Menuju konten utama

Belajar dari Sang Juara KIA

Di Indonesia, mobil-mobil buatan Korea Selatan (Korsel) seperti KIA dianggap mobil kelas dua. Padahal, di negara yang ketat dalam seleksi kualitas mobil seperti Amerika Serikat (AS), KIA justru ada di daftar teratas kualitas mobil di AS.

Belajar dari Sang Juara KIA
Mobil KIA Soul Nira di New York International Auto Show 2016. Foto/shutterstock.

tirto.id - “The Power to Surprise”. KIA memang mengejutkan, sesuai slogan yang diusungnya. KIA berhasil meraih posisi tertinggi dalam studi kualitas tahunan untuk mobil baru yang terjual di Amerika Serikat (AS) versi J.D. Power 2016, sebuah perusahaan konsultan bisnis ternama dunia.

Capaian ini sangat spesial bagi KIA, karena untuk pertama kalinya dalam 27 tahun produsen mobil asal Korea Selatan (Korsel) ini menempati puncak kualitas tertinggi di pasar AS. Sebuah capaian yang tak mudah di negara yang mengagungkan kualitas. Prestasi ini juga membuktikan merek mobil non premium seperti KIA untuk pertama kali mampu masuk daftar papan atas kualitas mobil di AS. Peringkat ini seolah memberi kesadaran bahwa industri otomotif Asia tak kalah berkualitas dari produksi barat.

KIA kini bisa menjadi salah satu simbol keperkasaan industri roda empat Asia. Sesuai dengan namanya, KIA yang berasal dari kata “KI” sebuah karakter Cina yang berarti kebangkitan, sedangkan “A” merujuk pada benua Asia. Jadi sangat layak KIA jadi simbol kebangkitan industri otomotif Asia khususnya Korea Selatan yang relatif masih “anak kemarin sore” di industri ini.

Kini KIA semakin memantapkan sebagai pemain utama produsen mobil di dunia, dengan jaringan distributor dan dealer sudah tersebar di 172 negara. Total karyawan KIA di seluruh dunia lebih dari 40.000 orang. Sebuah prestasi luar biasa dari produsen yang mulai dikembangkan sejak 1944 ini.

KIA dan saudara setanah airnya, Hyundai tercatat sebagai produsen mobil lima besar di dunia. Semua capaian ini tak mudah diraih dalam waktu singkat. Sayangnya, semua itu hanya cerita megah di seberang samudera sana, belum terjadi di Indonesia.

Proses Panjang

Untuk masuk posisi teratas dalam J.D. Power 2016 U.S. Initial Quality Study, KIA harus melalui penilaian yang rumit dan panjang. Studi J.D. Power menilai skor sebuah merek mobil dari catatan masalah yang dialami sang pemilik kendaraan selama 90 hari pertama saat pertama kali mobil itu keluar dealer dan diterima konsumen. Penelitian ini mencakup 80.000 pembeli atau penyewa mobil untuk periode Februari-Mei 2016. Satuan skornya menggunakan angka jumlah masalah yang terjadi setiap per 100 kendaraan (PP100). Artinya, dengan angka yang rendah maka kualitas mobil tersebut lebih tinggi daripada yang lainnya.

“Para pembuat mobil saat ini membuat beberapa produk dengan kualitas tinggi dari yang pernah kami lihat,” kata Vice President of U.S. Automotive Quality at J.D. Power Renee Stephens dalam keterangan resminya 22 Juni lalu.

Capaian KIA tahun ini tidak terjadi secara tiba-tiba, semuanya berproses secara bertahap. Media vanguardngr.com menulis soal kunci capaian gemilang KIA menduduki kursi tertinggi. Poin pentingnya, KIA telah melakukan perbaikan desain, kualitas, teknologi mereka demi menarik konsumen.

“Capaian nomor satu dalam hal kualitas ini merupakan hasil fokus kami selama dekade yang panjang dalam hal keterampilan dan improvisasi, dan sebagai refleksi dari kami mendengarkan suara konsumen kami, yang mana ini yang paling utama,” kata Chief Operating Officer dan EVP , Kia Motors America Michael Sprague.

Klaim dari KIA ini bisa dibuktikan dari capaian KIA dalam studi sebelumnya. Tren perbaikan kualitas secara konstan terjadi pada KIA dalam jejak pendapat yang dilakukan J.D. Power dalam 10 tahun terakhir.

Misalnya dimulai pada 2011, saat itu KIA hanya mencatatkan skor 113 dengan peringkat ke-19. Berselang setahun, skor KIA membaik jadi 107, dengan peringkat yang sama dengan tahun sebelumnya. Berselang dua tahun, pada 2014 KIA merangsek ke peringkat ke-17 dengan skor lebih baik sebanyak 106. Setelah itu KIA bergerak melesat, puncaknya pada 2015 dan 2016.

Dalam studi yang sama di 2015, KIA mencatatkan skor 86 dengan harus puas di nomor kedua di bawah Porsche. Namun, KIA berada tepat di atas Jaguar yang hanya di urutan ketiga. Sedangkan saudara satu grupnya KIA, Hyundai membayangi diurutan keempat.

Pada 2016, KIA mencatatkan skor 83 sebagai yang teratas, hanya selisih satu poin dengan Porsche yang mencatatkan skor 84 dari 33 merek mobil yang masuk daftar studi. Yang menarik, saudara KIA yaitu Hyundai membuntuti di urutan ketiga dengan skor 92. Capaian KIA maupun Hyundai luar biasa, karena mampu di atas skor rata-rata keseluruhan industri di angka skor 105.

Rapor dan Penjualan

Perbaikan kualitas memang terus dilakukan KIA. Imbalannya, angka penjualan KIA terus meningkat. Pada 2015 KIA membukukan penjualan 2.916.118 unit mobil dari berbagai segmen di penjuru dunia. Angka ini mengalami kenaikan 0,3 persen dari tahun sebelumnya. Sebuah capaian yang tak jelek-jelek amat di tengah kelesuan ekonomi dunia.

Pertumbuhan penjualan tertinggi masih terjadi di Negeri Ginseng tersebut mencapai 13,4 persen. Pertumbuhan signifikan juga diraih di pasar Amerika Utara hingga 6,7 persen, dengan menyumpang penjualan hingga 693.732 unit. Penjualan KIA masih mengandalkan KIA Rio yang mencatatkan penjualan terbaik untuk pasar ekspor terutama di Cina. Disusul oleh mobil KIA Sportage, sebagai SUV andalan mereka.

Capaian penjualan KIA pada 2014 justru sangat gemilang, mereka berhasil mengirimkan mobil kepada konsumen sebanyak 2.907.757 mobil ke seluruh dunia atau naik 5,9 persen dibandingkan 2013. Namun bila dihitung dari jumlah mobil yang berhasil dikapalkan, pada 2014 sudah ada 3.014.685 unit mobil yang berhasil keluar dari pabrik mobil KIA di seluruh dunia.

Penjualan gemilang secara global tak terlepas capaian penjualan KIA di pasar AS yang mencapai 625.818 unit pada 2015 atau mengalami kenaikan 7,9 persen. Rekor penjualan mobil KIA di AS terjadi pada Desember 2015, mobil KIA terjual 54.241 unit dengan pertumbuhan 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Rekor ini tepat bersamaan ketika KIA untuk pertama kali masuk dua besar J.D. Power setelah dua dekade lebih.

Lain lubuk lain ilalang, pepatah yang tepat menggambarkan kondisi KIA. Capaian penjualan KIA di dunia cukup positif. Namun, di Indonesia penjualan KIA yang sudah dirintis sejak 1999 relatif tak menggembirakan. Pada 2013 misalnya, PT Kia Mobil Indonesia (KMI) hanya menjual 12.121 unit mobil di Indonesia. Angka ini turun dari capaian 2012 yang sempat mencapai 13.651 unit. Meski demikian penjualan ini masih lebih baik daripada penjualan 2011 yang hanya menjual 9.081 unit.

"Kontribusi terbesar dari All New Picanto hampir setengahnya," kata Direktur Marketing KMI, Hartanto Sukmono dikutip dari Antara merujuk pada penjualan 2013.

Sayangnya beberapa tahun terakhir penjualan KIA makin merosot, penjualan KIA pada 2015 hanya 2.814 unit. Angka penjualan ini turun tajam dibandingkan penjualan pada 2014 yang sempat mencapai 8.936 unit.

Capaian prestasi yang ditorehkan oleh KIA secara global belum mengena di pasar Indonesia. Artinya ada sesuatu yang jadi persoalan. Dominasi pemain Jepang di pasar otomotif di Tanah Air sudah mengakar lama hampir 50 tahun, tak mudah bagi KIA melawannya. Produsen mobil asal Korsel ini mau tak mau harus mengubah strategi. Apalagi mereka masih mengandalkan impor untuk menjual produk mobil di pasar Indonesia.

Meskipun secara historis merek-merek Korsel lainnya mampu membuktikan diri merebut pasar dan mengambil hati konsumen Indonesia. Kisah Samsung merajai segmen smartphone setelah melibas BlackBerry dan Nokia jadi buktinya. Bagaimana produk-produk LG dan Samsung agresif mengisi perabotan rumah tangga keluarga-keluarga di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan bagi KIA, bahwa prestasi kualitas ternyata bukan segalanya untuk menembus pasar khususnya Indonesia, termasuk bagi sang juara di AS.

Baca juga artikel terkait OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Otomotif
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti