Menuju konten utama

Bank Indonesia Kantongi 173 Juta Dolar AS Devisa Hasil Ekspor

Bank Indonesia mencatat devisa ekspor 173 juta dolar AS itu berasal dari sembilan nasabah eksportir yang bergerak di sektor pertambangan dan perkebunan.

Bank Indonesia Kantongi 173 Juta Dolar AS Devisa Hasil Ekspor
Pelatihan Bank Indonesia di Yogyakarta. tirto.id/Dwi Aditya Putra

tirto.id -

Bank Indonesia (BI) mencatat realisasi devisa hasil ekspor atau DHE mencapai sebesar 173 juta dolar AS atau sekitar Rp2,65 triliun (kurs Rp15.374 per dolar AS). DHE ini terkumpul sejak instrumen operasi moneter Term Deposit Valuta Asing DHE diberlakukan pada 1 Maret 2023.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso mengatakan, devisa ekspor tersebut berasal dari sembilan nasabah eksportir yang bergerak di sektor pertambangan dan perkebunan. Devisa ekspor itu disetor ke BI melalui enam bank yang ditunjuk sebagai bank devisa.
"Ini perkembangan yang cukup baik. Dengan semakin selesainya masa konsolidasi, kita tentu lihat ke depan nilainya akan semakin meningkat," kata Denny saat acara pelatihan di Hotel Ambarukmo Yogyakarta, Sabtu (18/3/2023) sore.
Untuk saat ini, terdapat 20 bank yang ditunjuk Bank Indonesia sebagai bank devisa yang berhubungan langsung dengan para nasabah eksportir.

Denny berharap, kinerja ekspor nasional terus meningkat sehingga devisa ekspor yang dapat diparkirkan di dalam negeri juga ikut bertambah.

Dia mengklaim tingkat bunga yang ditawarkan kepada nasabah eksportir dinilai BI cukup kompetitif. Untuk penyetoran devisa ekspor di atas 10 juta dolar AS untuk tenor 1 bulan mendapatkan bunga 4,60 persen.
Sedangkan, penyetoran devisa sebesar 5 juta dolar AS hingga 10 juta dolar AS mendapat bunga 4,63 persen sedangkan nominal 1 juta dolar AS hingga di bawah 5 juta dolar AS sebesar 4,580 persen. Adapun tingkat bunga bakal lebih besar untuk tenor lebih lama yakni untuk periode tiga bulan dan enam bulan.
Denny menjelaskan peran BI dalam mengelola langsung DHE hanya bersifat sementara. Seiring berjalannya waktu, diharapkan sistem mekanisme pasar akan bekerja melalui bank-bank yang ditunjuk dan pengelolaan dapat lebih optimal.
Ke depan, bank sentral juga masih harus melakukan pengembangan instrumen-instrumen pasar valas dalam rangka menarik dana dari luar negeri.
"Ini tentu membutuhkan waktu, oleh sebab itu, kebijakan ini menjadi pioneer [perintis] dahulu untuk menarik dana-dana tersebut masuk ke Indonesia," pungkas Denny.

Baca juga artikel terkait DEVISA HASIL EKSPOR atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri