Menuju konten utama

Bawang Putih Sumbang Inflasi Sepanjang Februari 2020

Pasokan bawang putih yang tersendat jadi salah satu penyebab terjadinya inflasi selama Februari 2020.

Bawang Putih Sumbang Inflasi Sepanjang Februari 2020
Warga membeli bawang putih saat Operasi Pasar di Pasar Induk Rau di Serang, Banten, Rabu (19/2/2020). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp.

tirto.id - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Yunita Rusanti, menyebut kenaikan harga bawang putih sepanjang Februari lalu menjadi penyebab terjadinya inflasi sebesar 0,28 persen.

Harga bawang putih yang mengalami kenaikan akibat keterbatasan pasokan, kata dia, membuat bawang putih menyumbang andil inflasi terbesar pada Februari 2020 yaitu mencapai 0,09 persen.

"Kenaikan harga bawang putih disebabkan terbatasnya pasokan," ujarnya dalam jumpa pers di kantor BPS Jakarta, Senin (2/3/2020).

Selain bawang putih, bahan makanan yang juga menyumbang andil inflasi adalah cabai merah sebesar 0,06 persen serta daging ayam ras dan jeruk masing-masing 0,02 persen.

Komoditas lain yang juga mengalami inflasi pada periode ini adalah rokok kretek filter, beras, minyak goreng, rokok putih, cabai rawit, bawang bombay dan kentang masing-masing 0,01 persen.

Dengan kenaikan harga tersebut, maka kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi tertinggi di Februari 2020 adalah makanan, minuman dan tembakau yaitu 0,95 persen.

Kelompok lainnya adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,41 persen, kesehatan 0,34 persen, pakaian dan alas kaki 0,21 persen serta penyedia makanan dan minuman/restoran 0,17 persen.

Meski demikian, terdapat kelompok yang mengalami deflasi dan menekan inflasi yaitu transportasi 0,37 persen serta informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen.

"Transportasi menyumbang deflasi, karena adanya penurunan harga bensin jenis pertamax oktan 92 dan pertamax turbo serta tarif angkutan udara yang menyumbang andil masing-masing 0,03 persen," kata Yunita.

Baca juga artikel terkait BAWANG PUTIH atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana