endotel.

"Disfungsi endotel adalah suatu kondisi di mana lapisan pembuluh darah kecil gagal menjalankan semua fungsinya secara normal," terang pernyataan dari Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller dalam rilis berita.

Covid-19 Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi

Akibatnya, jaringan yang disuplai oleh pembuluh tersebut bisa mengalami kerusakan dan para peneliti menemukan jejak COVID-19 di jaringan penis pria yang memiliki riwayat penyakit tersebut.

Mereka menemukan bukti disfungsi endotel hanya pada peserta dengan riwayat infeksi COVID-19. Sudah enam dan delapan bulan sejak orang-orang itu terinfeksi.

"Studi kami adalah yang pertama menunjukkan keberadaan virus COVID-19 di penis lama setelah infeksi awal pada manusia. Hasil kami juga menunjukkan bahwa disfungsi sel endotel yang meluas akibat infeksi COVID-19 dapat menyebabkan DE," tulis para peneliti seperti dikutip Medical Daily.

Temuan menunjukkan bahwa disfungsi endotel dari COVID-19 dapat menyebabkan disfungsi ereksi, dengan kehadiran virus di jaringan penis yang memperburuk kondisinya.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa COVID-19 dapat menyebabkan disfungsi endotel yang meluas di sistem organ di luar paru-paru dan ginjal," jelas seorang peneliti Ranjith Ramasamy.

"Disfungsi endotel yang mendasari yang terjadi karena COVID-19 dapat memasuki sel endotel dan mempengaruhi banyak organ, termasuk penis," lanjutnya.

Hasilnya sejalan dengan penelitian lain yang diterbitkan awal tahun ini, yang menemukan bahwa pria yang memiliki riwayat COVID-19 enam kali lebih mungkin mengembangkan disfungsi ereksi.

Dalam studi yang berjudul "Mask up to keep it up, Preliminary evidence of the association between erectile dysfunction and COVID‐19", para peneliti menganalisis 100 sampel dan menemukan prevalensi disfungsi ereksi yang secara signifikan lebih tinggi pada kelompok pria yang pernah positif COVID-19.

Bahkan pada tahun 2020, para ahli telah memperingatkan bahwa COVID-19 yang ringan dapat menyebabkan masalah disfungsi ereksi jangka panjang.

"Penemuan terbaru ini adalah alasan lain bahwa kita semua harus melakukan yang terbaik untuk menghindari COVID-19," kata Eliyahu Kresch, mahasiswa kedokteran dan penulis pertama dari penelitian ini.

Baca juga artikel terkait GEJALA BARU COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH