Menuju konten utama

Bekraf Dorong Start-up untuk Go Public

Bekraf mendorong start-up untuk go public ketimbang menjadi Unicorn.

Bekraf Dorong Start-up untuk Go Public
Ilustrasi Fintech. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Start-up di Indonesia kini mendapat dorongan untuk memasuki bursa saham (go public). Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) menganggap hal ini dapat menjadi alternatif pencapaian yang lebih mudah dibanding menjadi Unicorn.

"Kita sih senang kalau ada start-up jadi Unicorn. Tapi butuh beberapa tahun dan sulit," ucap Syaifullah, Direktur Akses Non Perbankan Bekraf saat ditemui di Hotel Shangri-La pada Senin (3/12).

Syaifullah memaklumi sejumlah start-up Indonesia telah mencapai gelar Unicorn. Namun, ia mengatakan hal itu sulit direplikasi bagi start-up lainnya terutama yang yang belum dilirik oleh venture capital. Karena itu, ia ingin mendorong agar lebih banyak startup yang memulai Initial Public Offering (IPO).

"Maka kami berikan tujuan baru, yaitu go public," ucap Syaifullah.

Menurut Syaifullah, bursa saham dapat membantu pengembangan modal start-up. Ia mencontohkan tiga start-up yang telah memasuki bursa saham seperti Kios On, M Cash, dan Passport.

Bagi Kios On, nilai saham sempat mencapai 3500 dari 180.200 sebagai harga perdana dalam setahun. Bagi M Cash, nilai sahamnya sempat mencapai 3.800 dari harga awal 1.800.

Syaifullah juga menyoroti adanya peningkatan cukup signifikan pada Passport yang mampu meraup perolehan IPO hingga Rp501 miliar dari target awal 48 miliar.

Selain itu, Syaifullah berharap bahwa peluang ini dapat dimanfaatkan oleh start-up yang didanai dari investor domestik. Belum lagi start-up tersebut memang dibuat untuk mengatasi sejumlah masalah di tingkat domestik.

"Dengan upaya ini ada start-up lokal yang bisa mengatasi problem lokal sekaligus pembiayaannya dari lokal," ucap Syaifullah.

Bekraf telah bekerjasama dengan Indonesia Stock Exchange (IDX) untuk merealisasikan rencana Go-public bagi start-up pada 6 September 2018 yang diselenggarakan di Main Hall IDX. Selain IDX, pihak lain yang juga terlibat adalah Mandiri Capital Indonesia.

Baca juga artikel terkait STARTUP atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Yantina Debora