Menuju konten utama

Barata Indonesia Targetkan Pendapatan Naik 20 Persen Usai Akuisisi

Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero), Silmy Karim mengatakan, akuisisi tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi dan pendapatan korporasi.

Barata Indonesia Targetkan Pendapatan Naik 20 Persen Usai Akuisisi
PT Barata Indonesia Persero. FOTO/kementerian bumn

tirto.id - PT Barata Indonesia (Persero) mengakuisisi pabrik Siemens Power dan Gas-Turbine Components yang berada di Cilegon, Banten.

Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero), Silmy Karim mengatakan, dengan akuisisi ini dapat meningkatkan produksi dan pendapatan korporasi tahun depan 20 persen dari target tahun ini.

PT Barata Indonesia adalah perusahaan plat merah yang berperan penting dalam program elektrifikasi di Indonesia, sejalan dengan penugasan Pemerintah kepada Barata sebagai koordinator dalam program lokal konten pembangkit listrik.

Perlu diketahui, selama hampir 30 tahun, Pabrik Siemens Power dan Gas-Turbine Components di Cilegon, Banten telah memproduksi komponen untuk turbin uap dan gas serta peralatan tambahan untuk pembangkit listrik.

Dengan lebih dari 460 karyawan, Pabrik Siemens Power dan Gas-Turbine Components di Cilegon telah mengekspor produk-produknya ke banyak proyek pembangkit listrik Siemens yang tersebar di seluruh dunia.

Sementara ini, target pendapatan hingga akhir tahun ini sebesar Rp2,5 triliun. Pada Semester I/2018, kurang lebih Rp1 triliun.

"Kontribusi dari pembangkit listrik paling besar, sekiar 40 persen. Kemudian ada gula, oil and gas, dan lainnya komponen-komponen bermacam-macam," ujar Silmy di Kantor BUMN Jakarta pada Kamis (2/8/2018).

Sedangkan, utilisasi pabrik saat ini 70 persen, diharapkan pada tahun depan utilisasi menjadi 100 persen. "Tahun ini kan cuma ada sisa, kan transisi," ujar Silmy.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa akuisisi pabrik Siemens ini 100 persen didanai melalui dana internal korporasi. Namun, ia enggan menyebutkannya.

"Nilainya (akuisisi) masih rahasia, tapi value asetnya itu di atas 15 juta euro. Valuasi ya, total 20 juta euro," ujar Silmy.

Pengambilalihan aset dan tenaga kerja Siemens akan meningkatkan kegiatan operasi PT Barata Indonesia dan akan lebih meningkatkan akses market baik lokal dan internasional dengan komponen Siemens sebagai base load, terutama dalam bisnis pembangkit tenaga listrik.

"Komponen pembangkit listrik, kita harus mandiri, masak beli dari luar terus, dengan kami memiliki pabrik Siemens ini kami tidak hanya bisa ekspor, tapi juga digunakan dalam negeri," ujar Silmy.

Kapasitas produksi dari pabrik Siemens Power dan Gas-Turbine Components yang berada di Cilegon, Banten, disebutkan Silmy ada 500 ribu jam per tahun.

"Kalau dibagi komponen kan macem-macem, tapi kami menghitungnya berdasarkan jam kerja dari pada komponen yang dihasilkan. Bisa ratusan komponen. Kapasitas produksi pembangkitnya pernah mencapai 1.000 mega watt di masa lalu, artinya enggak terbatas," ujar Silmy.

Silmy memperkirakan dengan akuisisi ini maka dapat meningkatkan produksi komponen pembangkit listrik, seperti turbin, rumah turbin, dan sebagainya. Sehingga, dapat berperan untuk memberikan Tingkat Komponen Dalam Negeri(TKDN) kepada BUMN, seperti PLN, yang digaungkan Presiden Joko Widodo.

"Strategic dengan akuisisi ini memberikan confident kepada user, PLN, kalau Barata disupport multinasional company yang mumpuni di bidang pembangkit, untuk menuju suatu produksi yang berbasis teknologi tinggi bukan lagi sebagai pengguna semata," ujar Silmy.

Baca juga artikel terkait AKUISISI PERUSAHAAN atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo