Menuju konten utama

Bapanas Cabut Kebijakan Fleksibilitas Harga Gabah

Badan Pagan Nasional resmi mencabut kebijakan fleksibilitas harga pembelian gabah dan beras dan meminta Bulog beli gabah dengan harga pasar.

Bapanas Cabut Kebijakan Fleksibilitas Harga Gabah
Anggota Kelompok Tani Lare Terbis merontokkan padi menggunakan mesin di Desa Cibitung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (22/12/2021). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.

tirto.id - Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA), Rachmi Widiriani menuturkan kebijakan fleksibilitas harga pembelian gabah dan beras dilakukan pemerintah resmi dicabut. Aturan itu berlaku mulai 17 Oktober 2022.

"Jadi sudah tidak berlaku. Kemarin fleksibilitas diberlakukan 5 Oktober 2022. Kemudian kemarin sudah tidak berlaku di 17 Oktober. Kira-kira ada waktu dua minggu untuk fleksibilitas," kata dia dalam webinar 'Harga Beras Naik Apa Solusinya?', di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Dia menjelaskan keputusan tersebut dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya ingin memberikan kesempatan para petani produsen gabah saat ini sedang menikmati kualitas yang bagus dengan harga pasar. Karena itu, Bapanas/NFA berharap Perum Bulog bisa membeli produksi petani sesuai dengan kualitas harga dihasilkan oleh petani.

"Akan ada beberapa kualitas baik maupun beras dihasilkan petani kalau bagus mereka juga berhak untuk mendapatkan harga yang bagus sehingga komersial bisa masuk untuk pengadaan di musim gaduh seperti ini," ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Ali Usman menyoroti kenaikan terjadi terhadap harga beras. Dia menduga kenaikan tersebut salah satunya karena pemerintah membuat kebijakan terkait fleksibilitas terhadap harga beras. Secara psikologis kebijakan ini jadi salah satu faktor membuat petani menaikan harga gabah.

"Fleksibilitas harga ini kita tidak tahu kapan dicabut oleh pemerintah," ujarnya.

Baca juga artikel terkait BAPANAS atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin