Menuju konten utama

Bapanas Akui Sengaja Naikkan HPP dan HET Beras

Arief Prasetyo, mengakui Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras sengaja dinaikkan untuk mendapat keseimbangan baru.

Bapanas Akui Sengaja Naikkan HPP dan HET Beras
Pekerja mengangkut beras impor Vietnam di Gudang Bulog Argapura, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, Jumat (24/3/2023).ANTARA FOTO/Sakti Karuru/hp.

tirto.id - Beras pada beberapa waktu yang lalu sempat mengalami kenaikan harga terutama untuk jenis kualitas bawah. Kenaikan tersebut mendapat keluhan dari masyarakat.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo, mengakui Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras sengaja dinaikkan untuk mendapat keseimbangan baru.

“Beras memang kita naikkan HPP dan HET nya untuk mendapatkan kesetimbangan barunya,” tutur Arief saat dihubungi Tirto, Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Arief melanjutkan, meski beras mengalami kenaikan, ketersediaan beras cukup memadai.

Secara paralel pemerintah juga akan terus melakukan pemberian Bantuan Pangan Beras kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Lalu, pemerintah juga menjalankan SPHP atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.

Ketika ditanya mengenai kapan Indonesia akan melakukan impor, Arief menegaskan, saat ini masih fokus menaikkan produksi atau penyerapan beras dalam negeri.

Produksi dalam negeri juga dilakukan agar penyerapan padi di Indonesia dapat dilakukan dengan maksimal dan juga memberikan keuntungan bagi para petani.

“Kita tingkatkan bersama Produksi dalam negeri. Impor itu pilihan terakhir saat diperlukan, bukan pilihan utama,” ucapnya.

Sementara itu, Harga beras mulai merangkak naik khususnya jenis kualitas bawah II mencapai Rp12.050 per kilogram. Hal itu terpantau terpantau berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), Rabu (17/5/2023).

Sebelumnya harga beras tersebut dibanderol Rp12.000 per kg. Kemudian, harga telur ayam masih dibanderol Rp31.150 per kilogram di pasaran.

Sementara itu, beras kualitas medium I saat ini mulai mengalami penurunan harga. Rerata harganya mencapai Rp13.400 per kg. Padahal, sebelumnya harga beras dibanderol Rp13.500 per kg.

Beras kualitas super I juga kompak mengalami penurunan harga. Rerata harganya mencapai Rp14.650 per kg. Padahal, sebelumnya harga beras tersebut menyentuh Rp14.800 per kg.

Sebelumnya, Perum Bulog memastikan akan menjaga harga beras tetap stabil pasca Lebaran 2023. Hal itu seiring dengan perusahaan yang telah mendapatkan tambahan stok dari hasil panen petani dalam negeri dan tambahan stok cadangan beras pemerintah (CBP).

“Bulog menjamin kebutuhan beras yang tersimpan saat ini di gudang-gudang kami di seluruh Indonesia selalu tersedia di masyarakat dan kami akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersediaan dan stabilisasi harga pangan tersebut,” kata Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (5/5/2023).

Dia merinci saat ini stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog kurang lebih 350 ribu ton. Tidak hanya itu, Iqbal mengklaim masih ada stok tambahan dari masa panen.

Lebih lanjut, dia mengklaim kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras melalui Perum Bulog semakin memperkuat stock Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Iqbal memastikan hal itu dapat berdampak menjaga stabilisasi harga beras. Dengan adanya impor beras dan pasokan CBP terpenuhi, maka berapa pun permintaan pasar bisa dipenuhi sehingga harga beras di pasaran akan terkendali.

Baca juga artikel terkait HARGA BERAS MAHAL atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang