Menuju konten utama

Benahi Pendanaan Penelitian, Akademisi Moldova Terjun ke Politik

“Pekerjaan ilmuwan adalah melakukan kerja-kerja keilmuan,” kata Catarancius. “Tapi, saat ada yang salah dalam politik, ada baiknya mencoba mengubahnya lebih baik.”

Benahi Pendanaan Penelitian, Akademisi Moldova Terjun ke Politik
Ilustrasi politik. FOTO/istockphoto

tirto.id - Sejumlah akademisi Moldova memutuskan terjun ke pemilihan elektoral yang digelar pada Senin (25/2/2019). Para akademisi datang dari berbagai bidang keilmuan, di antaranya ahli matematika, seorang profesor ahli ekonomi, dan lima orang ahli ilmu politik dan sejarah.

Sebagaimana dilansir Nature, para akademisi cum kandidat berharap untuk meningkatkan penelitian dan pendidikan di Moldova yang menderita karena kemiskinan, korupsi, dan kurangnya dana. Mereka juga berharap akan mendepolitisasi ilmu pengetahuan.

Moldova adalah negara miskin dengan penduduk 3,5 juta orang tetapi berada di peringkat ke-117 dari 180 negara terkorup. Bagi para akademisi, kemiskinan dan kurangnya dana membuat hidup mereka sulit, apalagi untuk mendapat hibah penelitian dan pergi ke konferensi internasional.

Secara geopolitik, negara pecahan Uni Soviet ini terpengaruh antara blok pro Eropa dan pro Rusia. Pada pemilihan elektoral tahun ini, partai Demokrat yang berkuasa saat ini dan pro Eropa akan melawan kaum sosialis yang lebih menyukai hubungan dengan Rusia.

Sebagian besar para akademisi masuk dalam blok pro Uni Eropa. Para akademisi berharap untuk meningkatkan pendanaan dan kolaborasi dengan rekan-rekan di negara barat.

Serghei Cataranciuc, ahli matematika yang menjadi kandidat pemilihan umum, mengatakan jika terpilih nanti, ingin mengubah model penelitian ala Uni Soviet dimana sebagian besar dana masuk ke lembaga penelitian yang dipimpin oleh sosok yang lebih dekat dengan politik.

Efeknya, anak didik para pemimpin politik tersebut lebih banyak mendapat hibah dibanding ilmuwan-ilmuwan terbaik di negara tersebut. Cataranciuc juga mengatakan bahwa promosi harus didasarkan pada kinerja.

“Pekerjaan ilmuwan adalah melakukan kerja-kerja keilmuan,” kata Catarancius. “Tapi, saat ada yang salah dalam politik, ada baiknya mencoba mengubahnya lebih baik.”

Cataranciuc juga ingin pendanaan mengalir lebih banyak di pusat ilmu pengetahuan di universitas. Pendanaan ini akan mendorong orang-orang cerdas di Moldova untuk tetap tinggal di dalam negeri. Saat ini, Moldova memiliki 2600 peneliti dan diperkirakan akan semakin berkurang karena para peneliti memutuskan untuk pindah ke luar negeri mencari kondisi yang lebih baik.

Langkah yang akan diambil Cataranciuc adalah dengan memberi gaji yang layak dan rumah bagi para ilmuwan muda.

“Dalam bidang matematika, orang paling pintar dan kreatif telah meninggalkan negara ini,” ucap Cataranciuc yang sekarang memimpin departemen matematika Universitas Nasional Moldova seperti dikutip Nature.

Octavian Țîcu, ahli sejarah Akademi Ilmu Pengetahuan Moldova yang juga menjadi kandidat, mengatakan bahwa kolaborasi peneliti Moldova dengan peneliti Barat dan pendanaan untuk perjalanan internasioal adalah langkah pertama yang akan dilakukannya jika terpilih.

“Para akademisi enggan terjun ke politik setelah kejatuhan komunisme di Eropa Timur. Sudah waktunya membawa moralitas ke dalam politik,” ucap Țîcu.

Baca juga artikel terkait PENELITIAN atau tulisan lainnya dari Nurcholis Maarif

tirto.id - Politik
Penulis: Nurcholis Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani