Menuju konten utama

Bawang Merah Picu Inflasi, Bulog Minta Petani Simpan Hasil Panen

Bulog menyatakan harga bawang merah masih kerap melonjak karena banyak petani komoditas ini belum terbiasa menyimpan hasil panennya. 

Bawang Merah Picu Inflasi, Bulog Minta Petani Simpan Hasil Panen
Teknologi gudang berbasis pendingin atau CAS milik Bulog di Brebes, Jawa Tengah. tirto.id/Vincent Fabian Thomas.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data laju inflasi selama April 2019 mencapai 0,44 persen. Rinciannya, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan: 1,45 persen.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan bawang merah dan bawang putih memberikan andil besar terhadap inflasi selama April 2019. Harga bawang merah mengalami kenaikan 22,93 persen dengan andil sebesar 0,31 persen ke inflasi. Sementara harga bawang putih yang naik 35 persen memiliki andil ke inflasi sebesar 0,09 persen.

Kepala Divre Bulog Jawa Tengah, Sugit Tedjo mengatakan salah satu penyebab kenaikan harga bawang merah ialah karena petani tak biasa melakukan penyimpanan stok. Para petani, kata dia, terbiasa langsung menjual hasil panen bawang merah ke pasaran.

Akibatnya, kata Sugit, ketika harga bawang merah sedang tinggi, tak banyak yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenaikan. Sebab, mekanisme pengendalian harga melalui pelepasan stok ke pasar semakin terbatas kemampuannya.

Menurutnya, jika masyarakat dapat lebih membiasakan diri dengan metode penyimpanan bawang merah, upaya menstabilkan harga yang dilakukan oleh Bulog dapat lebih baik.

"Masyarakat lebih suka panen, jual, panen, jual sehingga dia tidak terbiasa menyimpan. Itulah yang seringkali menyebabkan inflasi setiap saat akan terus berlangsung," kata dia usai konferensi pers mengenai gudang CAS Bulog di Kompleks Pergudangan Klampok, Brebes, Jawa Tengah pada Kamis (2/5/2019).

Sugit mengatakan saat ini Bulog memiliki gudang berteknologi pengondisian udara (Controlled Atmosphere Storage/CAS) di Kompleks Pergudangan Klampok, Kecamatan Wanasari, Brebes.

Kapasitas gudang berteknologi CAS itu mencapai 20 kamar (chamber) yang tiap unitnya dapat diisi dengan 13 ton bawang merah. Namun, kata Sugit, dari 20 chamber yang tersedia, baru 2 yang terisi atau tersimpan 26 ton bawang merah saja.

Sugit mengatakan penerapan teknologi CAS ini baru tahap uji coba. Gudang CAS ini pun juga baru diresmikan hampir setahun yang lalu sehingga masih relatif baru. Menurut dia, hal ini turut menyebabkan bawang merah yang disimpan di gudang itu masih sedikit.

Oleh karena itu, Sugit mengatakan Bulog akan berupaya menyosialisasikan gudang CAS itu kepada para petani bawang merah.

"Kebetulan ini masih masa uji coba, sehingga kira-kira tanggal 23 [Mei], baru kita jual [26 ton bawang merah]," ucap Sugit.

Baca juga artikel terkait BAWANG MERAH atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom