Menuju konten utama

Banjir Bandang Sentani, RS Bhayangkara Terima 38 Kantong Jenazah

Jenazah korban banjir bandang Sentani akan diidentifikasi dengan mengerahkan tim dari DVI Polda Papua.

Banjir Bandang Sentani, RS Bhayangkara Terima 38 Kantong Jenazah
Banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua. FOTO/BNBP/Sutopo Purwo Nugroho.

tirto.id - Rumah Sakit Bhayangkara menerima 38 kantong berisi jenazah korban banjir bandang yang melanda Distrik Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Papua akibat hujan deras yang terjadi sejak Sabtu (16/3/2019).

"Memang benar saat ini ada 38 kantong jenazah dari 38 korban jiwa yang sudah diterima Rumah Sakit Bhayangkara dan siap untuk dilakukan identifikasi," kata Kepala RS Bhayangkara AKBP dr. Herry kepada di Jayapura, Minggu (17/3/2019) pagi.

Ia mengatakan, jenazah para korban banjir itu nantinya akan diperiksa baik antemortem maupun postmortem dengan mengerahkan tim dari DVI Polda Papua.

Setelah selesai dilakukan pemeriksaan dan ciri cocok dengan yang dinyatakan keluarga maka jenazah akan diserahkan untuk dimakamkan, kata dr. Herry.

Kepala BPBD Kabupaten Jayapura Sumartono secara terpisah mengatakan jumlah korban meninggal dunia dalam musibah tersebut kini tercatat 42 orang. Jumlah korban diperkirakan masih bertambah karena masih terus dilakukan pencarian.

“Kemungkinan jumlah korban bertambah karena ada beberapa lokasi yang baru bisa didatangi akibat derasnya luapan air dengan membawa berbagai material seperti bebatuan dan batang kayu,” kata Sumartono.

Sembilan distrik di Kabupaten Jayapura terkena banjir bandang, yang terparah di sekitar kawasan Sentani dan Doyo.

Hingga Minggu (17/3/2019) pukul 08.30 WIB, tercatat dampak banjir bandang sebanyak 42 orang meninggal dunia, dan 21 orang luka-luka.

Kerusakan meliputi 9 rumah rusak terdampak banjir di BTN Doyo Baru, 1 mobil rusak atau hanyut, jembatan Doyo dan Kali Ular mengalami kerusakan, sekitar 150 rumah terendam di BTN Bintang Timur Sentani, kerusakan 1 pesawat jenis Twin Otter di Lapangan Terbang Adventis Doyo Sentani.

Dampak kerusakan masih akan bertambah karena pendataan masih dilakukan dan belum semua daerah terdampak dijangkau oleh Tim SAR gabungan.

Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI dan relawan melakukan penanganan darurat. Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban masih dilakukan di daerah terdampak.

Posko didirikan untuk memudahkan koordinasi. Sebagian bantuan disalurkan kepada masyarakat terdampak, demikian menurut Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Baca juga artikel terkait BANJIR BANDANG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Maya Saputri