Menuju konten utama
Info Kesehatan

Benarkah 70 Juta Warga RI Kena Hipertensi & Apa Penyebabnya?

Benarkah 70 juta warga Indonesia kena hipertensi? Berikut ini beberapa penyebabnya.

Benarkah 70 Juta Warga RI Kena Hipertensi & Apa Penyebabnya?
Ilustrasi seorang dokter mengukur tekanan darah pasiennya. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Jumlah pengidap hipertensi di tanah air berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2018 mencapai 34,1 persen dari total penduduk. Itu artinya, sekira 70 juta warga Indonesia menderita hipertensi.

Angka tersebut didominasi oleh kelompok lansia 75 tahun ke atas yakni sejumlah 69,50 persen.

Di tempat kedua adalah kelompok usia dewasa muda antara 34-44 tahun dengan jumlah 31,60 persen. Sisanya adalah kelompok dewasa muda.

Berdasarkan data tersebut, fakta miris menunjukkan bahwa dari sepuluh orang penduduk Indonesia, tiga orang memiliki masalah hipertensi atau tekanan darah tinggi, Antara News melansir.

Sayangnya dari tiga orang pengidap, hanya satu orang yang serius untuk menjalani pengobatan dengan teratur. Walau sudah menjalani pengobatan teratur pun belum tentu tekanan darahnya dapat kembali normal.

Akibatnya, Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kemenkes, Fatcha Nuraliya membeberkan bahwa penyakit hipertensi adalah salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia.

“Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di negara kita,” jelas Fatcha pada Webinar: Cegah dan Kendalikan Hipertensi untuk Hidup Sehat Lebih Lama, di Jakarta.

Mengenal penyakit hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi saat tensi darah seseorang mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi lagi.

Seseorang didiagnosa menderita hipertensi apabila tekanan darahnya pada dua hari berbeda atau selama beberapa hari mencapai lebih dari 140/90 mmHg.

Penderita hipertensi sering tidak merasakan gejala atau keluhan yang berarti, sehingga hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan tekanan darah.

Ketika tekanan darah sistoliknya lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya lebih dari 90 mmHg, maka sudah dianggap hipertensi.

Akan tetapi pada kondisi yang sudah parah dengan tekanan darah lebih dari 180/120 mmHg, ada beberapa gejala yang menyertai yaitu:

  • Pusing/sakit kepala
  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Mual/muntah
  • Penglihatan kabur
  • Kecemasan
  • Bingung
  • Mimisan
  • Telinga berdengung
  • Irama jantung tidak teratur

Penyebab penyakit hipertensi

Apa yang menyebabkan sepertiga penduduk Indonesia mengalami masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi tersebut?

Beberapa penyebab meningkatnya risiko seseorang mengalami hipertensi, merujuk laman World Health Organisation (WHO), adalah:

  1. Usia lanjut (lansia)
  2. Genetika
  3. Obesitas atau kelebihan berat badan
  4. Kurang beraktivitas fisik/kurang gerak
  5. Makanan tinggi natrium/garam
  6. Alkoholik

Tips mencegah dan mengontrol hipertensi

Sekira 1,28 miliar orang pada rentang usia 30-79 tahun menderita hipertensi, dengan dua per tiga dari jumlah keseluruhannya berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Pemicunya adalah pola makan tidak sehat dengan asupan gula, garam dan lemak yang berlebihan. Konsumsi gula sebaiknya dibatasi hanya empat sendok teh per hari. Sedangkan garam, satu sendok teh per hari dan lemak lima sendok makan per hari.

Gaya hidup minim aktivitas fisik juga menjadi penyebab munculnya penyakit hipertensi karena orang makin malas bergerak untuk melakukan olahraga, joging, dan berjalan kaki.

Untuk mencegah dan mengontrol hipertensi, maka sangat dianjurkan untuk mengubah gaya hidup mager menjadi lebih aktif secara fisik.

Melakukan olahraga ringan semacam berjalan kaki, jogging, bersepeda, dan lainnya selama 15-20 menit per hari perlu menjadi rutinitas.

Pola makan sehat dengan membatasi asupan gula dan garam serta lemak jahat juga disarankan. Berhenti merokok juga membantu dalam mengontrol tekanan darah.

Baca juga artikel terkait HIPERTENSI atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno