Menuju konten utama

Banyak Orang Ikut Tes CPNS, Berapa sih Gajinya?

Gaji besar, jam kerja tetap, dan dapat uang pensiun, adalah alasan orang memburu profesi PNS alias ASN.

Banyak Orang Ikut Tes CPNS, Berapa sih Gajinya?
Sejumlah Aparatur Sipil Negara menghadiri upacara peringatan hari ulang tahun provinsi di halaman Kantor Gubernur Sulawesi Tengah di Palu, Jumat (13/4/2018). ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

tirto.id - Sejak dulu, jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dinilai bergengsi bagi sebagian orang. Bahkan, saking diminati, ada yang menanggalkan akal sehat saat melamar profesi ini. Beragam cara dilakukan, mulai dari membawa jimat, hingga tergoda membayar nominal tertentu terhadap pihak yang diyakini dapat memuluskan jalannya.

Dalam tingkat ekstrem, ada pula yang depresi hingga bunuh diri karena gagal lolos seleksi. Tahun lalu, seperti direkam Tempo, seleksi Calon PNS (CPNS) memakan satu orang korban jiwa. DKM (31 tahun) merasa frustrasi lantaran telah gagal tes CPNS berkali-kali.

Tahun ini, menurut catatan Badan Kepegawaian Negara (BKN) (PDF), adalah tahun dengan pelamar CPNS terbanyak dalam sejarah. Total, ada 4.436.694 pelamar.

Ada beberapa alasan yang memotivasi orang melamar jadi PNS, salah satunya karena profesi ini dianggap "enak". Punya gaji besar dan tetap, sementara jika pensiun nanti, masih mendapat tunjangan setiap bulan. Dari tingkat kesulitan, kerja PNS dianggap mudah dan bersifat administratif. Faktor lain yang memikat sebagian orang untuk melamar adalah perjalanan dinas atau penempatan yang bisa disambi jalan-jalan keliling Indonesia.

“Bisa sampai pulau-pulau terluar jadi sekalian mengenal kultur dan kondisi daerah lain,” kata Tri Hardi Putra, seorang PNS di Direktorat Logistik Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Perikanan (PDSPKP).

Mantan wartawan Republika ini lolos tes CPNS pada 2014 lalu setelah tahun sebelumnya mencoba tes di Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Keuangan. Pada 2013, tes CPNS masih memungkinkan pelamar untuk memilih formasi di beberapa kementerian.

Pengalaman "menjelajah Nusantara" inilah yang tidak ia temukan selama jadi wartawan. Putra kala itu hanya bertugas meliput berita-berita di kisaran Jabodetabek, paling jauh ke Kota Malang, Jawa Timur saat meliput pertandingan Arema.

“Lihat kakak pertama yang PNS pergi dinas terus, di situ saya mulai iri,” ujarnya setengah berkelakar.

Kebetulan, di tahun yang sama ketika Putra lolos tes CPNS, ia tengah berencana menikah dengan teman sekantor. Lantaran peraturan saat itu melarang adanya pernikahan satu perusahaan, Putra akhirnya makin yakin mengambil kesempatan untuk mengabdikan diri kepada negara.

Gaji PNS Versus Karyawan Swasta

Saat ini Putra masuk sebagai PNS golongan III A, gaji pokok yang ia terima tiap bulan mencapai Rp2,8 juta. Jumlah tersebut belum termasuk tunjangan jabatan sekitar Rp3,9 juta dan uang makan Rp30 ribu per hari. Total per bulan, Putra bisa mendapat bayaran senilai Rp7,3 juta, masih jauh lebih tinggi dari gaji wartawan yang saat itu ia terima.

Laman resmi Badan Kepegawaian Negara (BKN) merinci besaran gaji dan tunjangan yang diperoleh PNS secara umum. Untuk pangkat Jabatan Administrasi (JA) tingkat 1-16 berkisar antara Rp2,5 juta hingga 7,25 juta. Lalu Jabatan Fungsional (JF) tingkat 4-20 sekitar Rp3,56 juta hingga 8,94 juta. Sementara Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) tingkat 16-27 berada di rentang Rp8,5 juta sampai Rp11,9 juta.

Nominal tersebut belum termasuk ragam tunjangan. BKN hanya merinci besaran tunjangan kinerja yang dihitung sebesar 5 persen dari gaji. PNS dengan kontrak kinerja jabatan yang sama bisa mendapat tunjangan kinerja berbeda, bergantung pada capaian kinerja.

Bagi PNS yang bekerja di tempat terpencil atau wilayah dengan biaya hidup tinggi, ada pula tunjangan kemahalan. Ia dihitung berdasarkan kolom indeks gaji dan tunjangan kinerja dikalikan dengan indeks harga yang berlaku di daerah masing-masing PNS bekerja.

Skema penggajian itu pula yang membikin Ifatul Umai, 27 tahun, tertarik. Pria yang biasa dipanggil Fatul ini kini bekerja sebagai pengolah informasi di salah satu organisasi yang bergerak di bidang nutrisi dan gizi.

Selama ini, Fatul telah mencoba tiga kali melamar CPNS, tapi keberuntungan belum menghampirinya. Pada 2014, ia gagal di pemberkasan, akhir tahun lalu, nilainya lolos standar TKD namun gugur di peringkat, sementara tahun ini ia hanya lulus di seleksi administrasi.

“Selain mau menyenangkan orangtua, jadi PNS itu kerjanya ringan tapi gaji tetap,” ujar Fatul sambil menebak kisaran gaji PNS yang menurutnya bisa mencapai Rp10-15 juta, sementara ia diupah sebesar Rp5,5 juta per bulan.

Infografik PNS

Lain cerita dengan Ririn (26) yang menjabat sebagai Technical Account Manager di sebuah perusahaan teknologi informasi. Ia sempat terpikir untuk melamar PNS lantaran didesak ibu, kakak, serta mertuanya yang berprofesi sebagai PNS.

Padahal, saat ini, gajinya telah mencapai Rp10 juta per bulan. Itu belum ditambah tunjangan dan berbagai bonus apabila proyek yang ia kerjakan memenuhi target. Baginya, jumlah tersebut sudah lebih besar dengan gaji seorang PNS.

“Katanya kalau PNS ada uang pensiun. Swasta kan juga sebenarnya ada, cuma dibayar sekali doang,” kata Ririn yang mengaku sempat kesal karena terus-terusan dipaksa melamar CPNS.

Satu hal lain yang sempat membuatnya tergiur melepas profesinya yang sekarang: ritme kerja. Profesi Ririn menuntutnya siap 24 jam menghadapi klien, mencapai target perusahaan, dan harus terus berinovasi mengikuti perkembangan teknologi. Sementara, menurutnya, PNS memiliki tekanan kerja lebih rendah dan lebih banyak bersifat administratif.

“Kalau [hanya soal] sejahtera, jauhlah ya. Dari kesehatan, misalnya, kita [karyawan swasta] pakai asuransi dan BPJS, sementara PNS cuma BPJS.”

Baca juga artikel terkait PNS atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani