Menuju konten utama

Bapanas Pastikan Minyakita Tak Langka, Tersedia sebelum Ramadan

Bapanas memastikan minyak goreng berlabel Minyakita akan kembali berada di pasaran sebelum memasuki Ramadan.

Bapanas Pastikan Minyakita Tak Langka, Tersedia sebelum Ramadan
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. Antara/Mentari Dwi Gayati.

tirto.id -

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan minyak goreng berlabel Minyakita akan kembali berada di pasaran sebelum memasuki Ramadan.
Ia mengatakan, pemerintah sudah meminta produsen untuk menaikkan produksi minyak dari 300 ribu ton per bulan saat ini menjadi 450 ribu ton per bulan selama tiga bulan ke depan.
"Kita kalau melakukan sesuatu kan perlu waktu. Untuk memproses ini semua perlu waktu. Tapi kita pastikan sebelum awal puasa seharusnya sudah tersedia," ujar Arief di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/2/2023).
Pemerintah juga memastikan bahwa mereka meminta tidak ada penjualan daring. Aksi tersebut dilakukan pemerintah demi mengisi ketersediaan pasar.
"Ini prioritas agar semua terpenuhi dulu," kata Arief.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan sebelumnya melarang penjualan daring Minyakita karena berpotensi dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Hal itu disampaikan Zulhas begitu sapaan akrabnya saat meninjau harga bahan-bahan kebutuhan pokok di Pasar Krampung, Jalan Tambakrejo Surabaya, Senin (6/2/2023).
Zulhas mengklaim pelarangan tersebut sudah diputuskan setelah menggelar rapat bersama jajarannya untuk mengatasi kelangkaan Minyakita. Dari hasil rapat tersebut diputuskan dua hal. Pertama, Minyakita tidak boleh dijual secara daring.
"Hasil rapat minggu lalu dan juga tadi memutuskan dua hal. Pertama, jualan daring tidak boleh lagi. Diutamakan penjualannya ke pasar-pasar rakyat. Belinya harus pakai KTP seperti dulu lagi agar tidak ada yang memborong untuk menjualnya lagi dengan harga lebih tinggi," kata Zulhas dikutip dari Antara, Senin (6/2/2023).
Kedua, jatah atau pasokan Minyakita ditambah. Kemudian dia juga menargetkan dalam waktu dua pekan mendatang peredaran Minyakita sudah stabil di pasaran.
"Kalau dulu jatahnya 300 ribu ton satu bulan. Sekarang naik jadi 450 ribu ton satu bulan. Mudah-mudahan Minyakita paling lambat seminggu mendatang beredar lagi memenuhi pasar-pasar rakyat," kata mantan Menteri Kehutanan itu.

Penyaluran Beras Tanpa Pengawasan Satgas Pangan Tidak Ada Guna

Arief Prasetyo juga meminta kepada Satgas Pangan untuk mengawasi distribusi stok beras Bulog. Menurut Arief, aksi operasi pasar Bulog menjadi tidak berguna jika tidak ada pengawasan kuat.

Usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/2/2023), Arief mengaku bahwa pemerintah telah melakukan operasi pasar secara masif untuk menjaga harga beras. Ia mengatakan, 320 ribu ton beras stok Bulog mulai didistribusikan serta angka stok beras induk Cipinang naik menjadi 14 ribu dari 12,9 ribu.
"Ini terus nih digelontorkan sambil kita minta satgas pangan untuk melakukan pengawasan karena kalo di harga eceran tertingginya 9.450 tetapi enggak dijagain 9.450 enggak ada gunanya," kata Arief, Senin.
Arief mengatakan, pemerintah terus mendorong distribusi beras hingga Indonesia memasuki masa panen. Berdasarkan data yang diterima Arief, Kementerian Pertanian akan menggelar panen dalam 1-3 bulan ke depan.
Ia pun menjelaskan, panen beras baru bisa dikatakan panen raya jika memenuhi batas 2,5 juta ton per bulan.
"Walaupun panen raya ini jatuhnya akan di akhir Februari, Maret, April. Panen raya yang dimaksud adalah apabila kebutuhan kita 1 bulan itu 2,5 juta ton, produksinya itu 1 bulan di atas 2,5 juta ton itu baru kita bisa sampaikan ke panen raya," kata Arief.

Baca juga artikel terkait MINYAKITA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri