Menuju konten utama

Bappenas Sebut 99 Persen Perusahaan Manufaktur RI Skala Mikro

Menteri PPN/Bappenas menyebutkan, sekitar 99 persen dari perusahaan manufaktur di Indonesia berukuran mikro atau kecil.

Bappenas Sebut 99 Persen Perusahaan Manufaktur RI Skala Mikro
Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Menteri PPN/Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, sekitar 99 persen dari perusahaan manufaktur di Indonesia berukuran mikro atau kecil.

Ia menjelaskan, kondisi ini tercermin dari sektor manufaktur Indonesia yang saat ini belum terdiversifikasi dan masih mengekspor produk dengan variasi yang relatif sedikit. Ekspor utama Indonesia saat ini juga masih didominasi oleh komoditas mentah dan barang manufaktur sederhana.

"Hal ini sangat berbeda dengan jenis produk ekspor dari negara maju, di mana produknya relatif lebih kompleks dan bernilai lebih tinggi, seperti mesin, bahan kimia, ataupun elektronik," jelas Bambang dalam acara Peluncuran Buku 'Kebijakan untuk Mendukung Pembangunan Sektor Manufaktur di Indonesia 2020-2024' yang merupakan hasil studi bersama Asian Development Bank (ADB) dan Kementerian PPN/Bappenas, di Ruang Rapat Djunaidi Hadisumarto 1-5, Kementerian PPN/Bappenas, Menteng Jakarta Pusat Jumat (8/2/2019).

Ia menjelaskan, meskipun sebagian besar perusahaan Indonesia sudah terhubung dengan rantai nilai global, sebagian besar eksportir tersebut merupakan pemasok bahan mentah untuk industri di negara lain.

"Proporsi tenaga kerja yang bekerja di sektor manufaktur Indonesia masih Iebih rendah dibandingkan dengan negara Asia yang berpendapatan tinggi pada puluhan tahun lalu," kata dia

Bambang menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tinggi diperlukan Indonesia agar dapat menjadi negara maju dalam waktu yang tidak terlalu lama. Indonesia juga memerlukan diversifikasi ekonomi dan pertumbuhan sektor manufaktur yang Iebih cepat.

"Dalam waktu lima belas tahun ke depan, Indonesia bertekad menjadi negara berpendapatan tinggi. Namun, hasil studi ADB-Bappenas menunjukkan struktur perekonomian yang masih berbasis komoditas serta manufaktur dan jasa berteknologi rendah," jelas dia.

Kondisi ini, kata Bambang, akan menyulitkan lndonesia untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Untuk itu, pemerintah perlu mendorong industrialisasi agar pertumbuhan Indonesia lebih tinggi dalam jangka menengah dan panjang.

Dari buku ini, Bappenas menulis soal hasil studi yang menganalisis prospek pertumbuhan Indonesia selama 2020-2024. Khususnya bagaimana ekonomi Indonesia dapat tumbuh di kisaran tujuh persen.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan dalam buku yang dibuat Bappenas dibahas pentingnya upaya diversifikasi dan meningkatkan sektor manufaktur.

Termasuk agar pemerintah dapat mendorong kebijakan industri yang Iebih modern, serta peranan penting dari kebijakan fiskal dan moneter dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Iebih tinggi.

"Selain itu, penting juga meningkatkan produktivitas, mendukung diversifikasi produk, menciptakan keterkaitan nilai tambah yang lebih kuat antara perusahaan besar dengan UKM, dan juga perusahaan domestik dengan pasar internasional," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI MANUFAKTUR atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno