Menuju konten utama

BBY Gelar Pameran Foto Soekarno

Dalam kurun waktu 1946-1950, Ibu Kota Indonesia berada di Yogyakarta. Selama kurun waktu tersebut ada berbagai macam peristiwa sejarah yang terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut akan dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta, berlangsung tanggal 12-20 Agustus 2016.

BBY Gelar Pameran Foto Soekarno
Presiden ris. Sumber foto diambil dari buku kenangan lukisan perjuangan rakyat indonesia 1945-1950 yang diterbitkan kementerian penerangan Jakarta 1950 oleh Bentara Budaya Yogyakarta

tirto.id - Pada tanggal 4 Januari 1946, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden M. Hatta pindah dari Jakarta menuju Yogyakarta. Ibukota Republik Indonesia pun ikut pindah dari Jakarta ke Yogyakarta selama kurang lebih 4 tahun lamanya karena teror di Jakarta menyebabkan kondisi tidak kondusif untuk pemerintahan.

Setelah melewati masa-masa sulit selama empat tahun, pada 28 Desember 1949, Pukul 10.00 WIB, rombongan Presiden Soekarno kembali ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia Airways yang berangkat dari lapangan Maguwo Yogyakarta dan mendarat Pukul 11.40 WIB di lapangan terbang Kemayoran.

Dalam kurun waktu empat tahun tersebut terjadi berbagai peristiwa di Yogyakarta yang biasa disebut Clash I dan Clash II. Peristiwa-peristiwa bersejarah berkaitan dengan kebijakan politik, perang, gerilya, perundingan, dan lain sebagainya dilakukan di Yogyakarta selama empat tahun. Peristiwa-peristiwa tersebut terekam oleh juru foto baik dari Hippos atau juru foto Kementerian Penerangan pada masa itu.

Foto-foto tersebut, akan dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta, berlangsung tanggal 12-20 Agustus 2016, bertajuk “Mengenang Djogjakarta Ibukota RI 1946-1949”

Di samping foto-foto bersejarah, ada juga foto-foto keseharian para pemimpin Republik dan keluarganya. Kurang lebih ada 50 foto hitam putih yangakan dipamerkan untuk mewakili Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia.

Sumber foto diambil dari buku kenangan Lukisan Perjuangan Rakyat Indonesia 1945-1950 yang diterbitkan Kementerian Penerangan Jakarta 1950.

Baca juga artikel terkait GAYA HIDUP atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh