Menuju konten utama

Banjir dan Longsor Melanda Sumatera Barat, BNPB: 2 Orang Tewas

Bencana banjir dan longsor yang terjadi di sebagian kawasan Sumatera Barat, pada tiga hari terakhir, mengakibatkan setidaknya dua korban tewas dan 1 orang masih hilang.

Banjir dan Longsor Melanda Sumatera Barat, BNPB: 2 Orang Tewas
(Ilustrasi) Alat berat membersihkan material banjir berupa kayu dan sampah yang tersangkut di jembatan rel kereta api pasca banjir, di kelurahan Alai Parak Kopi, Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (3/11/2018).ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi.

tirto.id - Bencana banjir dan longsor yang melanda sebagian kawasan Sumatera Barat dalam tiga hari terakhir mengakibatkan kerusakan fisik dan sejumlah korban jiwa. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan akibat banjir dan longsor di sebagian kawasan provinsi tersebut, pada tiga hari terakhir, setidaknya sudah dua korban dilaporkan tewas dan satu lainnya masih hilang.

Sutopo mencatat bencana longsor telah memakan korban jiwa di Desa Sintuak Nareh, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat. Di kawasan tersebut, longsor yang terjadi pada Pukul 05.53 WIB, Jumat pagi, menyebabkan seorang warga bernama Sawitri (23) meninggal dunia. Selain itu, dua warga lain mengalami luka-luka. Para korban itu merupakan satu keluarga.

“Longsoran lereng bukit menerjang rumah di bawahnya,” kata Sutopo soal penyebab korban tewas di keterangan tertulisnya pada Jumat (9/11/2018).

Dua hari lalu, Rabu (7/11/2018), banjir dan longsor juga terjadi di Desa Parik, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Menurut Sutopo, bencana ini mengakibatkan 1 korban atas nama Ahmad (10) meninggal dunia.

“100 KK [Keluarga] mengungsi ke jorong terdekat, 2 rumah hanyut, 1 mushola rusak dan 2 jembatan gantung rusak berat,” kata Sutopo tentang dampak banjir dan longsor di Desa Parik.

Satu korban juga dilaporkan masih hilang akibat banjir melanda Desa Sungai Pandahan, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Banjir ini mulai terjadi pada Rabu siang lalu.

“Hingga saat ini, korban belum ditemukan. Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian,” ujar dia.

Sutopo menjelaskan intensitas hujan yang tinggi di sebagian kawasan Pulau Sumatera pada pekan ini telah memicu banjir dan longsor di sebagian kawasan pada tiga provinsi: Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Lampung.

Dia menambahkan penanganan darurat telah dilakukan dengan melakukan evakuasi warga terdampak, membagikan bantuan, mendirikan dapur umum dan pos darurat di kawasan bencana.

“Meningkatnya curah hujan telah menyebabkan meningkatnya bencana hidrometeorologi. Meski belum semua wilayah Indonesia memasuki musim hujan, namun di Sumatera dan Jawa bagian barat telah terjadi peningkatan hujan selama satu minggu terakhir,” kata Sutopo.

Pada pekan ini, banjir memang tidak hanya melanda kawasan di Pulau Sumatera. Banjir yang terjadi pada 6 November lalu juga merendam wilayah tiga kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Bencana banjir dan longsor di kawasan itu, berdasar data BNPB, telah mengakibatkan lima korban tewas dan 1 orang hilang. Banjir di Tasikmalaya menerjang kawasan enam desa, yakni Ciandum, Bantar Kalong, Cipatujah, Cikupa, Ciawi dan Ciluya. Enam desa itu berada di wilayah Kecamatan Culamega, Karang Nunggal dan Cipatujah.

Baca juga artikel terkait BANJIR atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom