Menuju konten utama

Batan Lakukan Pembersihan Daerah Terpapar Radiasi di Serpong

Batan sudah mengambil sumber pemapar yang memancarkan radiasi di atas ambang dan mengambil seluruh vegetasi dan tanah untuk dilakukan pengujian di laboratorium Batan.

Batan Lakukan Pembersihan Daerah Terpapar Radiasi di Serpong
Tim medis dari Badan Pengawas Teknologi Nuklir (BAPETEN) melakukan melakukan pertolongan kepada korban kecelakaan mobil pengangkut bahan radioaktif yang terkena radiasi nuklir saat geladi lapang penanggulangan Kedaruratan Nuklir atau Radiologi di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (6/12/2018). Dalam geladi lapang ini Bapeten bekerja sama dengan Kompi Zeni Nubika TNI AD dan Kepolisian untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel dalam menanggulangi kecelakaan nuklir serta uji coba peralatan yang ada. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

tirto.id - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) tengah melakukan clean up [pembersihan] area yang terpapar radiasi di depan Komplek Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan. Paparan radiasi di wilayah tersebut dinyatakan diatas ambang batas setelah diketahui oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

"Saat ini Batan sedang melakukan clean up di sekitar area terpapar," ujar Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama, Batan, Heru Umbara melalui siaran pers yang diterima Tirto, Sabtu (15/2/2020)

Heru mengatakan dengan berbagai fasilitas laboratorium dan pengolahan limbah radioaktif, BATAN diminta Bapeten untuk membantu proses pembersihan dan analisis material penyebab tingginya paparan radiasi.

Upaya pembersihan yang telah dilakukan Batan untuk saat ini adalah mengambil sumber pemapar yang memancarkan radiasi di atas ambang dan mengambil seluruh vegetasi dan tanah untuk dilakukan pengujian di laboratorium Batan.

Pembersihan ini menurut Heru, merupakan upaya pertama yang dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dan lingkungan dari paparan radiasi. Batan mengambil vegetasi dan tanah yang dimasukkan ke dalam drum berkapasitas 100 liter sebanyak 52 drum.

"Dari hasil clean up itu, bahan penyebab paparan radiasi telah ditemukan bercampur dengan tanah. Temuan itu saat ini sedang dianalisis di laboratorium BATAN," jelas Heru.

Setelah dilakukan proses pembersihan, didapatkan penurunan paparan radiasi sebesar 30% dari 149 mikro sivet per jam. Pengecekan terkahir dilakukan pada Sabtu dini hari 98,9 mikrosivet per jam. Proses pembersihan ini akan terus dilanjutkan sampai area tersebut benar-benar bersih dan tidak membahayakan bagi warga dan lingkungan.

Batan, lanjut Heru memperkirakan upaya pembersihan ini dilakukan hingga 20 hari sejak tanggal 12 februari 2020. Meski begitu, besar harapan bisa dinyatakan bersih sebelum 20 hari. Selanjutnya saat ini sedang dipersiapkan upaya pengecekan whole body counting kepada warga, untuk mengetahui dampak kontaminasi.

Heru menghimbau, masyarakat tidak perlu panik terhadap kejadian ini. Ia memastikan bahwa kejadian ini telah ditangani oleh pihak yang berkompeten.

"Warga diharapkan melakukan aktivitas seperti biasa saja, asal tidak masuk ke dalam area yang sudah diberi tanda terkontaminasi. Paparan radiasi ini bila dikelola dengan baik tidak akan membahayakan keselamatan warga," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait RADIOAKTIF atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Bayu Septianto