Menuju konten utama

Bamsoet Curhat Tak Bisa Luncurkan Buku Barunya di Kantor DPP Golkar

Bamsoet menyebut pengurus DPP Partai Golkar saat ini sedang ketakutan karena kelompok pendukung dirinya terus mendesak rapat pleno.

Bamsoet Curhat Tak Bisa Luncurkan Buku Barunya di Kantor DPP Golkar
Politikus Golkar yang juga Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di kompleks parlemen di Senayan, Jakarta. ANTARA News/Dewa Wiguna

tirto.id - Ketua DPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyayangkan masih ada penjagaan di Kantor DPP Partai Golkar oleh sekelompok orang yang mengenakan seragam Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG).

Penjagaan ini menyebabkan Bamsoet yang juga menjabat Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar itu tak bisa meluncurkan bukunya berjudul 'Akal Sehat'.

"Ini sebetulnya saya berkeinginan kuat mengadakan diskusi di sana, di kantor kami sendiri, di Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tapi apa daya kantor dijaga ketat," kata Bamsoet yang akhirnya memilih meluncurkan bukunya di Posko Bamsoet, Jl HOS Cokroaminoto No 57, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019).

Politisi Golkar yang hadir dalam acara tersebut diantaranya Robert Kardinal, Darul Siska dan Yorrys Raweyai.

Bamsoet berkelakar bahwa pengurus DPP Partai Golkar saat ini sedang ketakutan karena kelompok pendukung dirinya terus mendesak rapat pleno.

"Ini gara-gara ada Bang Yorrys, kami harusnya hari ini diskusi ini diadakan di [kantor] DPP tapi begitu dengar nama Bang Yorrys beberapa pengurus di sana ketakutan, mulai dijaga ketat dan dikirimlah beberapa orang yang tidak kami kenal," tutur Bamsoet.

Bamsoet pun berharap, konflik di partai Golkar bisa segera berakhir.

"Mudah-mudahan badai cepat berlalu," pungkasnya.

Bambang Soesatyo merupakan satu-satunya penantang Ketua Umum Golkar saat ini, Airlangga Hartarto. Bamsoet mendesak agar DPP segera menggelar rapat pleno menentukan waktu Musyawarah Nasional (Munas). Pada forum inilah ketua umum baru dipilih.

Bamsoet ingin munas digelar sebelum pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Oktober nanti.

"Jadi Presiden dan koalisi partai tidak perlu deal dua kali untuk menyusun pilkada ke depan," katanya, menjelaskan kenapa idealnya munas sebelum pelantikan.

Baca juga artikel terkait MUNAS GOLKAR atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Gilang Ramadhan