Menuju konten utama

Bawaslu Ingatkan Peserta Pemilu dan Relawan untuk Kampanye Damai

Bawaslu meminta para peserta pemilu serta relawan pendukung untuk menyebarkan visi misi dan program, bukan kampanye hitam.

Bawaslu Ingatkan Peserta Pemilu dan Relawan untuk Kampanye Damai
Komisioner KPU Wahyu Setiawan (kiri) berbincang dengan perwakilan tim kampanye nasional pasangan Capres dan Cawapres sebelum memimpin rapat di gedung KPU, Jakarta, Rabu (27/2/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.

tirto.id - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja menyayangkan masih ada kampanye hitam yang menyerang salah satu pasangan capres-cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Ia pun meminta peserta, pelaksana, tim kampanye, dan relawan pendukung peserta pemilu bersama-sama menciptakan suasana pemilu yang damai, tanpa menyinggung isu suku, agama, ras, dan antargolongan.

"Pemilu yang damai itu yang gembira, tanpa tekanan kemudian suasananya menggembirakan dan tidak mencekam. Kemudian pemilu yang damai ini prasyaratnya adalah kampanye hitam dikurangi, pemberitaan-pemberitaan mengenai suku agama dan ras dikurangi," kata Bagja saat ditemui di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019) malam.

Daripada menyebarkan kampanye hitam maupun hoaks ke masyarakat, Bawaslu meminta para peserta pemilu serta relawan pendukung untuk menyebarkan visi misi dan program.

Tak hanya itu, Bagja juga meminta peserta pemilu memberikan pendidikan politik yang baik ke masyarakat, tentunya dengan tetap mengutamakan kampanye yang damai dan gembira.

"Harapannya, supaya kampanye-kampanye yang mendidik, gembira dan tidak mencekam," ujar Bagja.

Sebelumnya sebuah video berdurasi 45 detik viral di media sosial. Dalam video itu terlihat seorang ibu yang tengah bertamu ke rumah salah seorang warga, mengatakan, pemerintahan Jokowi akan menghapus kurikulum agama dan menghapus pesantren.

"Kalau kita pilih Prabowo itu, kita pikirkan nasib agama kita, anak-anak kita walaupun kita tidak menikmati.Tapi besok lima tahun atau 10 tahun akan datang ini, apakah kita mau kalau pelajaran agama dihapuskan oleh Jokowi bersama menteri-menterinya," kata ibu tersebut, dilihat dari rekaman video.

"Itu kan salah satu programnya mereka. Yang pertama, pendidikan agama di hapus di sekolah sekolah. Terus rencananya mereka itu menggantikan pesantren Itu akan menjadi sekolah umum dan berbagai macam cara untuk ini," sambungnya.

Pada akhir Febuari 2019, juga ramai adanya sebuah video viral diduga bentuk upaya kampanye hitam terhadap pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebar.

Video tersebut diunggah pemilik akun Twitter @citrawida5. Dalam video, seorang perempuan tengah berbicara kepada salah seorang penghuni rumah dalam bahasa Sunda.

"Moal aya deui sora azan, moal aya deui Nu make tiung. Awewe jeung Awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin (tidak ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang pakai kerudung, perempuan dan perempuan boleh menikah, laki-laki dan laki-laki boleh menikah)," kata perempuan dalam video tersebut.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Dipna Videlia Putsanra