Menuju konten utama

Benarkah Bisa Menolong Korban Hipotermia dengan Cara 'Bersetubuh'?

Apakah cara menangani penderita hipotermia dengan 'penyetubuhan' benar untuk dilakukan? Bagaimana hal itu seharusnya?

Benarkah Bisa Menolong Korban Hipotermia dengan Cara 'Bersetubuh'?
Ilustrasi hipotermia. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Beberapa waktu lalu sebuah unggahan sempat viral di media sosial, terkait seorang pendaki pria yang menyelematkan pendaki perempuan yang terkena hipotermia dengan cara 'disetubuhi'.

Unggahan tersebut menjadi perdebatan oleh warganet terkait apakah tindakan 'disetubuhi' merupakan langkah yang tepat untuk menolong penderita hipotermia. Lalu seperti apa penjelasannya?

Apa itu Hipotermia?

Melansir WebMD, hipotermia adalah penurunan suhu tubuh secara drastis yang berpotensi berbahaya hingga kematian, yang biasanya disebabkan oleh paparan suhu dingin berkepanjangan.

Rata-rata suhu tubuh normal yaitu di bawah 35 °C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C.

Dengan hipotermia, suhu inti turun di bawah 95 derajat. Pada hipotermia berat, suhu tubuh inti bisa turun hingga 82 derajat atau lebih rendah.

Penyebab Hipotermia

Terkait penanganan penderita hipotermia dengan cara 'penyetubuhan', apakah langkah tersebut benar untuk dilakukan?

Dilansir dari laman Mountain Training, hipotermia merupakan salah satu kasus dominan yang menyebabkan pendaki meninggal.

Di atas puncak umumnya hipotermia disebabkan karena kelelahan. Hal ini cukup berbahaya karena hipotermia merayap begitu lambat sehingga korban tidak menyadari serangan dingin yang bertahap.

Selain itu ada juga hipotermia yang disebabkan hilangnya panas secara mendadak di dalam tubuh (Immersion Hypothermia). Hal ini bisa terjadi saat pendaki jatuh ke di air, rawa-rawa, atau terkena hujan.

Menurut Mayoclinic, hiportemia bisa disebabkan karena beberapa faktor, di antaranya.

- Mengenakan pakaian yang tidak cukup hangat untuk kondisi cuaca dingin

- Terlalu lama terpapar cuaca dingin

- Pakaian yang dikenakan basah

- Jatuh ke dalam air, seperti dalam kecelakaan berperahu

- Tinggal di rumah yang terlalu dingin, baik karena pemanas yang buruk atau terlalu banyak pendingin ruangan

Lalu seperti apa cara menangani penderita hipotermia yang benar?

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk menolong korban hipotermia adalah sebagai berikut.

- Jika pakaian basah, segera menggantinya dengan yang kering

- Temukan tempat berlindung yang hangat dan kering

- Segera turun dari dataran tinggi jika itu memungkinkan

- Jangan langsung terpapar dengan sumber panas seperti bantalan panas, berdiri di depan api dan lainnya.

Selanjutnya, bila korban masih sadar dan bisa menelan, beri korban minuman yang hangat, manis, serta makanan yang berenergi tinggi untuk menggantikan energi yang hilang. Jangan berikan alkohol dan kafein.

Perawatan baiknya dilakukan dengan lembut, gerakan yang cepat dan gesekan yang kuat dapat menyebabkan darah dingin mengalir ke jantung dan otak.

Ini kemungkinan menyebabkan Ventricular Fibrillation (VF arrest) - atau dikenal sebagai henti jantung.

Jika korban tidak sadarkan diri periksa jalan udara tetapi jika Anda tidak dapat menemukan denyut nadi jangan mencoba resusitasi, atau yang dikenal dengan resuscitation yaitu teknik kompresi dada dan pemberian napas buatan untuk orang-orang yang detak jantung atau pernapasannya terhenti.

Hal ini boleh dilakukan dengan syarat Anda dapat melakukan resusitasi hingga pertolongan pertama sampai dengan alat yang lebih memadai.

Langkah terakhir jika tidak ada pertolongan yang mempan, maka peluklah korban dengan baik; sikap positif dan panas tubuh bersama dapat membuat perbedaan besar untuk pemulihan.

Metode tersebut adalah “Skin to Skin Care” (SSC) atau yang dikenal juga dengan nama “Kanggaroo Care”.

Metode ini biasanya dilakukan juga pada perawatan bayi lahir prematur dengan ibunya.

Sebelum menolong korban, pastikan tubuh Anda dalam keadaan kering, dan juga tidak sedang menderita hipotermia, sehingga panas tubuh bisa tersalurkan.

Infografik SC Hipotermia

Infografik SC Hipotermia. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait HIPOTERMIA atau tulisan lainnya dari Rachma Dania

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Rachma Dania
Penulis: Rachma Dania
Editor: Yandri Daniel Damaledo