Menuju konten utama

Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen. Keputusan itu didasari alasan untuk mengendalikan CAD dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik.

Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara (kedua kanan), Deputi Gubernur Erwin Rijanto (kedua kiri), Sugeng (kiri), dan Rosmaya Hadi (kanan) bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI) pada 20-21 Februari 2019 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI 7 Days Repo Rate) tetap di level 6 persen. Sementara suku bunga deposit facility dipatok pada level 5,25 persen dan lending facility 6,75 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, keputusan itu konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal. Khususnya, lanjut Perry, mengendalikan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) dalam batas aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik.

"Dengan melihat perkembangan ekonomi global ekonomi nasional dan daerah. Rapat Dewan Gubernur BI pada 20-21 Februari 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7 days reverse repo rate 6 persen," kata Perry di kantor BI, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019).

Bank Sentral juga memperkirakan kondisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan terus membaik ke depannya. Perry berharap NPI bisa ditopang defisit transaksi berjalan yang terkendali dan aliran modal asing yang masih berlanjut.

Tantangan bagi Indonesia saat ini, kata Perry, adalah pertumbuhan ekonomi dunia yang cenderung melambat meski ketidakpastian pasar keuangan global mulai berkurang.

"Sejalan dengan itu, harga komoditas global juga cenderung menurun termasuk harga minyak dunia, sementara itu normalisasi kebijakan moneter di negara maju tidak seketat perkiraan," ujar dia.

Kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) pada 2019 juga diprediksi akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya dan pengurangan neraca bank sentral lebih kecil dari perkiraan semula.

"Ini jadi tantangan dorong ekspor, namun meningkatkan arus modal asing ke negara berkembang termasuk Indonesia," ujar Perry.

"BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk perkuat ketahanan sektor eksternal termasuk mengendalikan CAD ke 2,5 persen terhadap PDB pada 2019," dia menambahkan.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom