Menuju konten utama

Bantuan Korban Banjir Garut Tak Merata

Bantuan yang akan diberikan untuk para korban banjir bandang Garut mulai melimpah, bahkan hingga terjadi penumpukan. Di tengah meluapnya bantuan, para korban anak-anak sekolah kurang mendapat perhatian berupa sumbangan untuk keperluan sekolah.

Bantuan Korban Banjir Garut Tak Merata
Sejumlah anak korban banjir bandang sungai Cimanuk bermain di atas baju yang sumbangan di Cimacan Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (23/9). Berbagai bantuan berupa makanan, pakaian dan kebutuhan untuk anak terus disalurkan ke posko darurat. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - Pascabencana banjir bandang di Garut, bantuan untuk para korban terus berdatangan. Namun, bantuan berupa pangan dan sandang bagi korban banjir di Kabupaten Garut, Jawa Barat, ini jumlahnya mulai melimpah. Akibatnya, terjadi penumpukan di lokasi pengungsian.

"Bantuan ini menumpuk, pakaian bekas di semua tempat (posko) itu menumpuk," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Minggu (25/9/2016).

Guna mengatasi penumpukan, Rudy mengimbau agar pihak dermawan menyalurkan bantuannya langsung ke posko utama bencana di Markas Kodim Garut. Ia menegaskan posko utama bekerja secara terorganisasi sehingga pembagiannya akan merata dan tepat sasaran sesuai kebutuhan.

"Posko-posko itu kami tidak tahu, kalau di sini [markas Kodim] kami terorganisir," katanya.

Penumpukan bantuan bagi korban banjir juga sudah terjadi di daerah Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul. Hal ini ditegaskan Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Garut, Letkol Arm Setyo Hani. Menurutnya, bantuan dari para dermawan banyak yang langsung menyalurkannya ke lokasi banjir di Kampung Cimacan.

"Seperti daerah sana [Cimacan] semua rata-rata [bantuan] ke sana, kalau menumpuk di sana nanti kesannya, kok bantuan ke sana semua," katanya.

Mengantisipasi tak meratanya bantuan, Setyo mengatakan bantuan logistik maupun pakaian yang sudah menumpuk di Markas Kodim 0611 Garut akan disalurkan dengan baik. "Kami juga tidak ingin bantuan itu menumpuk di posko, akan disalurkan dengan baik," katanya.

Ia berharap para donatur atau dermawan yang ingin menyalurkan bantuannya disarankan di luar pakaian atau logistik. Menurut dia bahan-bahan yang dibutuhkan posko yaitu masker, sarung tangan, sepatu boot, skop cangkul, dan alat mengangkut sampah atau gerobak dorong.

Posko, lanjut dia, mempersilahkan para donatur atau dermawan untuk memberikan bantuannya berupa uang melalui rekening bank khusus bantuan korban bencana banjir Garut. "Sehingga bagi rekan-rekan sahabat yang memberikan bantuan sesuai kebutuhan," katanya.

Anak Sekolah Minim Bantuan

Sementara itu, bencana banjir bandang di Kabupaten Garut turut berdampak pula pada sebanyak 2.200 anak SD, SMP, SMA, dan sederajat. Para korban anak sekolah tersebut membutuhkan bantuan seragam dan peralatan sekolah.

"Ada sekitar 2.200 anak yang menjadi korban terkena dampak banjir, mereka membutuhkan perlengkapan sekolah," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong di Garut, Minggu, sebagaiman dilansir dari Antara.

Sejak kejadian banjir, kata dia, kegiatan belajar mengajar tidak optimal karena banyak siswa yang seragam dan perlengkapan belajarnya hanyut terbawa arus banjir. "Anak-anak tidak mempunyai perlengkapan sekolah karena hanyut dan terendam air," ucapnya.

Ia mengatakan para anak didik itu membutuhkan bantuan berupa seragam sekolah, buku, tas, sepatu dan peralatan tulis untuk tingkat Paud, SD, SMP, dan SMA. "Mereka anak-anak sekolah korban banjir membutuhkan itu agar mereka bisa sekolah," katanya.

Selain itu, sekolah yang terkena dampak banjir menyebabkan kursi, meja, lemari dan papan tulis, termasuk buku-buku di kelas maupun kantor rusak dan kotor. Bahkan, lanjut dia, ada delapan sekolah yang peralatan lab komputer, perpustakaan dan peralatan belajar mengajarnya rusak.

"Ada yang perlengkapan sekolah rusak, bahkan pada hari pertama bencana sekolah diliburkan dulu," katanya.

Baca juga artikel terkait BANJIR GARUT atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari