Menuju konten utama

Banjir di Sumbawa Disebabkan Lahan Tandus akibat Penebangan Liar

Banjir bandang juga disebabkan tingginya intensitas curah hujan di wilayah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Banjir di Sumbawa Disebabkan Lahan Tandus akibat Penebangan Liar
Dua warga melihat puing-puing rumah yang rusak akibat banjir bandang melanda tiga kecamatan di kabupaten sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Selasa (4/4/2023). FOTO/BPBD Sumbawa

tirto.id - Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumbawa, Muhammad Nurhidayat menyatakan banjir bandang di wilayahnya disebabkan lahan tandus akibat penebangan liar. Lahan tandus tersebut mengurangi cakupan dan intensitas penyerapan air tanah.

"Banyak lahan tandus akibat penebangan liar," ujar Nurhidayat dalam siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (5/4/2023).

Banjir bandang juga disebabkan tingginya intensitas curah hujan di wilayah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Di samping itu, infrastruktur pengaman tebing dan tanggul di wilayah daerah aliran sungai (DAS) juga tidak maksimal menahan peningkatan debit air.

“Tingginya sedimentasi di wilayah daerah aliran sungai wilayah terdampak,” sambung Nurhidayat.

Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Sumbawa melaporkan banjir bandang yang terjadi pada Selasa (4/4/2023) sore itu menghanyutkan belasan rumah penduduk.

BPBD Sumbawa mencatat sebanyak 829 jiwa dari 208 KK yang tinggal di 13 desa dan 5 kecamatan terdampak bencana hidrometeorologi tersebut. Selain itu, sebanyak 34 rumah terendam banjir.

Banjir bandang ini juga menghanyutkan satu pabrik penggilingan padi dan merusak 27 hektar lahan padi siap panen, serta merendam 99 hektar areal persawahan lainnya beserta tiga unit mobil.

Nurhidayat menuturkan rumah-rumah warga porak-poranda diterjang derasnya aliran air. Beberapa hewan ternak mati karena tak sempat diselamatkan oleh pemiliknya saat digembalakan di ladang.

BPBD Sumbawa memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian materiel masih dalam pendataan lebih lanjut.

Sementara itu, Nurhidayat menyebut Desa Lito yang berada di Kecamatan Moyo Hulu sebagai wilayah yang terdampak banjir bandang paling parah.

“Pemukiman warga berada di bantaran sungai. Berdampak pada 770 jiwa,” kata dia.

Wilayah Kabupaten Sumbawa dan sekitarnya diprediksi masih berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan sampai sedang hingga esok hari, Kamis (6/4/2023). Hal itu berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Kelas II Zainuddin Abdul Madjid.

BPBD Sumbawa mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca seperti angin kencang, banjir bandang, tanah longsor dan banjir.

Baca juga artikel terkait PENYEBAB BANJIR BANDANG atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan