Menuju konten utama

Baru 60-an Persen Gedung di Jakarta Penuhi Standar Keselamatan

Hasil kajian Kementerian PUPR menyimpulkan baru sekitar 60-an persen gedung di DKI Jakarta yang sudah memenuhi standar keselamatan. 

Baru 60-an Persen Gedung di Jakarta Penuhi Standar Keselamatan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memberikan materi pada forum Tri Hita Kirana (THK) dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) di area penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018). ICom/Am IMF-WBG/Zabur Karuru

tirto.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono menyatakan masih banyak gedung di Jakarta yang belum memenuhi standar keamanan dan keselamatan.

Pernyataan Basuki itu didasarkan pada hasil penilaian Komite Keselamatan Konstruksi yang telah melakukan evaluasi terhadap sejumlah gedung di DKI pada Februari-April 2019.

"Kementerian PUPR telah melakukan [uji] sampling untuk menilai kesiapsiaagaan, terutama gedung-gedung pencakar langit yang ada di Jakarta ini," kata dia di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta pada Jumat (26/4/2019).

Basuki menyampaikan, ada 3 aspek keamanan gedung yang dinilai oleh Komite Keselamatan Konstruksi. Tiga aspek tersebut punya bobot penilaian yang berbeda dan nantinya akan dikalkulasi menjadi satu penilaian secara keseluruhan.

"Pertama, tentang aspek pengelola gedung. Misalnya, sumber daya bobotnya 20 persen. Kemudian kelengkapan dokumennya dalam rangka pembangunan gedung itu," ujar Basuki.

"Kemudian yang paling penting, kondisi aktual komponen bangunan gedung dan aspek keselamatan kesehatan dan kemudahan dan kenyamanan yang bobotnya 40 persen," tambah dia.

Berdasarkan penilaian itu, menurut Basuki, baru ada sekitar 60 persen gedung di Jakarta yang telah memenuhi semua aspek terkait standar keselamatan. Sisanya, 40 persen, masih rawan memakan korban jika kecelakaan atau bencana terjadi.

"Saya kira kalau persentase lebih dari 60 persen. Walaupun baru melakukan beberapa sampling, tapi kami teruskan melihat kesiapsiagaan keseluruhan dari gedung-gedung di Jakarta ini," imbuhnya.

Meski demikian, menurut Basuki, ada aspek lain yang perlu dinilai dalam evaluasi terhadap gedung-gedung pencakar langit tersebut. Salah satunya, adalah kondisi jalan serta arus lalu lintas yang berada di sekitarnya.

Sebab, kondisi jalan dan lalu lintas di sekitar gedung mempengaruhi penyelamatan dan evakuasi korban jika kecelakaan atau bencana datang sewaktu-waktu.

"Kondisi transportasi di jakarta yang masih sering macet. Misalnya [jalan] Sudirman, Thamrin, Monas itu, kan [banyak] gedung-gedung pencakar langit," ujar dia.

"Kita harus melihat [kemungkinan], seandainya ada suatu kecelakaan, kebakaran, [....] harus dilihat pemadam brigade[nya] paling dekat di mana," Basuki menambahkan.

Baca juga artikel terkait GEDUNG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom