Menuju konten utama

Batam Waspada Tes PCR Palsu, Perbatasan Laut Diperketat

Tes PCR palsu yang dibawa PMI Malaysia di Batam membuat pemerintah memperketat pengawasan perbatasan laut.

Batam Waspada Tes PCR Palsu, Perbatasan Laut Diperketat
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR di Jakarta, Senin (25/10/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

tirto.id - Hasil Tes PCR palsu yang dibawa oleh pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia menambah risiko menyebarnya Covid-19 di Batam menyusul merebaknya Varian Omicron.

Menanggapi kondisi tersebut, Satgas Penanganan Covid-19 berupaya memperketat pengawasan pintu perbatasan melalui transportasi laut dan memastikan karantina berjalan dengan baik.

Entry test untuk setiap orang yang datang, sebagian besar PMI dari Malaysia dan Singapura menjadi keharusan. Selain itu kami juga akan menambah tempat-tempat karantina baru,” tutur Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayen TNI Fajar Setyawan, dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Jumat (31/12/2021).

Batam merupakan satu dari dua gerbang kedatangan melalui laut yang dibuka pemerintah dalam situasi pandemi Covid-19.

Saat ini, rata-rata kedatangan harian mencapai 250 orang berasal dari Singapura dan Johor, Malaysia.

Berdasarkan analisis ketersediaan tempat tidur karantina terpusat pemerintah maupun hotel di Batam, maka diperlukan 2.750 tempat tidur.

Dan sekarang, ketersedian tempat tidur di Batam sebanyak 2.712, jadi masih kurang 38 tempat tidur.

Ini juga berarti bahwa pemakaian hotel yang maksimum, masih terdapat kekurangan tempat karantina PPLN.

“Kenyataan di lapangan, kedatangan PMI lebih banyak dibandingkan non-PMI dan keterpakaian hotel tidak sebanyak fasilitas milik pemerintah. Dengan demikian fasilitas karantina milik pemerintah harus ditambah agar tidak menimbulkan penumpukan,” tutur Fajar.

Saat ini keterisian tempat tidur karantina terpusat untuk PMI, Pelajar dan ASN di Batam mencapai 95 persen dan untuk hotel sebesar 32 persen.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menambahkan, selama periode Desember ditemukan 353 orang positif Covid-19.

“Angka ini naik dua kali lipat lebih dari 168 kasus pada November. Sebagian besar positif saat tes PCR kedua," ujar Wiku.

Dari data itu, lanjut Wiku, menunjukkan karantina selama 10 hari efektif untuk melakukan penyaringan, sehingga penularan lebih luas bisa dicegah.

Dari kasus penularan Covid-19 pelaku perjalanan internasional melalui Batam, hasil Whole Genome Squencing (WGF) belum menemukan satu pun Varian Omicron.

Menurut Wiku, prioritas mitigasi transmisi jalur laut Batam saat ini adalah memperketat penjagaan perbatasan mengingat banyak PMI dari Malaysia yang ternyata positif Covid19.

“Selain itu, penambahan tempat tidur karantina juga menjadi prioritas pemerintah saat ini demi mengantisipasi peningkatan kedatangan di periode Natal dan Tahun Baru," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait TES PCR PALSU

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Dhita Koesno