Menuju konten utama

Basarnas Imbau Warga Tidak "Selfie" di Lokasi Banjir Garut

Basarnas mengeluhkan keberadaan warga yang hanya datang ke lokasi bencana banjir Garut untuk "selfie" tanpa mengindahkan kondisi tanggap darurat.

Basarnas Imbau Warga Tidak
Petugas TNI mencari korban bencana banjir bandang pasca meluapnya aliran sungai Cimanuk di Lapangparis, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jabar, Sabtu (24/9). Petugas gabungan hingga hari keempat pencarian telah menemukan 32 korban banjir bandang. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pd/16

tirto.id - Badan SAR Nasional (Basarnas) meminta warga menghentikan "selfie" foto di lokasi bencana banjir bandang Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Aksi “selfie” ini membuat banyak warga berbondong-bondong datang ke lokasi bencana di tengah-tengah kondisi tanggap darurat yang tengah berlangsung.

Tindakan tersebut, menurut Basarnas, tidak patut dilakukan karena seakan-akan tidak menghargai para warga yang menjadi korban

"Harap diingatakan atau ditegur bagi masyarakat yang hanya "selfie-selfie", mari kita jaga perasaan korban yang terkena bencana," kata Humas dan Protokoler Basarnas Bandung, Joshua melalui siaran pers, Minggu, (25/09/2016).

Joshua menyatakan, lokasi banjir bandang di Garut terkesan dianggap sebagai tempat wisata bencana oleh masyarakat bukan korban bencana.

"Jangan kejadian musibah ini dijadikan wisata bencana," katanya.

Komandan Posko Penanggulangan Bencana Garut, Letkol Arm Setyo Hani Susanto mengimbau masyarakat untuk menjaga perasaan korban bencana dengan tidak berfoto-foto di lokasi banjir.

Ia mengeluhkan, selama tanggap darurat ada banyak masyarakat luar bahkan mengatasnamakan kelompok atau organisasi berfoto bersama dengan latar belakang daerah terdampak banjir.

"Foto-foto "selfie" dengan membawa 15 orang, 'background'nya ada kami (petugas) di lokasi bencana, itu menyakiti perasaan yang menjadi korban," tandasnya.

Ia menambahkan masyarakat yang datang ke lokasi banjir itu sebagian hanya menonton, ada juga menyerahkan bantuan langsung kepada korban.

Namun anehnya setelah menyerahkan bantuan, kata dia, kelompok orang tersebut berfoto bersama kemudian teriak-teriak.

"Foto-foto lalu teriak-teriak. Saya dokumentasikan itu. Saya sendiri saja (lokasi banjir) tidak mau memperlihatkan gigi saya (senyum)," kata Setyo juga menjabat sebagai Komandan Kodim 0611 Garut.

Beberapa lokasi banjir banyak warga secara perorangan maupun bergerombol mengatasnamakan organisasi atau unsur orang penting datang untuk melihat kondisi pasca banjir.

Seperti di lokasi banjir Kampung Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul ada sekelompok perempuan datang untuk memberi bantuan kepada korban banjir.

Setelah menyerahkan bantuan, mereka berfoto bersama dengan gaya ceria berikut latarbelakangnya lokasi bencana banjir.

Selain itu, banyak juga komunitas kendaraan mobil mewah dengan jumlah banyak masuk ke titik lokasi banjir di Cimacan.

Komunitas mobil mewah itu datang sambil menyalakan sirine ketika mau memasuki kawasan lokasi yang terkena dampak banjir.

Sementara itu, lokasi banjir di Cimacan banyak rumah yang rusak dan berlumpur.

Petugas gabungan dan sukarelawan masih melakukan pembersihan dan membantu warga untuk membersihkan rumahnya.

Sebelumnya, aKomandan Kodim (Dandim) 0611 yang juga Komandan Posko Penanggulangan Bencana Garut Letkol Arm Setyo Hani Susanto menyatakan, tanggap darurat hari kelima masih fokus pada pencarian korban banjir bandang.

"Tanggap darurat tetap memproritaskan pencarian korban yang hilang," kata Setyo di Markas Kodim 0611 Garut, Minggu.

Ia menuturkan tim gabungan dari instansi maupun sukarelawan disebar di beberapa titik untuk melakukan pencarian.

Ia berharap proses pencarian itu dapat berhasil menemukan warga yang dilaporkan hilang saat terjadi bencana banjir, Selasa (20/9) malam.

"Mudah-mudahan yang hilang dapat segera ditemukan," katanya.

Ia menyampaikan, berdasarkan data terakhir yang dihimpun Posko Penanggulangan Bencana Garut ada 33 orang ditemukan meninggal dunia, dua di antaranya masih dalam identifikasi dan 20 orang hilang.

"Terkait dengan rilis data terakhir yang kami punya, untuk korban meninggal sampai saat ini 33 orang," katanya.

Selain fokus pencarian korban hilang, Setyo juga memerintahkan anggotanya dibantu dengan pihak lain untuk membersihkan tempat yang banyak puing-puing bangunan rumah.

"Daerah mana saja yang banyak puingnya maka akan saya kerahkan petugas untuk membersihkannya, termasuk diterjunkan kendaraan angkutnya," kata Setyo.

Baca juga artikel terkait BENCANA atau tulisan lainnya dari Putu Agung Nara Indra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Putu Agung Nara Indra
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra