Menuju konten utama

Bapanas Siapkan Stok Beras 500.000 Ton Hadapi Musim El Nino

Bapanas menyiapkan beras sebanyak 500.000 ton hingga akhir Mei. Hal ini dilakukan menjaga ketersediaan beras saat Indonesia memasuki musim el nino.

Bapanas Siapkan Stok Beras 500.000 Ton Hadapi Musim El Nino
Pekerja menata beras dalam karung di gudang penyimpanan Kantor Wilayah Perum Bulog Aceh, di kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (16/5/2023). ANTARA FOTO/Ampelsa/nym.

tirto.id - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyiapkan beras sebanyak 500.000 ton hingga akhir Mei nanti. Hal ini dilakukan menjaga ketersediaan beras saat Indonesia memasuki musim el nino.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo menuturkan, penyiapan beras tersebut nantinya berasal dari produksi atau penyerapan beras dalam negeri. Produksi dalam negeri ini menurutnya menjadi prioritas Bapanas untuk menambah stok beras.

“Tetap Produksi dalam negeri menjadi prioritas. Saat harga Pangan Dunia naik, saatnya Indonesia meningkatkan produksi dalam negeri,” tutur Arief saat dihubungi Tirto, Jakarta, Senin (22/5/2023).

Kemudian mengenai pangan lainnya seperti sayur-sayuran jenis bawang hingga cabai, Arief mengatakan pangan tersebut nantinya akan terus ditingkatkan Cadangan Pangan Pemerintah nya (CPP).

“Kita tingkatkan CPP/Cadangan Pangan Pemerintah, Melalui ID FOOD dan Bulog,” ucapnya.

Untuk daging menurut Arief, akan dilakukan hal yang sama yaitu dengan ditingkatkan juga CPP nya dalam bentuk beku atau frozen condition.

“Insya Allah daging aman, Kita tingkatkan juga CPPnya Frozen Condition,” ujarnya.

Menyoal harga beras yang saat ini masih naik sebelum memasuki el nino, menurut Arief wajar sebab ia sengaja menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) maupun Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Beras memang kita naikkan jugakan Mas. Baik HPP/Harga Pembelian Pemerintah maupun HET/Harga Eceran Tertingginya. Supaya keuntungan wajar di tingkat Petani, Penggiling, Pedagang dan Konsumen,” jelasnya.

Dalam menaikkan harga beras tersebut, Arief menyebut kenaikan harga beras tersebut telah melalui beberapa pertimbangan dan beberapa variable cost.

“Ada beberapa variable cost yang perlu diakomodir seperti Kenaikan BBM, Pupuk, Sewa Lahan dan lain-lain,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas menuturkan, pada Agustus mendatang diperkirakan produksi padi akan mengalami penurunan hingga 5%. Sehingga, hal tersebut membuat harga beras di Indonesia mengalami kenaikan.

“Nanti sekitar bulan Agustus, baru akhir Agustus masuk El Nino atau musim kemarau berkepanjangan. Nah, iklim kemarau berkepanjangan ini berpengaruh terhadap apa? ya memang hampir semua tanaman akan terpengaruh terutama padi,” tutur Andreas saat dihubungi Tirto, Jakarta, Minggu (21/5/2023).

“Dan padi kan kebutuhan airnya sangat besar sehingga perkiraan saya produksi padi tahun ini akan menurun sekitar 5% lalu akan tetap berlanjut hingga ke tahun 2024 nanti, dan kemungkinan tahun 2024 juga produksi padi akan turun. Kemudian, harga beras kemungkinan naik itu ada,” tambahnya.

Andreas menambahkan, naiknya harga beras tersebut tidak hanya disebabkan El Nino saja, tetapi tergantung dari pemerintah bagaimana menjaga ketersediaan stoknya, dan juga bagaimana ketahanan stok beras tersebut di masyarakat.

Sebaliknya, jika stok beras pemerintah rendah tidak mampu melakukan intervensi, kemudian stok beras di masyarakat juga rendah, otomatis akan terjadi kenaikan harga yang relatif tinggi.

Baca juga artikel terkait ANTISIPASI EL NINO atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang