Menuju konten utama

BBY Gelar Pameran Seni Rupa Gambar Kaca Lama

Gambar kaca atau glass painting adalah lukisan di atas kaca yang menurut para ahli merupakan suatu perkembangan teknik melukis di Eropa. Biasanya gambar kaca ini dibuat berupa lukisan para tokoh atau ikon-ikon keagamaan.

BBY Gelar Pameran Seni Rupa Gambar Kaca Lama
Pameran Seni Rupa Tradisional KACA CARITA yang akan berlangsung di Bentara Budaya Yogyakarta, 5-13 November 2016. Ada sekitar 65 karya lukisan kaca yang dipamerkan. [Foto/BBY]

tirto.id - Gambar kaca atau glass painting adalah lukisan di atas kaca yang menurut para ahli merupakan suatu perkembangan teknik melukis di Eropa. Biasanya gambar kaca ini dibuat berupa lukisan para tokoh atau ikon-ikon keagamaan.

“Dalam pameran kali ini ini kami berupaya untuk menampilkan gambar-gambar kaca lama sebagai pengetahuan tentang seni tradisional Jawa yang dibuat oleh juru sungging kaca zaman dahulu, yang sayangnya anonim. Gambar-gambar kaca ini kami kumpulkan dari beberapa kolektor gambar kaca lama,” M. Wuryani, Humas Bentara Budaya Yogyakarta, Jumat (4/11/2016) dalam pers rilisnya.

Sebenarnya gambar kaca memang sudah ada di Indonesia sekitar awal abad ke-19 tetapi bukan karya orang Indonesia melainkan karya pelukis dari Eropa, Cina, dan Jepang, bahkan dari Nepal. Lukisan-lukisan kaca tersebut terpasang pada rumah loji orang Belanda dan para hartawan Cina yang membelinya dari negara-negara Eropa ,Cina, dan Jepang. Kemungkinan merupakan karya souvenir masa itu.

Tahun 1939 dalam majalah Djawa terbitan Java Institut, Hooykaas menerangkan bahwa sekitar tahun 1939 dia mendapat lukisan kaca dari berbagai toko souvenir di daerah Yogyakarta berupa lukisan kaca dengan tema wayang.

Dari contoh-contoh lukisan kaca produksi tahun 1939 tersebut dapat kita ketahui beberapa hal penting. Lukisan-lukisan kaca tersebut terutama yang menggambarkan legenda rakyat, seperti Syeh Dumbo, Sunan Kalijaga,dan Ande-ande Lumut kami kira otentik karya ahli sungging saat itu terutama di Yogyakarta atau Surakarta.

“Sedangkan yang bertemakan Islami kami tidak berani mengatakan itu asli karya ahli sungging Jawa karena ada beberapa kaligrafi atau cerita tentang Nabi Yusup yang mengcopy dari gambar-gambar cetak (print) yang beredar di Timur Tengah kemudian dibeli oleh para Haji Indonesia sebagai souvenir, kemudian dicontoh oleh ahli sungging sebagai pesanan. Jadi gambarnya asli Indonesia tetapi mencontoh gambar print dari Arab termasuk, juga gambar-gambar Masjidil Haram di Mekah yang digambar dalam berbagai versi,” ujar Wuryani.

Baca juga artikel terkait BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh