Menuju konten utama

Bangun 61 Bendungan, Pemerintah Target Surplus Beras di 2045

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berharap dengan adanya bendungan produksi beras nasional bisa mencapai 40 juta ton pada tahun 2045.

Bangun 61 Bendungan, Pemerintah Target Surplus Beras di 2045
Pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melanjutkan penyelesaian pembangunan 61 bendungan hingga tahun 2024 untuk tambahan pasokan air irigasi lahan pertanian di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan adanya tambahan suplai air itu akan memenuhi ketahanan pangan nasional.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengklaim kehadiran bendungan di seluruh tanah air meningkatkan indeks pertanaman. Terlihat hasil produksi beras secara nasional juga meningkat, dalam tiga tahun terakhir, tanah air tidak melakukan impor beras lantaran surplus sekitar 3 juta ton.

"Kehadiran bendungan meningkatkan indeks pertanaman (IP) yang sekarang ini rata-rata nasional BPS sebesar 147 persen dengan air irigasi dari 231 bendungan. Dengan adanya tambahan 61 bendungan bisa kita naikkan IP menjadi 200 persen," katanya keterangan resmi, Senin (20/6/2022).

Dia optimistis dengan tambahan 29 bendungan yang sudah tuntas dan 32 lainnya yang masih dalam proyek pembangunan dapat meningkatkan indeks pertanaman menjadi 200 persen. Diharapkan produksi beras nasional bisa mencapai 40 juta ton pada tahun 2045 dan surplus beras hingga 10 juta ton.

Basuki menuturkan salah satu bendungan yang dibangun pada 2015-2020 adalah Bendungan Sindangheula berlokasi di Kabupaten Serang, Banten dengan biaya Rp458,9 miliar dan telah diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo pada 4 Maret 2021. Bendungan Sindangheula memiliki kapasitas tampung 9,3 juta m3 dengan manfaat irigasi 1.289 ha, air baku 800 liter/detik, dan potensi pembangkit listrik 0,4 MW.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanaman pangan, pemerintah melakukan dua strategi. Pertama, konversi padi ke beras. Kedua, indeks pertanaman.

"Meningkatkan indeks pertanaman dari 143 persen menjadi 200 persen dengan menyediakan tambahan pasokan air irigasi melalui pembangunan 61 bendungan dari 2015 hingga 2024. Hingga 2015, pelayanan air irigasi dari 231 bendungan mencapai 10,6 persen seluas 761 ribu ha. Dengan tambahan 61 bendungan pada 2024 maka layanan air irigasi dari 292 bendungan akan mencapai 19,3 persen dan 1,4 juta ha sawah irigasi," kata Endra.

Untuk meningkatkan indeks pertanaman atau IP, Endra menjelaskan pihaknya melakukan pekerjaan rehabilitasi 3,02 juta hektare jaringan irigasi dan pembangunan 1,01 juta hektare jaringan irigasi baru. Dia menuturkan untuk mengantisipasi krisis pangan global, pemerintah akan memfokuskan pada 7 komoditas pangan utama yaitu Beras, Jagung, Kedelai, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabai, dan Sorgum.

Sementara itu saat ini pemerintah sedang mengembangkan beberapa sentra produksi tanaman pangan melalui pengembangan food estate , yakni di Sumatera Utara, Humbang Hasundutan dengan target luasan 20.000 hektare dengan komoditas bawang merah dan bawang putih, dan Kalimantan Tengah, Kapuas dengan target luasan 29.000 hektare dengan komoditas utama padi dan jagung.

"Selain itu juga ada di Nusa Tenggara Timur (Sumba Tengah, Belu, Waingapu) dengan target luasan 10.000 ha dengan komoditas padi, jagung, dan sorgum khususnya di Waingapu), di Papua (Merauke dan Keerom/Jayapura) dengan target luasan 210.000 ha di Merauke untuk komoditas padi dan 3.000 ha di Kabupaten Keerom/Jayapura untuk komoditas jagung, dan di Sulawesi Tengah (Donggala) dengan target luasan 15.000 ha, untuk komoditas jagung dan kedelai," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PROYEK BENDUNGAN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin